Saat pintu dibuka terlihat awalnya seperti kamar biasa, di mana ada ranjang, sofa, serta meja dan kursi berikut lemari yang tinggi menjulang. Carter menekan sisi lemari dan ada sebuah pintu yang membuka.
"Ayo, masuk!" Ia mengajak Khaelia.
Dengan sedikit bingung Khaelia mengikuti langkah Carter, dibuat terkejut saat melihat apa yang ada di ruangan. Ranjang beralaskan hamparan bulu lembut, kursi goyang, dan satu lemari kaca berisikan benda-benda dengan bentuk yang aneh. Carter menghampiri lemari, membuka pintunya dan mengeluarkan satu cambuk pendek dengan ujung lancip.
"Kamu tahu ini apa?"
"Cambuk."
"Benar, kalau ini?"
Satu benda panjang dengan ujungnya menyerupai telapak tangan dijulurkan, Khaelia menatap bingung.
"Pemukul?"
"Ini?"
"Borgol?"
Beragam benda-benda ditunjukkan oleh Carter dan membuat pikiran Khaelia terbuka. Semua yang ada di ruangan ini berhubungan dengan sex, dari mulai ranjang, alat-alat serta cambuk. Ia tidak menyangka kalau Carter ternyata mempunyai ruangan khusus seperti ini. Dengan cahaya yang tidak terlalu terang tapi cukup menyinari ruangan, kesan yang ditampakan justru sensual dan hangat. Khaelia berdiri di depan lemari, mengamati satu per satu alat-alat di sana.
"Bagaimana cara kerja semua benda-benda itu, aku akan mengajarkan padamu secara perlahan Khaelia, yang kamu perlu lakukan hanya menurut."
Khaelia mencengkeram ujung roknya dan mengangguk dengan dada berdebar. "Iya, Tuan."
Jemari Carter mengusap bahu, lengan, serta leher Khaelia. "Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu."
Memang tidak akan menyakitkan seperti halnya dipukul atau ditikam, tetap saja Khaelia merasa takut. Pertama kalinya ia menjumpai benda-benda aneh dalam hidupnya. Berada di ruangan yang beraroma sex bersama laki-laki yang ternyata mempunyai fetis di luar kebiasaan manusia pada umumnya. Ia tidak tahu apakah dirinya yang kurang pergaulan atau sekarang semua orang seperti Carter dalam berhubungan badan.
Melihat dari kesiapan ruangan ini, Khaelia merasa kalau dirinya bukan yang pertama datang. Apakah kekasih sebelumnya juga menyukai hal-hal seperti ini? Apa yang ada di dalam pikiran Carter saat membawanya datang. Tidakkah terasa janggal dan aneh bersama dua perempuan berbeda? Tidak, bisa jadi bukan hanya dua tapi lebih. Khaelia tenggelam dalam pikirannya.
Carter memeluk dari belakang, menekan tubuh Khaelia ke dadanya dan mengusap lembut setiap tempat yang terjangkau oleh tangannya.
"Kamu pasti mengira kalau aku sudah pernah membawa perempuan lain kemari? Kamu salah, Khaelia. Karena kamu yang pertama."
Khaelia terbelalak, mendongak ke arah Carter. "Saya yang pertama, Tuan?"
Carter tersenyum dan mengangguk. "Benar, kamu yang pertama. Aku mengakui mempunyai semacam fetis atau keinginan sex sedikit di luar nalar, tapi tidak lantas semua perempuan aku tawari. Beberapa perempuan datang dan pergi tapi tidak satupun yang ingin aku ikat. Kamu pasti bertanya-tanya kenapa harus kamu? Sulit menjelaskan secara rinci tapi yang pasti aku menyukaimu dan merasa kita akan cocok bersama dalam sex. Bukankah benar kata-kataku?"
Khaelia merasa dirinya gila tapi penjelasan Carter bisa diterima otaknya dengan baik. Saat ini tanpa sadar ia tersenyum dan membiarkan Carter meremas dadanya.
"Khaelia, dalam hubungan kita seorang dominant juga membutuhkan submissive yang cocok dan punya cemistry. Dengan adanya hubungan baik, saling mengerti satu sama lain, kecocokan dalam bentuk apa pun itu maka perjanjian ini akan bisa dijalankan. Aku tidak sembarangan menawari perempuan yang aku kenal untuk menjadi budakku. Pernah mencium mereka, meniduri juga pernah, tapi hanya sebatas itu. Kamu adalah budakku yang pertama dan paling aku suka."
YOU ARE READING
Midnight Secretary
RomanceKisah Khealia yang menjalani tugas sebagai sekretaris billionare bernama Carter. Bekerja saat malam, menjadikan keduanya terjebak dalam hubungan liar dan memabukkan.