Carter tidak suka mendengar teguran sang kakak tentang Khaelia, tapi memilih untuk mengabaikannya. Sekarang ini ada banyak masalah yang harus dibicarakan, semua orang dari tim perencanaan, tim teknik, keuangan, dan pemasaran berkumpul bersama. Ada banyak hal dan rencana yang tersusun untuk menjadi topik rapat dan bertengkar tidak masuk dalam agenda. Mengedarkan pandangan ke sekeliling, Carter menghindari tatapan Carlo. Kakaknya boleh tidak puas dengan keputusannya membawa Khaelia tapi apa yang sudah semestinya terjadi tidak boleh diubah. Di sini adalah tempatnya, kantornya, dan semua hal utama menjadi tanggung jawabnya.
"Bisa kita mulai sekarang?" tanya Carter.
Pandangan semua orang kembali fokus para Carter setelah sebelumnya terpecah pada Khaelia. Bukan hal aneh sebenarnya karena kehadiran Khaelia yang baru pertama kali ke rapat. Selama ini orang-orang mengira kalau Carter kerja sendiri, lebih banyak ditemani Bosman dan tidak menyangka ada sekretaris baru, menariknya adalah seorang perempuan.
Carlo menggeleng, lalu mengangkat tangan dan menunjuk Khaelia. "Bagaimana aku tahu dia bisa dipercaya? Okelah, dia itu sekretarismu tapi baru berapa bulan bekerja denganmu dan langsung dibawa rapat? Carter, aku rasa keputusanmu sedikit di luar nalar!"
"Apanya yang di luar nalar?" sela Carter keras. "Aku menbawa serta sekretarisku dan kenapa semua orang apalagi kamu, menganggap itu hal aneh. Padahal sudah biasa seorang boss membawa anak buahnya, anggap saja Khaelia itu sama dengan Bosman. Aku nggak terima kritikan lagi. Kita mulai sekarang rapatnya karena aku harus kembali kerja."
Khaelia yang duduk di belakang Carter menunduk dengan tubuh tegang. Menatap laptop terbuka di depannya. Tidak menyangka kalau kehadirannya akan menimbulkan rasa tidak suka dan pertentangan dua saudara. Untungnya Kaspia yang juga hadir malam ini memilih untuk membuka rapat, dengan begitu perdebatan mengenai dirinya berakhir sudah.
Ia mencatat semua hal yang dirasa penting di laptopnya, berusaha mengetik secepat dan setenang mungkin. Mengamati bagaimana Carter terus berdebat dengan sang kakak, Carlo. Rupanya hubungan keduanya tidak cukup harmonis. Ia tidak tahu apakah semua keluarga dengan dua anak laki-laki tumbuh bersamaan sering ada masalah? Khaelia yang anak tunggal tidak mengerti dengan itu. Secara tidak sengaja ujung matanya bertemu dengan pandangan Carlo dan ia menunduk dengan cepat.
Carlo lebih tua beberapa tahun dari Carter. Dengan mata setajam elang, rahang persegi, serta bibir tipis yang nyaris tidak pernah tersenyum. Carter juga mempunya sikap dingin serta acuh tak acuh tapi sesekali ada senyum terkembang di bibirnya, berbeda dengan Carlo yang selalu serius. Khaelia mengingatkan dirinya untuk tidak menganalisa lebih lanjut. Bukan urusannya kalau sua bersaudara berdebat, ia di sini untuk bekerja.
"Sebenarnya, jam kerja Carter yang tengah malam begini sangat merugikan kami. Bagaimana tidak, kami harusnya istirahat tapi malah dituntut untuk rapat. Mana ada di perusahaan lain yang sikapnya seperti kamu, Carter!"
Celaan yang lagi-lagi datang dari sang kakak hanya ditanggapi sambil lalu oleh Carter. "Setahuku, setiap orang yang ada di ruangan ini pulang lebih awal untuk beristirahat. Begitu yang aku dengar dari sekretaris kalian yang mengatur jadwal. Lagipula, kalian sepakat untuk ikut rapat tanpa ada paksaan. Kenapa jadi ada protes?"
"Itu karena kami tidak merasa enak pada Papa!"
"Salah! Karena kalian tidak mau ketinggalan kabar dan keputusan baruku. Benar bukan?"
Orang-orang yang ada di ruangan sebagian besar adalah keluarga Solitare, tidak ada yang mengelak mendengar pernyataan Carter. Kaspia yang merupakan pimpinan tertinggi pun mengangguk. Bagaimana pun Carter adalah perencana ulung dan pembuatan keputusan yang bagus meskipun mempunyai jam kerja yang sedikit rumit.
"Semua yang kamu katakan benar, Carter. Tapi kakakmu juga tidak salah. Jam kerjamu memang menyulitkan kami. Bagaimana kalau malam ini rapat kita buat cepat? Papa sudah sangat lelah."
YOU ARE READING
Midnight Secretary
RomanceKisah Khealia yang menjalani tugas sebagai sekretaris billionare bernama Carter. Bekerja saat malam, menjadikan keduanya terjebak dalam hubungan liar dan memabukkan.