🐺: 01

39 9 6
                                    

˚⊹₊⚝˖ִ ݁ 𖥔.·.𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚
𖥔
𖥔
𖥔
•••••••

Pagi hari pun tiba. Hari dimana Pangeran Riki dinobatkan sebagai Putra Mahkota Kerajaan Takayama.

Hari yang berbahagia ini telah ditunggu-tunggu oleh semua orang. Semua rakyat di daerah itu datang berbondong-bondong untuk menyaksikan penobatan Pangeran kesayangan mereka.

Memang benar, umur Pangeran Riki sendiri masih cukup muda untuk dinobatkan. Namun, ancaman dari luar Kerajaan mengharuskan Raja Fuma segera menobatkan anaknya.

"Pangeran Riki, bangunlah," ucap Maki dari luar kamar Pangeran.

Ya, Pangeran Riki masih belum keluar dari kamarnya. Seperti nya ia melupakan hari apa ini.

"Hoamm~ ada apa Maki? Biarkan aku tidur sebentar lagi," jawabnya. Terdengar dari suaranya ia masih berada diatas kasurnya yang empuk.

"Hari ini penobatan mu, kau tidak lupa bukan?" ucap Maki sedikit lebih keras.

"Penobatan? Ya tentu saja aku tak lupa. Hari ini penobatan Pangeran," jawabnya.

Maki tersenyum dari luar kamar. Ia tau Pangeran masih belum beranjak dari kasurnya.

"Penobatan!!" Taki segera tersadar dengan ucapan nya. Dengan cepat ia melompat dari kasurnya dan segera bersiap-siap.

Tak butuh waktu lama, Taki sudah keluar kamar dengan pakaian lengkap seorang Pangeran.

"Pangeran, kau terlambat bangun lagi?" ucap Maki sambil tersenyum.

"Ah aku kesiangan sedikit. Maki, lain kali kau bisa masuk membangunkan ku. Aku sedikit tak mendengar nya jika kau berteriak dari luar," pinta Pangeran. Dengan senang hati, Maki mengiyakan perintah Pangerannya itu.

"Pangeran, Yang Mulia Raja sudah menunggumu. Sebaiknya kau segera menghampiri nya," ucap Maki.

"Ah iya, tentu saja,"

Baru saja berbalik dan hendak berlari. Maki segera menghentikan langkah Taki.

"Tunggu. pangeran!"

"Eung? Ada apa?"

"Milikmu. Jangan tertinggal," Maki memberikan pedang Kerajaan milik Taki.

Karena Sang Pangeran sangat sering melewatkan latihan pedang. Maki selalu menjaga pedang Pangeran dengan baik.

"Ah iya, terimakasih Maki,"

Taki menerima pedang itu dan segera berlari menuju ruang tahta. Ayahnya pasti sudah menunggunya, pikirnya.

"Ayah! Opps maksudku, Yang Mulia Raja," ucap Taki.

Taki segera duduk di salah satu kursi diruang tahta. Kursi khusus milik Pangeran. Tak lama kemudian, Maki juga menyusul dan berdiri disamping Taki.

"Prajurit, kalian sudah membuka pintu gerbang?" tanya Sang Raja.

"Sudah, Yang Mulia. Para rakyat juga sudah berkumpul," ucap salah satu prajurit disana.

TAKAYAMA'S || Taki &TEAM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang