Berdua

262 22 1
                                    

Tak lama setelah Lakeswara mendudukkan tubuhnya pada sofa rumah Dokter Nyoman, kini Ia sudah dapat melihat sahabatnya itu berjalan ke arahnya.

"Kenape nyet?" Tanya Dokter Nyoman, memang mereka sudah bersahabat sejak lama, jadi tidak kaget jika keduanya terkadang menggunakan bahasa-bahasa yang sedikit kasar.

"Itu, gue mau bahas soal pasien lu kemaren." Balas Lakeswara.

"Ahh iya, gue baru aja mau ngomong ke lu kalo dia juga ada riwayat penyakit jantung." Ucap Dokter Nyoman.

Akhirnya mereka berdua pun membicarakan pekerjaannya di ruang tengah. Sesekali Lakeswara juga bertanya mengenai Fhatin, sebab Ia baru mengetahui sebuah fakta bahwa ternyata gadis tersebut merupakan adik dari sahabatnya. Padahal Lakeswara sendiri merasa dirinya sudah sangat dekat dengan Nyoman, nyatanya Ia tak mengetahui apa-apa.

"Yaudah si sekarang juga udah tau kan? ribet lu." Ujar Dokter Nyoman, sebab sedari tadi Lakeswara tak henti-hentinya mengomel mengapa sahabatnya itu sangat tertutup padanya? Apakah persahabatan ini tak ada artinya bagi Nyoman? Sungguh drama dokter jantung satu ini.

"Lu emang ga nganggep gue sahabat ya? ternyata emang gue-"

Ucapan Lakeswara terpotong ketika Laras menghampiri mereka berdua dan mengajaknya untuk makan siang bersama.

--------------------------

"Kalian udah saling kenal?" Tanya Dokter Nyoman, sebab dirinya melihat adanya gelagat yang berbeda dari kedua insan tersebut.

"Hah? oh iya udah." Jawab Fhatin

"Sumpah? kenal dimana lu?" Kaget Nyoman.

"Sempet ketemu di rumah sakit Nyo, pernah juga ketemu di toko kue waktu gue nganterin Mama." Sekarang giliran Lakeswara yang menjawab.

"Nah iya itu." Fhatin ikut menimpali.

"Yaudah Dek lu bareng Lakes aja ke toko kue, kan searah ya? lagian juga udah pada kenal." Ucap Nyoman, memang setelah makan siang Fhatin berencana untuk pergi ke toko kuenya. Sedangkan Bundanya tetap berada di rumah Mas nya sampai nanti malam.

"Eh kenapa jadi bareng, gausah lah Mas, Fhatin naik ojek aja gapapa." Tolak Fhatin langsung.

"Ya kalo Nak Lakes nya ga keberatan gapapa to Dek." Ujar Bunda Fhatin.

"Gimana Lakes? keberatan?" Tanya Laras pada Lakeswara.

"Nggak kok, bareng aja gapapa." Jawab Lakeswara.

Kini Fhatin sudah tidak dapat mengelak lagi. Sebenarnya Ia pun juga tidak masalah toh juga dirinya sudah kenal dengan Lakeswara. Hanya saja Fhatin merasa tak enak sebab dirinya juga baru mengenal lelaki yang sedang menyetir disampingnya ini. Fhatin berpikir pasti Lakeswara tidak menolak sebab dirinya merasa tak enak pada Kakaknya, Nyoman.

"Maaf ya jadi ngerepotin." Fhatin membuka suara, Lakeswara yang saat ini tengah fokus menyetir seketika mengecilkan musik yang Ia setel tadi.

"Ga ngerepotin Fha santai aja." Balasnya.

Fhatin hanya menganggukkan kepalanya  sembari tersenyum singkat.

"Fha." Panggil Lakeswara.

"Hm, ya?" Fhatin menolehkan kepalanya.

"Kamu mau jadi guru bahasa isyarat buat Mama saya?"








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bahasa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang