PROLOG

1.2K 106 4
                                    

Chaterina Vallencia, yang lebih dikenal dengan nama Erine, adalah gadis berusia 17 tahun yang selalu menarik perhatian orang di sekitarnya. Wajah cantiknya yang dihiasi kulit putih berseri dan kepribadian yang hangat membuat Erine menjadi pusat perhatian di sekolah. Selain penampilannya yang memukau, Erine juga dikenal sebagai gadis berbakat. Ia mahir dalam banyak hal: musik, seni, bahkan akademik, membuatnya menjadi murid yang dipuja banyak orang.

Erine tumbuh dalam keluarga yang penuh kasih, dikelilingi oleh teman-teman yang mendukung dan guru-guru yang menyayanginya. Selama ini, kehidupannya terasa sempurna, seperti berada dalam dongeng yang penuh dengan kebahagiaan. Namun, semua itu mulai berubah ketika dia bertemu dengan Oline Manuel, seorang gadis yang memiliki kehidupan yang kontras dengan dirinya.

Oline, dengan rambut berantakan dan sikap acuh tak acuhnya, adalah sosok yang sangat berbeda dari Erine. Wajahnya cantik, namun ada kesan keras dan dingin yang membuatnya terlihat sulit didekati. Kehidupan Oline jauh dari kata teratur; dia sering bolos sekolah, tampil dengan penampilan yang sembrono, dan terkenal sebagai pembangkang. Oline percaya bahwa uang bisa menyelesaikan segalanya, sebuah keyakinan yang membuatnya terjebak dalam pergaulan yang bebas dan berisiko.

Meskipun memiliki kepribadian yang bertolak belakang, Oline juga populer di sekolah, parasnya yang terlihat menawan dan kemampuannya dalam bermain basket. Dia adalah bintang di lapangan, membuat banyak orang, termasuk para guru, merasa terkesan. Namun, di balik wajah menawan dan kehebatannya di lapangan, Oline menyimpan banyak luka yang jarang orang lain ketahui.

Pertemuan antara Erine dan Oline di Sekolah Putri Harlan School adalah titik awal dari kisah yang akan mengubah kehidupan mereka berdua. Di tengah perbedaan yang mencolok, kedua gadis ini menemukan bahwa mereka memiliki lebih banyak kesamaan daripada yang terlihat di permukaan. Kisah cinta mereka yang tak terduga ini perlahan-lahan akan mengungkap sisi lain dari kehidupan, di mana pertemuan dua dunia yang berbeda bisa melahirkan kisah yang penuh dengan pelajaran hidup, pengorbanan, dan penemuan jati diri.

•••

Erine tak pernah menyangka bahwa kehidupannya yang selama ini tenang dan teratur akan terguncang oleh kehadiran seseorang seperti Oline. Pertemuan mereka pertama kali terjadi secara kebetulan di koridor sekolah. Erine, yang baru saja keluar dari ruang seni dengan buku sketsa di tangannya, tak sengaja menabrak Oline yang tengah berjalan sambil memainkan bola basket di tangannya. Bola itu terlepas dari genggaman Oline dan menggelinding ke ujung koridor.

"Lo gapunya mata ya?" ujar Oline dengan nada ketus, tanpa berusaha menyembunyikan ketidaksenangannya.

Erine yang kaget dan merasa bersalah segera meminta maaf. "sorry, gua ga sengaja kali"

Namun, sebelum Erine bisa menyelesaikan kalimatnya, Oline sudah berjalan pergi, meninggalkan Erine yang masih memegang buku sketsanya dengan tangan gemetar. Itu adalah pertemuan pertama mereka, yang tak meninggalkan kesan baik di hati Erine. Tapi pertemuan itu juga menjadi awal dari perubahan besar dalam hidupnya.

Hari-hari berlalu, dan Erine mulai memperhatikan Oline lebih sering. Setiap kali dia melihat Oline, gadis itu selalu tampak sendirian, meskipun dikelilingi oleh banyak orang. Ada sesuatu dalam tatapan mata Oline yang membuat Erine penasaran-seperti ada dunia lain yang disembunyikan di balik sikap kerasnya. Meskipun Oline selalu bersikap kasar, Erine merasakan ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pemberontakan remaja biasa.

Perlahan-lahan, rasa penasaran itu berubah menjadi keinginan untuk mengenal Oline lebih jauh. Erine mulai mencari cara untuk mendekati Oline, meskipun gadis itu selalu menjaga jarak. Hingga suatu hari, Erine menemukan Oline duduk sendirian di bangku taman sekolah, tatapannya kosong memandang lapangan basket yang sepi.

Erine memberanikan diri untuk mendekati Oline, duduk di sampingnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Awalnya, Oline hanya meliriknya sekilas, seolah tak peduli. Namun, ada sesuatu dalam kehadiran Erine yang berbeda dari yang lain. Gadis ini tidak mencoba memaksakan diri, tidak berusaha mengubahnya, hanya ada di sana, duduk dalam diam.

Erine memberanikan diri untuk bertanya, "Kenapa kamu selalu sendiri, Oline?" Pertanyaan itu terlontar dengan hati-hati, seolah Erine takut merusak momen tenang yang jarang terjadi di antara mereka.

Oline menoleh, dengan tatapan tajamnya, meski masih ada sedikit kebingungan. "gue lebih suka sendiri," jawabnya singkat, namun dalam suaranya ada nada yang seolah menutupi sesuatu yang lebih dalam.

Erine tersenyum kecil, lalu menatap langit biru di atas mereka. "Kadang, sendiri itu emang nyaman. Tapi, bukan berarti kita harus selalu sendirian, kan?"

tbc.

hallo guys!! ini cerita pertama yang aku tulis, gimana??? maaf ya kalo masih sedikit membingungkan hehe, aku akan terus berusaha buat cerita yang menarik untuk dibaca kalian. happy reading guys!!!

ERINE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang