Masalah

309 22 3
                                    


Setelah kembali dari vila, suasana di sekolah kembali normal. Namun, di balik ketenangan itu, Nala dan teman-temannya menghadapi ancaman serius dari rival yang dikenal berbahaya. Mereka yang dikenal dengan nama "Phoenix," merasa bahwa Nala dan teman-temannya telah melanggar perjanjian lama yang mengakibatkan perpecahan di antara mereka beberapa bulan lalu. Kali ini, mereka kembali dengan tuntutan yang tidak main-main.

Nala, Regie, Levi, dan Lily duduk di sudut lapangan, berbicara tentang masalah ini dengan serius. Masalah yang mereka hadapi bukan hanya sekadar perselisihan biasa, tetapi sesuatu yang bisa merusak reputasi mereka di sekolah dan melibatkan tindakan hukum jika tidak ditangani dengan benar.

“Nala, gue baru aja denger kabar dari teman gue yang masih berhubungan sama mereka. Phoenix mau kita bayar ganti rugi karena katanya kita udah bikin mereka rugi waktu itu,” ujar Levi, wajahnya serius.

“Gue udah coba jelasin dan nyari jalan tengah, tapi mereka tetep ngotot,” tambah Lily. “Mereka juga bilang, kalau kita nggak mau bayar, mereka bakal bikin masalah di sekolah dan di luar sekolah.”

Regie menyandarkan punggungnya di dinding, ekspresinya menunjukkan kekhawatiran. “Kalau mereka bikin masalah di sekolah, suasana bisa jadi kacau banget. Apalagi kalau ada orang lain yang ikutan terlibat.”

Nala mengangguk, “Gue tahu. Dan kita nggak bisa terus-terusan mundur dari masalah ini. Kita harus cari solusi yang benar-benar bisa menyelesaikan masalah.”

Saat itu, Oline menghampiri mereka. Melihat wajah mereka yang tegang, dia langsung curiga ada sesuatu yang tidak beres. "Ada apa? Kalian keliatan lagi bete banget."

Nala, yang awalnya ragu untuk membagi masalahnya, akhirnya memutuskan untuk menjelaskan. “Jadi, kita dapet ancaman dari Phoenix. Mereka bilang kita harus bayar ganti rugi karena kesalahan yang terjadi beberapa bulan lalu. Kalau enggak, mereka bakal bikin masalah di sekolah.”

Oline mendengar dengan saksama, mencoba memahami situasi yang dihadapi temannya. “Kalau gitu, apa rencana kalian buat ngadepin ini?”

Regie menjelaskan, “Kita udah coba cari jalan keluar, tapi mereka nggak mau kompromi. Kita butuh bukti kalau kita nggak salah, tapi itu nggak gampang didapetin.”

Oline mengangguk, wajahnya menunjukkan tekad. “Gue bakal bantu. Kita semua bakal hadapin ini bareng-bareng. Gue yakin kita bisa cari solusi.”

•••

Malam itu, Nala dan teman-teman yang lain  berkumpul di rooftop sekolah untuk merencanakan langkah selanjutnya. Suasana terasa mencekam, tapi kehadiran Oline memberikan dorongan semangat.

Nala memulai pertemuan dengan penjelasan lebih detail. "Jadi gini, Phoenix bilang kita bikin mereka rugi secara finansial. Mereka minta kita bayar 80 juta sebagai kompensasi. Kalau kita nggak bayar, mereka ngancam bakal nyebarin gosip buruk tentang kita ke seluruh sekolah."

Levi menambahkan, “Kita perlu bukti yang kuat kalau kita nggak bersalah. Gue pikir, kita harus cari saksi-saksi yang ada waktu kejadian dulu. Tapi masalahnya, banyak dari mereka yang udah pindah sekolah atau nggak mau terlibat.”

Lily, yang sudah mulai merasa frustasi, bertanya, “terus, apa yang harus kita lakuin?”

Oline berpikir sejenak, lalu mengusulkan, “Pertama, kita harus coba dapetin rekaman atau dokumentasi dari kejadian yang mereka sebut. Kalau ada bukti yang bisa ngebuktiin kalo mereka yang salah, kita bisa gunain itu. Kedua, kita bisa coba hubungi orang-orang yang pernah terlibat di situ. Meskipun sulit, kita harus coba.”

Nala mengangguk setuju. “Ide itu bagus. Kita juga harus hati-hati, karena Phoenix suka intimidasi. Kita nggak bisa bertindak sembarangan.”

Oline melanjutkan, “Selain itu, kita harus siapin rencana darurat. Kalau mereka mulai bikin masalah, kita harus siap dengan strategi buat ngelawan. Gue bisa bantu nyiapin segala sesuatunya.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ERINE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang