'☆ --- Blessing Time: 0.5

68 15 1
                                    

Seokjin membuka matanya saat kembali sadar. Kepalanya masih terasa sakit, namun tidak sehebat kemarin. Pria itu sadar bahwa dia bangun di tempat yang berbeda dengan tempat terakhir kali dia merasa kehilangan kesadarannya.

Seokjin menyibak selimutnya, lalu menurunkan kakinya. Dia sudah kembali bisa berjalan dengan normal, kakinya sama sekali tidak terasa sakit. Merasa curiga bahwa dia sudah kembali di masa dimana seharusnya dia berada, Seokjin lantas bergegas keluar, memeriksa kalendernya.

Ternyata dugaannya benar, dia sudah kembali di penghujung bulan mei.

Seokjin mulai merasa khawatir. Dirinya benar-benar sudah kembali pada masa dimana dia seharusnya berada. Apakah usahanya di satu bulan kesempatan kemarin berhasil? ... atau justru kesempatan itu sebenarnya tidak pernah ada dan hanyalah bunga tidurnya?

Seokjin tidak tahu. Dia merasa tidak ada petunjuk sama sekali. Tata rumahnya masih sama seperti sebelum dia mendapatkan kesempatan satu bulan perjalanan waktu. Ditambah, Sojung dan Nari tidak ada di rumah.

Apa semuanya ... tidak berhasil berubah?

Seokjin menghela napas. Dia memijat kepalanya. Lagipula, memang tidak masuk akal kalau dia benar-benar melakukan perjalanan waktu tanpa sengaja dan berhasil menyelamatkan keluarganya.

Namun, di tengah kegundahannya, Seokjin dikejutkan dengan suara pin pintu rumahnya. Awalnya dia menantikannya, tapi setelah dia pikir, itu mungkin Ibunya yang datang, jadi dia tidak begitu tertarik. Dia memilih pergi ke dapur dan menenggak segelas air.

Prank ....

Air minum dan gelas yang Seokjin pegang pecah berantakan. Seokjin menjatuhkan gelasnya karena merasa terkejut. Saat ini, yang dilihat pria itu bukan sosok Ibunya, melainkan Sojung dan putrinya dengan dua tas belanja.

"Seokjin, ada apa?"

"Ayah ... hati-hati. Gelasnya jadi pecah deh sekarang."

Seokjin beralih mengambil fokus untuk mengendalikan napasnya, karena dia terlalu terkejut. Pria itu pikir kesempatan satu bulan waktunya untuk merubah masa depan waktu itu, hanyalah mimpi semata. Namun, melihat dua manusia berharganya berdiri di depannya, Seokjin menjadi percaya dan kembali merasa bersyukur.

Putri dan istrinya kembali. Ini ... adalah berkat yang paling berharga di dalam hidupnya.

Seokjin tidak sadar bahwa air matanya menetes karena terlalu merasa bersyukur. Hal itu pertama kali disadari oleh Nari, putri kecilnya.

"Tidak apa-apa, Ayah. Nanti kita bersihkan bersama. Jangan menangis." Nari dengan hati-hati berusaha menghindari pecahan kaca, berjalan menghampiri Ayahnya. "Tidak perlu menangis, ya? Nari di sini, Nari akan membantu Ayah. Ibu tidak akan marah." Bayi kesayangan Seokjin itu pikir, Ayahnya menangis karena gelasnya pecah dan menjadi berantakan.

Dalam tangisan harunya, Seokjin tertawa kecil. Dia mengangkat Nari dan kemudian memeluknya erat. Ini jelas bukan mimpi. Nari masih bersamanya dan ada di pelukannya dengan nyata. Sementara istrinya masih ada di sebrang.

Oh Seokjin ... berhasil menyelamatkan keluarganya. Dia berhasil memperbaiki kesalahannya di masa lalu dan membawa akhir yang bahagia untuk keluarganya.

--- Blessing Time ---

Bersama istrinya, Seokjin baru saja selesai menidurkan putri mereka. Nari masih suka dibacakan buku cerita, jadi Seokjin dan Sojung selalu bersama menemani Nari, membacakan berbagai dongeng untuk Nari sebelum tidur.

Begitu kembali ke kamar mereka, Seokjin langsung menghampiri Sojung yang baru saja duduk di depan meja rias. Dia berdiri di belakang istrinya, lalu membuka ikat rambut Sojung. Seokjin juga tidak lupa mengambil sisir yang sudah ada di tangan Sojung.

Sowjin's PlaylistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang