⊹♡₊ --- Only You: 0.5

69 11 2
                                    

Saat hari pelaksanaan branding ulang produk perusahaannya, Sojung memberikan sedikit sambutan sebagai kepala tim pemasaran. Selanjutnya, acara diserahkan kepada staff-nya yang menjadi pemandu acara.

Dia mundur dari panggung dan beralih berbicara dengan pelanggan VIP perusahaannya. Dia menyampaikan banyak keunggulan atau formula baru pada produknya yang baru di-rebrand. Kemampuan komunikasinya yang baik tidak membuat para pelanggan VIP kecewa. Mereka malah menunjukkan antusias dan ketertarikan. Sojung jadi tersenyum bangga untuk dirinya sendiri.

Selanjutnya, dia pergi menemui Seokjin dan Seonwoo di belakang sambil membawa kudapan yang disiapkan untuk diberikan pada Seonwoo. Saat sampai, Seonwoo langsung menunjukkan jempolnya. "Wah ... kerja bagus, Ibu! Ibu hebat sekali!"

Sambil mengusap kepala Seonwoo, Sojung tersenyum malu. "Apa Ibu benar-benar sehebat itu?"

Seonwoo mengangguk. "Tempat ini juga menakjubkan. Luar biasa!"

"Kau suka tempat ini?" tanya Sojung. "Ayah yang membantu merealisasikan konsep yang Ibu buat."

"Wah, benarkah? Ayah dan Ibu bekerja sama?" Seonwoo bertanya antusias. Setelahnya, dia menghadap sang Ayah dan memberikan acungan kedua jempolnya juga. "Ini hebat, Ayah! Kau luar biasa!"

Tidak berbicara seperti Sojung, Seokjin hanya tertawa sedikit dan mengusak rambut putranya. Seonwoo sedikit kesal karena rambutnya jadi berantakan, tapi Sojung menghiburnya dengan kudapan yang dibawanya. Rambut Seonwoo juga kembali dirapikan oleh Sojung.

Selesai dengan rambut Seonwoo, Sojung duduk di samping anak itu dan melihat putranya menyantap kudapan yang dibawanya. "Enak?" Sojung bertanya setelah Seonwoo menggigit kudapan---kue beras---yang dia bawa itu.

"Enak," jawab Seonwoo. "Ibu mau coba?" Seonwoo lantas menyuapi Sojung dan membiarkan Ibunya mencicip sedikit.

"Benar, itu enak," kata Sojung.

"Ayah mau coba?" Seonwoo beralih pada Ayahnya, menawarkan potongan kue beras yang tersisa.

Sekali lagi, tanpa suara, Seokjin langsung membuka mulutnya. Seonwoo lantas memberikan gigitan terakhir itu untuk Seokjin semuanya. "Terima kasih," kata Seokjin setelahnya. Dia baru berbicara kali ini.

Diam-diam, Sojung menyadari kehadiran Naeun di acara ini. Dia melihat perempuan itu di ujung sana, sedang berbicara dengan salah satu staff-nya. Merasa tidak enak bahagia sendirian, hati Sojung lantas tergerak, ingin berbicara pada Seonwoo tentang perempuan itu.

"Seonwoo-ya," panggil Sojung. "Maaf kalau Ibu berbicara begini, tapi sepertinya ada Ibu Naeun di sini. Apa kau ingin menemui dia di sini? ... atau haruskah kita menemuinya lain waktu?"

"Ibu Naeun ada di sini?" tanya Seonwoo. Mata anak itu lantas menjelajahi seluruh sudut ruangan dan berhasil menangkap perawakan Naeun di sana.

"Ayah, haruskah aku menghampiri Ibu?" Seonwoo bertanya pada Ayahnya.

Kali ini, Seokjin mengusap halus kepala putranya. "Kalau kau ingin menemuinya, silakan temui Ibu. Jauh di dalam hatimu, kau pasti merasa merindukannya, 'kan?"

Seonwoo mengangguk ragu dengan mata sendu. Dia lantas berdiri, meninggalkan Ayah dan Ibunya untuk menemui perempuan di sana.

Dengan ragu, Seonwoo menyapanya. "Annyeonghaseyo."

Sojung dan Seokjin memperhatikan dari jarak jauh. Mereka melihat bagaimana terkejutnya Naeun ketika sadar bahwa yang menghampirinya saat itu adalah putranya yang dia tinggalkan.

Naeun memeluk Seonwoo dengan erat. Dia menangis, menumpahkan rasa rindunya. Sojung pikir, Seonwoo pasti juga menangis di pelukan perempuan itu. Namun, ada rasa lega dan bersyukur melihatnya.

Sowjin's PlaylistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang