🐺: 13

42 9 7
                                    

˚⊹₊⚝˖ִ ݁ 𖥔.·.𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚
𖥔
𖥔
𖥔
•••••••

"Kak Kei, bagaimana dengan keluargamu? Apa kau tinggal sendiri? Banyak rumor tak jelas tentang itu," tanya Harua penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kak Kei, bagaimana dengan keluargamu? Apa kau tinggal sendiri? Banyak rumor tak jelas tentang itu," tanya Harua penasaran.

"Harua, jangan bertanya seperti itu," potong Jo.

"Ups ma-maaf Kak Kei," Harua menunduk malu. Ia tahu sudah bertanya tidak sopan pada Kei.

"Tidak apa, Pangeran. Aku juga tahu rumor tentang keluarga ku tak ada yang jelas. Awalnya aku berpikir hanya aku yang tersisa. Sampai akhirnya aku bertemu dengan adikku dan temannya," jelas Kei.

"Adikmu? Maksudmu Pangeran Euijoo?" tanya Raja Sunghoon.

"Ya,"

"Mengapa dia tak ikut bersama mu?" tanya Jo penasaran.

"Mereka berdua terkena racun Seon. Mereka tak bisa bepergian jauh. Jika tidak, racun itu akan menyebar di tubuh mereka," jelas Taki.

"Racun? Bukankah penggunaan racun sudah dilarang keras. Banyak tabib hebat pun tak bisa mengalahkan beberapa jenis racun," ujar Jo.

"Kau benar. Tapi manusia licik seperti Seon pasti akan melakukan segala hal," ujar Kei.

"Sial! Manusia itu lagi!" umpat Raja Sunghoon kesal. Ia merasa bersalah tak memberi tahu gelagat aneh Seon sejak dulu ke Raja Fuma. Jika seperti itu, hal semacam ini tak akan pernah terjadi.

"Pangeran, olesi obat ini setiap malam di luka mu," ujar Bang Chan, tabib Kerajaan South Ice.

"Bang Chan, apa sisanya mereka baik-baik saja?" tanya Raja Sunghoon.

"Mereka baik-baik saja. Hanya membutuhkan istirahat," ujar Bang Chan.

"Baiklah, Yang Mulia hamba pamit dulu. Hamba akan meracik obat Pangeran Kei," pamit Bang Chan.

"Ah iya, terimakasih," ujar Raja Sunghoon.

"Kak, kau bisa duduk? Makanlah ini," ujar Taki memberikan bubur yang sudah dibuatkan oleh koki Kerajaan.

"Taki, kalian istirahat saja. Kami akan menyusun strategi untuk menyerang mereka," ujar Raja Sunghoon.

"Eung! Kak Sunghoon terimakasih," ujar Taki sambil tersenyum bahagia.

"Kak Taki jangan bilang seperti itu. Ibu bilang kita harus saling tolong menolong," ujar Harua.

Taki mengangguk paham, "Baiklah. Aku mengerti," ujarnya.

"Selamat beristirahat, Taki, Kak Kei, Sunoo," pamit Harua dan Jo bersamaan.

"Eung!"

•••

Keesokan harinya, Taki tak bisa berdiam diri di kamar saja. Ia melatih ilmu pedangnya bersama Kei. Sesekali Kei ikut berlatih menemani Taki.

Begitupula dengan Sunoo, ia merasa bosan jika harus menunggu di kamarnya. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Jake, anak Bang Chan tabib Kerajaan South Ice. Ia mempelajari segala hal tentang tanaman obat bersama Jake.

"Taki, tangkap ini,"

"Baik kak,"

"Hiyakk,"

Slashhh

Bruk

"Aku berhasil!! Kak, aku berhasil!!"

"Lanjutkan Taki. Kau pasti bisa!"

"Eung!"

Taki melanjutkan latihan dengan bantuan dari Kei. Kei melemparkan beberapa batuan yang dimana harus ditangkis oleh Taki menggunakan pedangnya. Tentu saja ia juga memperhatikan arah batu-batu itu terpental.

"Ayah. Ibu. Maki. Aku akan membalaskan dendam kalian. Kalian tunggu saja disana. Aku akan berusaha sekuat mungkin. Aku akan mengabulkan impian kalian. Aku akan tumbuh menjadi pemimpin yang bijaksana seperti Ayah,"

"Kak, Kak Taki sangat bekerja keras. Kita juga harus latihan," ujar Harua.

Mereka sedang berjalan melewati lapangan tempat Taki berlatih. Disana mereka melihat Taki dan Kei yang sedang berlatih bersama.

"Kau benar. Ayo kita latihan juga," jawab Jo.

Mereka pun kembali ke kamar mereka, mengambil masing-masing pedang miliknya l latihan bersama Taki dan Kei.

"Yuma! Apa yang kau lakukan?!"

"A-aku tak melakukan apa-apa,"

"Kau yakin?"

Anak buah Hisoka mendekati temannya yang juga pasukan bulan hitam. Pengawal bernama Yuma itu terlihat sedang berdiri didepan dua warga desa yang sedang ketakutan.

"Ya. Aku hanya sedang menakut-nakuti orang-orang ini," jawab Yuma.

"Oh itu bagus. Kau harus lebih menakutinya lagi," ujar orang itu.

"Tidak. Kau jangan membunuhnya. Jika tidak, Yang Mulia Hisoka akan membunuh kita," ujar Yuma.

"Kau benar, kau urus saja mereka. Hih dasar rakyat desa konyol!" anak buah Hisoka itu meninggalkan Yuma bersama kedua rakyat yang meringkuk ketakutan.

Setelah memastikan keadaan aman, Yuma memperhatikan mereka sekali lagi sampai benar-benar menjauh.

"Paman. Kau baik-baik saja?" tanya Yuma.

"Aku baik-baik saja. Terimakasih nak Yuma," ujar Seungcheol.

"Paman, kau kembali saja kerumah. Kak Heeseung kau juga," ujar Yuma lagi.

"Baik, Yuma. Terimakasih bantuan mu," ujar Heeseung sambil tersenyum teduh.

"Kalian harus menutupi dari mereka. Aku tak ingin terbongkar terlalu awal," ujar Yuma.

"Tentu saja. Kami akan membantumu," ujar Seungcheol.

Setelah berpamitan dengan Seungcheol dan Heeseung, Yuma kembali mengenakan jubah hitam bulan hitam.

Untung saja karena jabatan sebelumnya, para rakyat mudah percaya padanya. Ia juga dapat menyakinkan Hisoka tentang penghianatan nya.

Yuma adalah salah satu orang penting di Kerajaan Wolverine dan Kerajaan Takayama. Ia adalah bentuk kerjasama kedua Kerajaan itu.

Tapi karena suatu alasan, Yuma harus menyamar sebagai salah satu bagian pasukan bulan hitam. Hisoka, Seon bahkan pasukan lainnya juga sangat percaya pada Yuma.

Namun sebenarnya Yuma hanyalah mata-mata. Yuma lah yang membebaskan Euijoo dan Nicholas saat keadaan Kerajaan Takayama sedang kacau, bahkan ia selalu membantu Raja Fuma meski akhirnya ia harus melihat Raja Fuma dan istrinya tiada dihadapannya.

"Yang Mulia Raja, aku berjanji akan membalas dendam kalian. Aku akan berada disisi Pangeran Riki sesuai perintah terakhir mu padaku," ujar Yuma.

Dengan yakin, ia kembali menuju Kerajaan Takayama melanjutkan misi penyamaran nya. Ia harus mengikuti segala perintah Hisoka, agar Hisoka benar-benar percaya padanya.

Menjadikan nya sebagai salah satu pengawal terpercaya Hisoka. Membuatnya memilik banyak kesempatan untuk melancarkan misinya.

Membunuh Hisoka dan Seon dengan tangannya.





╰┈➤ To be continued

TAKAYAMA'S || Taki &TEAM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang