Bab 6

1.8K 219 3
                                    

Warning : Adult roman 21+

Khaelia berdiri gemetara dengan tubuh telanjang di depan Carter yang mengamatinya penuh minat. Pertama kalinya terjadi dalam hidup, ia menelanjangi diri sendiri dan berdiri dengan berani di depan seorang laki-laki. Berap

a lama mereka saling mengenal? Hanya beberapa Minggu saja dan selama ini memang sering bersentuhan serta berciuman, tapi tidak pernah menyangka akan seperti ini. Melakukan sex tanpa cinta hanya demi kepuasan belaka. Khaelia menelan ludah dengan gugup, berusaha untuk tetap tenang. Tangannya mengayun lemah di sisi tubuh, sambil menggigit bibir bawah. Menunggu Carter melakukan sesuatu. Nyatanya laki-laki itu hanya diam dan membiarkan tubuhnya terpapar udara yang dingin.

Jemari Carter terulur ke arah dada, meremas lembut dan mencubit puting yang mengeras. Satu tangan turun ke pinggang yang ramping lalu area selangkangan dan membelai permukaannya dengan lembut.

"Khelia, bentuk tubuhmu idaman semua perempuan. Apa kamu tahu itu? Betapa banyak perempuan bersedia membayar untuk mendapatkan pinggul bulat dan besar seperti milikmu. Dada yang membusung dengan indah bahkan tanpa silikon. Kaki yang jenjang dan ramping serta kulit yang tidak terlalu putih tapi menarik. Khaelia, tubuhmu harusnya menjadi salah satu pajangan di klinik operasi plastik. Agar pasien yang datang bisa mencontoh betapa sempurnanya tubuhmu."

Carter mendekat satu langkah dan jemarinya yang meremas dada kini beralih ke wajah Khaelia. Satu telunjuknya masuk ke dalam mulut Khealia dan seakan mengerti tanpa diminta dihisap perlahan.

"Pintar sekali," desah Carter. "Mulutmu candu, Khaelia. Bukan hanya jari atau bibirku yang ingin kamu hisap, tapi bagian tubuhku yang lain. Matamu yang berbentuk seperti almond, sangat indah dan menakjubkan. Masih tidak percaya kalau mahluk secantik kamu sekarang ini adalah milikku. Ya begitu, hisap terus sampai kamu puas."

Khaelia menghisap ujung jari Carter dengan lembut sementar satu jemari lain dari laki-laki itu bermain di selangkangannya. Carter terus mendekat, Khaelia terdorong hingga ke dinding. Carter mencabut jemarinya dari mulut Khaelia dan kembali meremas dada. Kali ini menunduk untuk mengisap puting, mengecup perut, pinggang, dan paha, membuat Khelia tanpa sadar melenguh.

"Kenapa? Kamu suka?" tanya Carter.

Kheali mengangguk dengan wajah memanas. "Ya, Pak."

Carter mengulum senyum, menunjuk sofa panjang. "Berbaringlah di sana, angkat satu kakimu ke arah sandaran."

Menuruti perintah Carter, dengan sedikit gontai Khaelia berbaring di atas ranjang. Mengangkat satu kaki ke atas sandaran dan seketika udara dingin menerpa tubuhnya yang telanjang. Ia sedikit menggigil bukan karena dingin, tapi menunggu dengan cemas apa yang akan dilakukan Carter. Laki-laki itu belum beranjak dari tempatnya berdiri, matanya menyorot ke arah Khaelia dengan pemujaan dan lapar akan sex.

Kamar hotel tempat keduanya berada terhitung sangat luas. Pakaian berserakan di atas lantai dan tidak ada yang peduli untuk merapikan. Carter melewati bra serta celana dalam Khealia dalam perjalanan menuju sofa panjang. Berdiri di samping sofa dan tersenyum kecil.

"Indah dan cantik sekali."

Khaelia menahan napas, pandangannya tertuju pada Carter. Entah apa yang diharapkannya dari laki-laki yang sedang mengamatinya. Apakah ia akan disentuh? Di bagian mana sekarang? Dada atau selangkangan? Sepertinya kali ini Khaelia tidak lagi merasa takut dan keberatan kalau Carter menyentuhnya. Ia cukup menikmati cumbuan mereka dan merasa itu bukan hal buruk, terutama karena berpasangan dengan Carter.

"Kamu kedinginan?" tanya Carter.

"Sedikit," jawab Khaelia gugup.

"Sebentar lagi kamu akan merasa sangat hangat dan panas." Carter meraih tangan Khaelia yang berada di pinggir sofa dan meletakkan pada kejantanannya yang menegang. "Peganglah, karena ini akan sangat mengejutkan untukmu."

Midnight SecretaryWhere stories live. Discover now