tigaa belazzss

17 2 0
                                    

"l-lunn??"
....

Luna membolakan mata nya, ia reflek gugup saat anak anak Altereaz yang ada di sana menatap nya.

Hanya keheningan yang mengisi ruangan itu "ekheemm... jadi???" Dava membuka suara dan menatap ke arah Luna yang mendongak menatap nya Kembali.

Luna yang paham pun mencoba untuk menjelaskan, tapi dia entah mengapa gugup saat Rafa tepat berada di sampingnya dan menatap nya, Itu bukan tatapan Marah, Sedih, senang atau apapun itu... Itu hanya Tatapan mata Rafa yang seolah olah meminta jawaban dari Luna.

"G-gue...."

"hftt... sebelumnya g-gue... minta maaf sama kalian  semua, j-jadi gue-"

Drtt drrttt.....

Ponsel luna berdering dan tertera nama sang Mama yang menelpon nya

"Halo mom??"

"Luna, ada Rafa ga ya?? bisa tolong kerumah sakit ga anterin kamu, bang Mahen kecelakaan"

"HAAHHH??!!?! i-iya aku kesana sekarang, Sherlock rumah sakit nya"

tuttt....

Semua orang yang menunggu kelanjutan dari penjelasan Luna itu pun bertanya siapa yang menelpon nya dan kenapa dia jadi sepanik itu.

"B-bang Mahen kecelakaan.... Rafa... bisa anterin gue??" Tanya nya sambil berkaca kaca. Semua Anggota Altereaz yang ada di sana ikut terkejut.

"Yaudah lun, besok aja lanjutin nya, Udah sana bos anterin, kasian itu anak orang" Ucap Fajar yang membuat Rafa mengangguk, mengambil jaket nya dan bersiap menuju rumah sakit.

"Gue duluan ya, Bye semua" Luna berlari keluar dan langsung saja naik di atas motor Rafa dan memakai helm nya.

"Rumah Sakit xxx" Rafa lun langsung menancap gas nya menuju rumah sakit itu.

Sesekali Rafa melirik wajah khawatir luna dari spion, Jauh di dalam hati nya masih penasaran dengan yang ia dengar tadi, ia tidak mungkin salah dengar kan?? bahkan teman teman nya pun juga menunggu penjelasan dari Luna.  Ingin bertanya lagi tapi sepertinya bukan di saat yang tepat akhirnya Rafa pun fokus mengendarai motor nya.

.
.
.
Di suatu tempat.....

"misi berjalan lancar bos"

"kerja bagus"

tuttt....

Telepon di matikan satu pihak

"Perlahan lahan tapi pasti... Kehancuran mu sudah dekat. Araluna Syahnia Hahahaha......"

"Sebenarnya sangat kasihan sekali... Gadis seperti mu yang tidak tau apa apa harus menjadi bahan Balas dendam ku, Jika saja kau tidak kenal dengan Rafael kau tidak akan terlibat di sini, Namun nasi sudah menjadi bubur. Aku bersumpah.... KAU AKAN MATI DI TANGANKU ARALUNA!!!"

"Nad... aku akan membalas apa yang dia lakukan 3 tahun lalu" Batin seorang pria.

.
.

Luna langsung berlari ke arah ruangan yang sudah di beritahukan oleh Syaida meninggalkan begitu saja Rafa yang masih memarkirkan motornya.

Sesampainya di depan ruangan itu terlihat sedikit ramai karena ada beberapa polisi yang mungkin membantu abang nya tadi.

"m-mom..." Luna lemas saat melihat abang nya yang ada perban di mana mana... terlihat sepertinya ada benturan keras di area kepala sang abang yang membuat dahi nya harus di perban,dan jangan lupakan lengan nya yang di pakaikan Gips.

Friend With Beloved?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang