⊹♡₊ --- Only You: 0.3

73 12 4
                                    

Seokjin menepikan mobil di seperempat perjalanan mereka. Dia melakukan itu karena terus menerus merasa tidak enak. Sepanjang perjalanan mereka, Sojung hanya diam, wanita itu tidak mengatakan apapun. Padahal, Seokjin yakin Sojung membutuhkan penjelasan. Pria itu bukan tidak menjawab bila ditanya, Seokjin pasti akan menjawab kalau Sojung bertanya. Namun, sampai saat ini, wanita itu belum juga membuka mulutnya.

"Kenapa berhenti?" Sojung malah membuka mulut untuk bertanya mengenai hal lain. Seokjin tentu saja menghela napas karena lelah dengan kebingungannya sendiri tentang sikap istrinya sekarang.

"Aku mau bicara sebentar," jawab Seokjin. "Wanita yang kau temui tadi ... itu Ibunya Seonwoo, mantan istriku."

Sojung menunduk, dia memainkan jemarinya sendiri. Wanita itu sedang berusaha mengendalikan dirinya, dia tidak mau terbawa suasana. "Iya. Naeun sudah mengatakan itu padaku tadi; kalau kau adalah mantan suaminya."

Seokjin sempat diam beberapa saat. Sejujurnya, dia kecewa dengan reaksi Sojung. Bagaimana bisa perempuan itu tidak penasaran dan hanya bereaksi singkat seperti itu? Apa dia sama sekali tidak peduli pada masa lalunya? ... atau justru dia tidak peduli pada Seokjin walaupun pria itu adalah suaminya sekarang?

"Hanya itu?" Seokjin bertanya, setelahnya dia mendecih dan tertawa kecil. "Kau ... senang sekali membuatku bertanya-tanya sendirian, ya? Kenapa kau selalu membuatku bingung?"

Sojung mengangkat kepalanya, wajahnya berubah menjadi marah. "Ya! Bukankah aku yang seharusnya marah? Apa kau tahu apa yang sedang kucoba pertahankan sekarang?" Pada akhirnya, Sojung menjadi emosional juga.

"Kau pikir selama ini hanya kau yang menyimpan banyak pertanyaan? Aku lebih banyak melakukannya. Aku selalu penasaran kenapa kau sampai seperti ini. Aku selalu penasaran kenapa sikapmu begini, tapi aku tidak pernah bertanya karena kontrak yang kita buat!" Sojung menangis tiba-tiba. "Baik, aku hanya istri kontrakmu. Aku hanya perempuan yang kau sewa untuk menjadi Ibu sambung Seonwoo. Aku tidak berhak tahu seluk-belukmu, masa lalumu yang entah sudah selesai atau belum. Aku tidak akan bertanya tentang itu semua. Aku akan menyimpannya sendiri."

Seokjin jadi bingung harus berbuat apa. Dia marah pada Sojung, tapi dia juga merasa bersalah, hatinya terasa sakit sekali melihat Sojung menangis karena dia. Apa Seokjin sudah menjadi suami yang buruk untuk Sojung?

"Maaf ...," kata Seokjin. "Aku minta maaf karena menyakitimu seperti ini." Seokjin menggerakkan tangannya, menghapus air mata Sojung yang membasahi pipinya.

Sojung menghentikan tangisannya. Dia melihat Seokjin yang menunjukkan penyesalannya. Selanjutnya, dia berdehem dan mengusap air matanya sendiri. "Lupakan saja. Aku terlalu emosional karena sudah malam. Kita harus segera pulang, besok kita harus menjemput Seonwoo."

"Baiklah." Seokjin kembali fokus menyetir, dia sudah kembali mengemudikan mobilnya ke rumah pria itu sendiri. Mulai malam ini, Sojung akan menginap di rumah Seokjin sampai liburan Seonwoo selesai.

--- Only You ---

Ini sudah hampir tengah malam, tapi Seokjin masih belum bisa tidur. Dia diam-diam bangun dari tempat tidurnya karena tidak ingin membuat Sojung terganggu. Dia pergi ke ruang kerjanya, lalu menghubungi psikiaternya lewat sambungan telfon.

"Halo, Han Seokjin. Ada apa?"

"Maaf kalau aku mengganggumu. Aku hanya ingin ... menuntaskan semua kebingunganku. Ini akan menjadi pembicaraan yang cukup panjang."

"Tidak masalah. Aku akan mendengarkannya."

Seokjin menceritakan semua perasaannya pada Jeongwon, ahli psikiatris yang membantunya melewati hari-hari berat sejak hari pertama.

Sowjin's PlaylistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang