🐺: 08

34 9 11
                                    

˚⊹₊⚝˖ִ ݁ 𖥔.·.𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚
𖥔
𖥔
𖥔
•••••••

"Ayo. Kapan-kapan kita akan berkeliling lagi,"

"Eung! Kak Kei kau harus melatih pedang bersamaku. Kehebatan ku cukup tinggi,"

"Baiklah,"

"Eung? Mengapa tak ada penjaga?" heran Taki.

Mereka memasuki kerajaan lewat gerbang utama seperti biasa. Tapi ada yang berbeda. Tak ada satupun penjaga yang menjaga disana.

"Pangeran, mengapa Kerajaan terasa sangat sepi?" tanya Sunoo.

"Aku tak tahu-

"Tunggu! Ada bau darah!" ujar Kei. Sebagai manusia serigala, Kei memiliki penciuman yang sangat tajam.

"Kau benar, Kak. Ayo masuk," ajak Taki.

Mereka segera melangkah kedalam. Pemandangan malam di taman Kerajaan yang biasanya terang benderang namun kini sangat gelap. Hanya bangunan utama Kerajaan yang terang.

"Ergh.. P-Pangeran...

"KAK JAY?!!"

Taki melihat seorang prajurit yang terbaring sambil memegang tubuhnya yang penuh darah. Prajurit itu tak lain adalah Jay. Ia menghampiri Jay yang sudah berbaring penuh dengan luka. Terlihat Jay mengerang kesakitan sambil memegang perutnya.

"Kak Jay ada apa? Mengapa kau jadi seperti ini?" tanya Taki yang mulai panik.

"Erghh- m..ere-ka me-nye..rang. Pa-nge..
ran, Y-ang Mu..lia R..aja... Se-lam...atk..an di..ri ka_ ergh ka..lian-

"Kak Jay!!"

Dengan sekuat tenaga, Jay mengucapkan kalimat terakhir, sebelum akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya.

"K-ak....Jay...

"Siapa disana?!" teriak Kei.

"Pangeran, kita harus cepat. Bagaimana jika Yang Mulia Raja dan Permaisuri-

Mendengar ucapan Sunoo, Taki langsung terdiam. Dengan segera, ia berlari menuju bangunan utama Kerajaan diikuti oleh Kei dan Sunoo.

"Taki, tunggu!"

"Pangeran, tunggu!"

Sesampainya diruang tahta, mereka malah melihat pemandangan yang tak seharusnya.

Raja Fuma terduduk dilantai beserta Permaisuri Luna. Kedua tangan mereka diikat sangat keras menggunakan tali.

Sementara semua Prajurit sudah kehilangan nyawanya. Disudut terlihat Maki yang masih mencoba berusaha menyerang.

"Pa-Pangeran..."

"Kak Maki?" Sunoo menghampiri Maki yang sudah berlumur darah. Berbeda dengan Taki yang terdiam melihat keadaan orang tuanya.

"A-ayah? Ibu?!!"

Taki berlari mendekati orang tuanya. Baru saja melangkah beberapa langkah, ia didorong oleh bayangan hitam.

Slashh

"Erghh!"

"Taki!!"

"Ah kau Pangeran Riki bukan? Aku bertanya-tanya bagaimana keadaan mu sekarang," ujar sosok berjubah hitam itu.

"Taki, kau baik-baik saja?"

Kei menghampiri Taki dan membantunya berdiri.

"Taki...berlarilah.. men-jauh..ting-galkan.. Kera-jaan," ucap Raja Fuma sebisa mungkin.

TAKAYAMA'S || Taki &TEAM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang