Chapter 8. Perpecahan

6 0 0
                                    

Jahat dan baik itu hanya soal persepsi. Itu yang dikatakan Bos Besar ketika dia pertama kali bertemu dengan Vynil.

Vynil baru berumur sebelas tahun saat mendapatkan dogma federasi gelap. Lingkungan barunya selalu menanamkan bahwa berbuat jahat adalah hak tiap manusia, membuatnya tumbuh dengan pikiran yang sama. Selama sebelas tahun berikutnya lamanya.

Selama ini, dia bekerja di balik komputer. Hanya sesekali, dia ditugaskan untuk misi lapangan yang menuntut kegesitan. Itulah kenapa paling tidak Vynil tahu ilmu menyamar atau kabur.

Lalu, kemarin siang, semuanya berubah. Seluruh perasaan, kenangan, dan pedoman hidupnya, telah dipatahkan oleh pemandangan terburuk. Saat dimana orang yang paling dicintainya, alasannya untuk hidup, telah dibunuh di depan matanya sendiri. Vynil mulai sadar saat melihat dimana dia berada, siapa yang ada di sekitarnya, apa yang sedang dilakukannya, dan kenapa hal itu bisa terjadi. Dia menganggap dirinya gila, padahal bukan. Dia hanya sedang ditampar oleh fakta yang keras. Selama ini dia berada di sisi yang salah.

"Kembalilah. Kembalilah ke sisi yang baik."

Hutan itu sempurna gelap. Dedaunan tak terlihat sejelas saat matahari masih nampak di langit. Pepohonan pun tak ada warnanya selain hitam. Saat itulah Vynil merasa bisa melepas beban di dalam hatinya. Air matanya mengalir melalui dagu, menetes ke tanah. Dia tersadar apa yang dimaksud dengan "sisi yang baik".

Vynil telah memantapkan hatinya untuk tidak lanjut berjalan. Namun, tersisa sedikit keraguan di hatinya. Untuk apa dia berbuat baik sekarang?

Setelah mengumpulkan nyali, Vynil bertanya, "Untuk apa aku melakukannya sekarang? Bukankah ... sudah terlambat?"

Moale dari kejauhan yang tak bisa dipastikan oleh Vynil menjawab, "Kau pasti merasa bersalah. Semua yang kau sadari sebagai kesalahan pasti sedang menumpuk di pundakmu sekarang. Kami pun begitu."

Kalimat itu membuat Vynil berbalik, walaupun tak bisa melihat Lotus Grate dengan jelas.

Moale melanjutkan, "Untuk itu, mari bersatu dan mulai melakukan sesuatu untuk menebus dosa yang menggunung itu."

Keraguan itu musnah. Vynil sempurna berbalik untuk melihat Lotus Grate. Saat dia berniat untuk menyeret badannya kembali, cahaya lampu menyerang penglihatannya dengan tajam dari arah belakang. Vynil terpaksa menutup mata dan membukanya perlahan demi memastikan apa itu.

"Kau ikut?" tanya Moale yang tiba-tiba sudah ada di depan Vynil.

Tubuh besar Moale melindungi penglihatan Vynil dari sorot lampu mobil yang terang benderang. Dia merendah untuk menyejajari Vynil.

"Kami akan melindungimu, sebagai gantinya, bantu kami menyelesaikan kekacauan ini," janji Moale.

Vynil tertegun mendengar kata "melindungi" yang Moale tawarkan. Dia menggigit bibirnya untuk menahan tangis. Dia tak tahu bagaimana Moale bisa mengetahui bahwa dia sedang ketakutan akan seseorang.

Vynil mencoba untuk berdiri. Moale dengan sigap membantunya. Dia berinisiatif mengangkat Vynil seperti sebelumnya. Kini Lotus Grate dan Vynil berkumpul di mobil. Lin, Moale, dan Vynil duduk di belakang, sementara Der duduk di bagian depan. Tinggal menunggu Flecar yang biasanya akan menyetir.

"Flecar, kau menunggu apa?" tanya Der melihat Flecar berdiri tanpa suara di samping pintu.

"Aku tahu arah semua ini."

"Apa yang kau bicarakan?" Der menautkan alis.

"Aku juga mulai curiga siapa wanita itu." Flecar memandang Vynil dengan penuh kebencian.

Moale membuka pintu belakang demi menghampiri Flecar. "Kau kenapa?"

"Aku tidak mau terlibat," tegas Flecar.

Lotus GrateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang