Adik Kakak?

333 18 2
                                    

Banyak perbincangan yang terjadi diantara mereka. Hingga tak terasa hari silih berganti. Entahlah obrolan apa yang mereka berdua bicarakan, yang pasti pertemuan singkat ini cukup membuat kesan yang baik bagi keduanya. Dapat berbagi cerita, bertukar pemikiran, bertukar nomor, eh? jadinya Instagram atau nomor WhatsApp nih Dokter Lakes?

"Jam berapa ini?" Monolog Fhatin sembari melihat jam yang melingkar ditangannya.

"Loh udah ganti hari aja." Ucapnya lagi.

"Emang udah Fha." Balas Dokter Lakes santai.

"Saya ijin masuk duluan ya mas, permisi" Fhatin langsung beranjak dari kursinya dan berlari meninggalkan Dokter Lakes seorang diri.

"LOH FHA, FHA." Panggil Lakeswara sedikit berteriak, sedang yang dipanggil sudah tidak tahu kemana.

"Main pergi aja." Monolog Lakeswara

Setelahnya, Lakeswara memilih untuk kembali masuk ke dalam ruangannya. Ia berjalan sendiri sembari menenteng kopi yang ia beli tadi. Saat membuka pintu ruangannya, ternyata Dokter Nyoman sudah tidur disofa miliknya. Ya, Dokter Nyoman merupakan sahabat baik Lakeswara. Ia merupakan dokter umum yang juga bekerja di rumah sakit ini.

"Nih kopinya." Lakeswara memberikan kopi yang sedari tadi ia bawa pada temannya itu.

Namun yang diberi masih saja memejamkan matanya, tidak merespon sama sekali.

"WOI MAN GW SIRAM YA NIH KOPI." Kesal Lakeswara.

"Apasi Jing ganggu orang tidur lu." Ucap Dokter Nyoman ketika dirinya sudah mulai membuka mata.

"Kopi lu." ujar Lakeswara singkat.

"Telat tai, lu beli dimana sih ni kopi? berangkat jam setengah sebelas sampe disini jam satu pagi. STRES." Omel Dokter Nyoman menekankan kata stres.

"Yaudah sih tinggal minum aja bacot lu."

"Si babi malah ngatain bacot." Dokter Nyoman melemparkan kotak tisu yang berada diatas meja.

"Sakit bego." Ucap Lakeswara ketika kotak tisu tersebut mendarat pada lengannya.

"Emang gue peduli?"

Lakeswara tidak menjawab melainkan memberikan jari tengah pada sahabat laknatnya itu. Lah lu juga laknat Lakes!!!

"Balik lu sono, ngapain ke ruangan gue." Ucap Lakeswara mengusir.

"Yaelah numpang tidur bentaran doang, itu juga karena nunggu kopi lu." Balas Nyoman.

"Yaudah keluar lu sekarang, udah kan kopinya?" Kata Lakeswara.

"Bangsat."

Dokter Nyoman menatap tajam Lakeswara yang saat ini sedang duduk di kursi miliknya. Ia mulai beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan temannya itu.

ceklek

Ia membuka pintu dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya ia gunakan untuk menenteng satu kopi yang dibelikan oleh Lakeswara tadi. Saat pintu mulai terbuka, Dokter Nyoman dibuat gagal fokus oleh seseorang yang saat ini sedang berada didepan pintu ruangan, sembari menggandeng tangan nenek-nenek. Disebelahnya juga terdapat dua anak kecil laki-laki dan perempuan. Sepertinya mereka baru saja keluar dari ruangan itu.

Dokter Nyoman masih saja berdiri ditempat, memperhatikan gadis tersebut dari kejauhan untuk memastikan, sepertinya ia mengenalinya.

"Dek." Panggil Dokter Nyoman ketika melihat gadis tersebut sudah mulai beranjak pergi.

Gadis tersebut sempat berhenti sejenak dan mencoba mencari sumber suara tersebut.  Sedang Dokter Nyoman langsung berlari menghampiri mereka berempat.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Dokter Nyoman ketika ia sudah mulai mendekat pada gadis tersebut. Ya, gadis tersebut adalah Fhatin. Seseorang yang menyebabkan ia menunggu lama kopi dari Lakeswara tadi. Fhatin merupakan adik semata wayang Dokter Nyoman, namun kini mereka harus berpisah sejak Dokter Nyoman menikah. Sebab kakaknya itu memilih untuk membeli rumah sendiri dan tinggal bersama istrinya. Namun sesekali mereka juga bertemu, karena rumah kakaknya yang tidak terlalu jauh, sehingga memudahkan Fhatin jika ia ingin berkunjung.

"Mas Nyooo? kok kamu disini?" Ujar Fhatin malah bertanya balik.

"Lah kamu lupa? Mas kan emang kerja disini, harusnya mas yang tanya kamu kenapa bisa disini." Balas Dokter Nyoman.

"Hehe ohiya lupa." Jawab Fhatin tersenyum malu sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tertutup dengan hijab.

Bahasa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang