🐺: 07

35 9 12
                                    

˚⊹₊⚝˖ִ ݁ 𖥔.·.𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚
𖥔
𖥔
𖥔
•••••••

"... Sampai saat ini, Ayah sudah tak bisa kembali ke Kerajaan itu,"

"Tak bisa? Ayah, mengapa?" tanya Taki penasaran.

"Beberapa tahun terakhir, Kerajaan Wolverine diserang oleh orang jahat. Mereka meratakan semua Kerajaan itu. Pemandangan yang dulunya indah sekarang hanya jurang yang berwarna merah gelap," jelas Raja Fuma.

"Siapa yang menyerangnya?" tanya Taki lagi.

"Ayah tidak tahu. Mereka menggunakan jubah hitam. Namun jika dilihat ia menggunakan simbol bulan hitam,"

"Simbol bulan hitam? Bukannya dia juga musuh kita?"

"Simbol bulan hitam adalah musuh semua orang. Mereka selalu membuat onar disemua Kerajaan," jelas Raja Fuma.

"Ayah, bagaimana dengan Sang Pangeran? Apa Pangeran Kei baik-baik saja? Bagaimana dengan adiknya? Apakah satu pun dari Kerajaan itu tak tersisa?"

Berbagai macam pertanyaan terlontar begitu saja dari mulut Taki. Ia sangat penasaran dan tentunya merasa kasihan dengan Kerajaan indah itu.

"Apa kau merasa dekat dengan mereka?"

"Entahlah Ayah. Sejak kecil aku memiliki mimpi. Dimana setiap mimpi itu aku bertemu Pangeran Manusia Serigala. Ia sangat baik padaku," ujar Taki.

"Kalau begitu kau sudah mengenalku?" ujar seseorang yang tiba-tiba ikut mengobrol.

Muncul seorang laki-laki dibalik air mancur. Ia sepertinya mendengarkan segala cerita sebelumnya. Sudut matanya berair, namun senyuman nya tulus. Persis seperti apa yang ada dalam mimpi Taki.

"Kau....

"Taki, dia adalah Pangeran Kei. Dia berhasil Ayah selamatkan. Namun, hanya dia yang berhasil Ayah selamatkan," ujar Raja Fuma menunduk malu.

Ia mengingat saat mencoba membantu menyelamatkan Kerajaan Wolverine hanya tertinggal Kei sendirian yang sedang melawan pasukan bulan hitam.

"Kak Kei!"

Taki langsung melompat kedalam pelukan Pangeran Kei itu. Entah mengapa matanya mulai berair.

"Pangeran, mengapa kau menangis?" tanya Pangeran Kei.

"A-yah, a..ku selalu bermimpi hal yang sama sejak kecil. P-Pangeran Kei da..tang untuk ber-main dengan ku... dan meng..hiburku di al-am mim..pi," jelas Taki.

"Bukankah itu bagus? Mengapa kau menangis?" tanya Raja Fuma tak mengerti. Bahkan Kei pun menatapnya bingung.

"Ka-Karena mim...pi terakhir ku, Pa-Pangeran tia-da karena... melindungi..ku. Pa...sukan bulan hi-tam itu kem..bali me-nyerang," sambung Taki dengan sesegukan.

"Kau tenanglah Pangeran," ujar Pangeran Kei.

Ia menepuk pundak Taki yang masih bergetar karena menangis. Ia menghiburnya seperti adiknya sendiri.

"Dasar sial! Pasukan itu tak habis-habisnya menyerang! Bahkan dalam mimpi anakku sekalipun," ujar Raja Fuma kesal.

•••

"Kak Kei, lihat! Ini liontin yang Taki ceritain tadi," ujarnya sambil menunjukkan sebuah liontin pemberian Sunoo.

"Sunoo? Dia yang memberikannya, kan?" tanya Kei.

"Eung! Taki punya banyak hal untuk ditunjukin. Ayo, kak kita kesana,"

"Eh eh pelan-pelan Taki,"

Kei mengikuti kemanapun Taki mengajaknya. Mulai dari berkeliling Kerajaan, bertemu Permaisuri Luna, menghampiri Jay bahkan berkenalan dengan semua Prajurit disana.

TAKAYAMA'S || Taki &TEAM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang