Chapter 5. Hukuman Mati

2 0 0
                                    

Vynil dituntun menuju ruangan interogasi. Tatapan matanya kosong. Dia mencoba melihat ke kanan dan kiri. Dalam sekejap dia bisa mengenali dimana dia sedang berada sekarang. Ruangan eksekusi khusus bawah tanah milik Enigma. Tempat semacam ini hanya ada dua di seluruh daratan Enigma. Namun, yang satu ini "sangat khusus" sehingga hanya satu tempat eksekusi yang diketahui oleh masyarakat. Ruangan eksekusi khusus bawah tanah hanya akan digunakan untuk mengeksekusi penjahat, atau "orang yang dianggap sebagai penjahat".

Berkat kemampuan hacker-nya, dia bisa meretas data siapapun dan mengecek apapun yang hendak disembunyikan oleh siapapun juga. Termasuk bangunan ini. Yang lebih mengejutkan adalah bagian atas bangunan ini merupakan rumah rahasia Inspektur Jenderal Kementerian Hukum Enigma. Mengejutkan bahwa Inspektur Jenderal punya tempat eksekusi eksklusifnya.

Tangannya terikat borgol. Dua orang pria berpakaian bebas mendorongnya terus hingga membuatnya ingin terjerembab beberapa kali. Setelah semua yang terjadi dalam kurun waktu 24 jam terakhir, dia kehabisan energi hanya untuk sekedar memperlihatkan emosinya.

Sementara itu, di bagian atas rumah tersebut, empat orang sedang duduk dan menunggu komandan mereka menyambut mereka. Ada hal mendesak yang ingin mereka bicarakan.

Setelah melewati sebanyak yang bisa Vynil ingat—ruangan kaca dan meja kursi di dalamnya—akhirnya dia melihat ruangan dengan penghalang kaca. Saat dia menyipit ke dalam, kakinya seketika berhenti seolah menabrak dinding.

Dia membeku begitu lama hingga akhirnya tersenyum ganjil.

Dua petugas mendorongnya dan berseru untuk kesekian kalinya, menyuruhnya segera bergerak. Vynil yang kupingnya panas akhirnya melangkah.

"Menurutmu dia akan dihukum penjara berapa tahun?" tanya Flecar terbayang wanita yang mereka tangkap kemarin.

Flecar mengambil botol air yang tersedia di atas meja ruang tamu, meneguknya dengan kecepatan tak biasa.

Der ikut mengambil air mineral sambil tertawa kecil. "Penjara? Dia kemari bukan untuk itu. Dia akan dihukum mati."

"Kasihan," prihatin Moale.

Satu lagi lelaki yang tersisa, tak tertarik untuk menimpal dialog lagi. Orang yang membekuk Vynil kemarin. Lin. Dia hanya diam dan fokus dengan apa yang hendak ditanyakannya pada komandannya. Model rambutnya rapi, bagian depan rambutnya ditarik ke belakang, membuat auranya terkesan selalu serius.

Seolah baru melihat pemandangan aneh, Lin mendelik ke depan.

"Ada apa, Lin?" tanya Der.

Lin tak membalas Der, tapi melirik Flecar. "Perempuan itu."

Flecar meremuk botol plastik dan melompat berdiri. "Kau bicara tentang orang yang menyelundupkan diska ke sakumu kemarin?" Dia membuang botol ke tempat sampah. "Yah, isinya memang aneh."

"Ingatkan aku tentang apa yang kita bahas sebelum mendadak datang kesini." Der melipat tangan.

Moale menambahkan, "Ya, aku dan Der tidak tahu apa yang terjadi saat kalian berdua memutuskan tiba-tiba pergi ke rumah komandan tadi."

Lin menjelaskan, "Kemarin aku menemukan sesuatu di sakuku. Itu adalah diska lepas. Satu hal yang pasti, itu bukan milikku. Jadi, langsung kuberikan ke Flecar siapa tahu ada virus atau semacamnya."

Moale melebarkan pandangan ke arah Flecar. "Apa isinya?"

"Entahlah. Itu berisi rancangan undang-undang yang membahas tentang alasan dilakukannya sesuatu, siapa yang menjalankannya, dan bagaimana cara kerjanya." Flecar tidak terlihat yakin dengan jawabannya sendiri. Dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

Lotus GrateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang