Menghadapi Masa Depan Bersama

211 21 0
                                    

Setelah momen hangat bersama Erine di apartemen, Oline merasa jauh lebih tenang dan optimis menghadapi hari-hari ke depan. Dia merasa bahwa semua yang terjadi belakangan ini, mulai dari pengakuan perasaannya dengan Erine, hingga berdamai dengan keluarganya, adalah bagian dari perjalanan yang membawa mereka berdua ke tempat yang lebih baik. Namun, hari ini dia tahu bahwa hubungan mereka akan diuji lagi dengan rencana liburan bersama teman-temannya.

Saat matahari terbit, Oline terbangun dari tidur lelapnya. Di sampingnya, Erine masih tertidur dengan tenang, wajahnya menunjukkan ketenangan yang begitu manis. Oline menatapnya sejenak, merasakan rasa sayang yang begitu dalam terhadap gadis itu. Dia tahu bahwa bersama Erine, dia bisa menghadapi apa pun.

Hari itu mereka berencana untuk bertemu dengan teman-teman mereka dan menyusun rencana liburan yang sudah lama dinantikan. Setelah sarapan bersama dan bersiap-siap, mereka berdua berangkat menuju sebuah kafe di dekat sekolah yang biasa mereka kunjungi bersama teman-temannya.

Saat tiba di kafe, mereka disambut dengan kehebohan khas yang selalu ada saat teman-teman mereka berkumpul. Nala, Nachia, Kimmy, Regie, Delynn, Lily, Aralie, Ribka, dan Levi sudah duduk di sana, tertawa dan berbicara dengan semangat.

“Woi, Orine! Akhirnya kalian dateng juga!” seru Nachia dengan nada bercanda saat melihat Oline dan Erine masuk.

Oline hanya tersenyum, sementara Erine sedikit tersipu tetapi tetap berusaha untuk tidak terlalu menunjukkan rasa malunya. Mereka berdua duduk di kursi yang telah disiapkan, sementara teman-teman mereka segera melibatkan mereka dalam diskusi yang sedang berlangsung.

“Jadi, udah pada siap buat liburan?” tanya Nala dengan semangat, matanya berbinar-binar membicarakan rencana tersebut.

“Pastinya! Kita udah rencanain tempat dan semua acaranya, tinggal kita tentuin hari H-nya aja nih,” jawab Ribka, yang tampak paling antusias di antara mereka.

Delynn, yang duduk di sebelah Lily, menambahkan, “Dan yang paling penting, kita harus pastiin kalau semua orang bisa ikut. Soalnya, liburan ini bakalan jadi momen seru yang nggak boleh dilewatin.”

Lily mengangguk setuju, sementara Levi sibuk membuka peta digital di tablet, menunjukkan beberapa lokasi yang bisa mereka kunjungi. “Gimana kalau kita ke villa di pegunungan? Di sana ada tempat yang cukup luas buat kita semua, dan suasananya pasti asyik banget buat refreshing.”

Aralie, yang biasanya lebih tenang, kali ini juga tampak bersemangat. “Gue setuju. Villa itu kelihatan nyaman, dan kita bisa menikmati udara segar di pegunungan.”

Namun, di tengah diskusi, Nala tiba-tiba mengusulkan sesuatu yang membuat suasana menjadi lebih hidup. “Gimana kalau kita bikin acara ngumpul-ngumpul kecil di rumah gue sebelum kita berangkat? Semacam pre-party gitu.”

Mata semua orang langsung tertuju pada Nala. Sementara beberapa di antara mereka, terutama Regie dan Kimmy, tampak setuju dengan ide tersebut. Kimmy tertawa kecil, “Asyik tuh! Bisa jadi pemanasan sebelum liburan.”

Oline sedikit ragu, tapi melihat antusiasme teman-temannya, dia akhirnya mengangguk setuju. “Oke, tapi inget ya, jangan aneh aneh kalian. Kita masih harus fit buat liburan.”

Erine yang duduk di samping Oline hanya tersenyum tipis, mengetahui bahwa teman-teman mereka pasti akan sangat menikmati acara tersebut.

Beberapa hari kemudian, saat malam yang sudah ditentukan tiba, teman-teman mereka mulai berkumpul di rumah nala. Mereka membawa berbagai jenis minuman dan camilan untuk dinikmati bersama. Musik yang mengalun pelan di latar belakang menciptakan suasana santai dan hangat.

Candaan semakin lepas, dan tawa semakin keras. Delynn dan Ribka bahkan mulai berdansa di tengah ruangan dengan gaya yang kocak, membuat yang lain ikut tertawa.

ERINE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang