Saat ini Sojung sedang mempersiapkan diri untuk kembali bertemu dengan Professornya. Tadinya, dia berharap Sang Professor tidak sedang berada di dalam ruangannya, tapi setelah bertanya pada staff yang berjaga di depan ruangan, harapannya langsung pupus. Sang Professor ada di dalam dan staff di depan juga mengatakan bahwa dia menantikan kehadiran Sojung.
Dia sempat diam di depan pintu selama beberapa waktu, berusaha untuk meredakan debaran di jantungnya lantaran kepalang gugup. Dia berusaha mengatur napasnya dengan baik, lalu langkah terakhir yang dia lakukan sebelum masuk adalah meniup poninya sampai terbang ke atas---anggap saja angin dari mulutnya itu membawa semua beban yang membuatnya gugup sekarang.
Tok tok ....
Sojung mengetuk pintu sebelum dia masuk. Dia langsung tersenyum kikuk saat masuk karena Sang Professor langsung melihatnya, seolah benar sedang menunggu kedatangannya malam ini.
Gadis itu memberikan laporan yang dibawanya kepada Professor Han, dia meletakkannya di meja, sambil berbicara sedikit. "Aku harap aku tidak terlambat menyerahkannya," kata Sojung. "Untuk kesalahanku hari ini, aku harap kau benar-benar memaafkanku. Sesuai dengan komitmen yang kubuat dari awal, kedepannya, tidak akan ada lagi kejadian seperti hari ini."
Sang Professor bersikap peduli tidak peduli pada kalimat Sojung. Dia sibuk membaca laporan yang Sojung buat. Sementara Sojung masih menunggu karena Sang Professor belum memberikan tanggapan.
"Im Sojung." Namanya tiba-tiba dipanggil, Sojung dengan cepat menyahut, "Ne, Gyoseunim."
"Apa lusa ini waktumu senggang?" tanya Sang Professor.
Sojung tidak langsung menjawab. Dia sambil mengingat-ingat rencana harian apa yang akan dilakukan besok lusa. Dia memang tidak terlalu ingat, tapi dia yakin kalau lusa waktunya lumayan senggang. "Sepertinya begitu."
"Mau berpartisipasi dalam operasi yang akan kulakukan besok lusa? Operasi besar, pengangkatan tumor di paru-paru," kata Professor Han.
Sojung tersenyum, dia mengangguk. "Tentu saja, dengan senang hati!"
Dia memang pernah beberapa kali berpartisipasi dalam operasi besar sebelum ini, tapi ini kali pertama dia mendapatkan tawaran dari Professor Han. Professor Han dikenal sebagai salah satu dokter yang paling handal, karena tingkat kesuksesan operasinya nyaris seratus persen. Tentu saja ada rasa bangga di diri Sojung ketika akhirnya dia mendapatkan kesempatan itu.
Gadis yang saat masuk pintu tadi diselimuti oleh rasa takut dan gugup, menjadi super bahagia dan tampil dengan senyuman manis begitu keluar dari dalam ruangan.
Dia bahkan berdehem, menyalami staff dengan senyumannya yang terang. Dia menyelipkan rambut-rambutnya di belakang kedua telinganya, lalu berjalan pergi sambil bersenandung ria.
--- That This Moment ---
Peluhnya bercucuran, debaran dadanya sangat tidak teratur. Sojung dihadapkan dengan dada manusia yang terbuka dan Professor Han menginginkan dia menyelesaikan langkah bedah yang terakhir pada operasi kali ini.
Sojung sama sekali belum pernah berurusan dengan organ manusia. Apalagi, ini adalah paru-paru. Dia hanya pernah membantu menangani kebocoran darah saat operasi menggunakan suction dan menjahit kulit perut bagian dalam dan luar di beberapa operasi sebelumnya.
Dia tahu bahwa profesinya mengharuskan dia melakukan itu. Namun, saat ini dia merasa belum siap. Dia belum yakin pada dirinya sendiri. Jadi, daripada harus bertaruh dengan nyawa manusia yang sedang terbaring di meja operasi saat ini, Sojung memilih menyerah.
Dia menaruh semua alat yang sempat dibawanya untuk melakukan tindakan di atas tray instrumen yang dipegang perawat. Lalu dia berjalan mundur dan membungkuk pada Professor Han. "Joesonghamnida."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sowjin's Playlist
FanficKumpulan Short Story-nya Ayah dan Ibu dengan berbagai genre dan latar belakang. Anak Ayah Seokjin dan Ibu Sojung, disambut baik di sini. Welcome!