Mas Nyo

194 23 2
                                    

"Jadi? mau sampe kapan ini diem-diem an Dek?" Tanya Dokter Nyoman ketika melihat sang Adek yang kini hanya diam tak menjelaskan.

"Hehe maaf maaf." Fhatin tersenyum kikuk sembari menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal itu.

"Nanti Adek ceritain detailnya di WhatsApp aja ya Mas, intinya tadi Adek ga sengaja ketemu dua anak kecil ini, dan ternyata Nenek mereka lagi sakit. Jadi Fhatin inisiatif buat bawa Nenek ini berobat." Ujar gadis tersebut dengan memeluk bahu sang Nenek.

"Terus ini mau pulang?" Tanya Masnya.

"Ya iya lah Mas, pake nanya."

"Yaudah si nyolot amat lu Dek." Balas Dokter Nyoman.

"Anterin ya Mas, please." Ucap Fhatin memasang muka melasnya pada Nyoman.

Jika sudah begitu, Dokter Nyoman pasti tidak akan bisa menolak permintaan Adek satu-satunya itu. Bagaimanapun, sebagai Kakak Ia juga tidak akan tega membiarkan Adek perempuannya pulang sendirian, apalagi keadaan sekarang yang sudah sangat larut.

"Iyauda ayo, mari Nek." Dokter Nyoman membantu membopong tubuh Nenek tersebut. Sedangkan Fhatin, kedua tangannya Ia gunakan untuk menggandeng tangan Hanif dan Anggun.

----------------------

Setelah mengantar Nenek Wati bersama kedua cucunya, kini mereka berdua berjalan keluar gang untuk kembali ke mobil Dokter Nyoman. Memang Rumah Nenek Wati berada di salah satu gang sempit yang mungkin hanya bisa dilewati satu sepeda motor, sehingga sulit bagi mobil untuk bisa masuk ke dalam gang tersebut.

"Eh Mas bentar deh." Ucap Fhatin menghentikan langkahnya, Dokter Nyoman yang memang berjalan mendahului Fhatin reflek menolehkan kepalanya.

"Apa?" Tanyanya.

"Aku lupa, tadi kan aku bawa sepeda motor." Fhatin mengucapkannya dengan sedikit panik, memang ceroboh.
Pikir Nyoman

"Terus sekarang dimana?" Tanya Masnya itu.

"Kayanya di rumah Nenek tadi Mas, bentar ya aku ambil dulu." Fhatin segera berlari menuju rumah Nenek Wati untuk mengambil motornya.

Beberapa menit Dokter Nyoman menunggu, akhirnya yang ditunggu sudah menampakkan dirinya. Perlahan sorot lampu sepeda motor menerangi tubuh Dokter Nyoman yang saat ini sedang duduk di salah satu bangku Mushola kampung tersebut.

"Ayo Mas." Ajak Fhatin.

"Terus kamu naik motor?" Tanya Kakaknya.

"Ya iyalah masa naik dokar." Asbun Fhatin.

"Ck dasar, yaudah yaudah Mas kawal dari belakang." Pasrah Dokter Nyoman.

---------------------

"Mas gamau masuk dulu ketemu Ayah sama Bunda?" Ucap Fhatin turun dari motornya, menghampiri mobil Dokter Nyoman yang saat ini sudah dibuka kacanya.

"Mas harus balik ke rumah sakit Dek, lagian Ayah sama Bunda juga udah tidur palingan." Jawab Dokter Nyoman.

"Iya juga sih, yaudah deh makasih ya Mas kuuuu." Ujar Fhatin.

"Ya sama-sama, masuk sana."

"Okeng, hati-hati ya Mas."

Dokter Nyoman tidak menjawabnya, melainkan hanya mengangguk sembari mengangkat satu jempolnya. Kini perlahan mobil Masnya itu sudah berlalu meninggalkan Fhatin, gadis tersebut langsung memasukkan sepeda motornya ke dalam rumah dan mengunci pagarnya.




Hai semuanya, maaf ya udah lama ga update hehe

Kadang aku mikir ini ceritanya menarik ngga sih sebenernya, banyak banget pikiran² yang masuk ke otakku sampe pernah terbesit untuk ga melanjutkan cerita ini aja padahal baru juga memulai ya? 🤣

Tapi setelah banyak pertimbangan, akhirnya aku memilih untuk tetap melanjutkan cerita ini. Berapapun pembacanya, karya tetaplah karya, dan yang memulai juga harus menyelesaikan.

Terimakasih untuk semua yang sudah membaca dan terus vote cerita ini. Jangan lupa komen biar saya lebih semangat hihii 🤍🫶🏼

Bahasa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang