Littlespace

583 71 5
                                    

Hari ini Jungkook ada jadwal kuliah pagi, ia selesai kuliah siang hari. Kemudian Jungkook pergi bersama Mingyu keluar dari kelas.

"Tidak mau ikut denganku?" Tanya Jungkook sambil merangkul bahu sahabatnya. Mingyu menggeleng kecil dengan senyum tipisnya.

"Hari ini aku harus bertemu dengan Namjoon hyung. Lain kali saja aku kerumah bertemu taetae" ucapnya. Jungkook mengangguk paham.

"Ya sudah kalau begitu kau ku antar ke kantor" Mingyu mengangguk mengiayakan. Mereka pergi dari kampus menuju kantor keluarga Kim.

Skip di perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di kantor. Ia melihat sepupunya sudah menyambutnya di pintu loby.

"Kau tidak mampur dulu?" Tanya Mingyu. Jungkook menggeleng kecil.

"Tidak. Aku lelah hari ini" ucapnya pada mingyu, kemudian netranya menatap namjoon dan melambaikan tangannya " aku pulang dulu hyung!!" Pekik Jungkook yang direspon anggukan saja.

"Kalau begitu terimakasih atas tumpangannya" ucap Mingyu, Jungkook mengangguk kecil. Lalu kemudian mobil itu jalan. Tanpa disadari mobil Jungkook setelah keluar dari perusahaan ada yang mengintainya di belakang. Tiga mobil itu menyiap mobil Jungkook di jalanan sepi pengendara. Jungkook diberhentikan dengan paksa dan membuat pria itu sedikit terkejut.

"Sial!!" Decaknya. Kemudian ia melihat banyak orang berjas hitam turun dari mobil. Depan, belakang, dan sisi kiri nya sudah di halangi mobil dan orang-orang berbadan besar.

"Keluarlah" ucap pria yang mengetuk kaca mobil Jungkook. Jungkook berdesis kecil. Lalu keluar dari mobil dengan tampang yang menantang.

"Apa mau mu?" Pria di hadapannya menyeringai.

"Memenggal kepala keluarga Kim. Apalagi?"

"Kau!!" Jungkook mencekiknya, sorot matanya berkilat marah. Sementara pria yang ia cekik hanya tersenyum santai sambil mengintruksi bodyguardnya agar tidak menyerang Jungkook .

"Tidak ada dendam kalau tidak ada pristiwa kelam. Bukan begitu Jeon Jungkook ?" Ucapnya sambil melepaskan cengkraman Jungkook pada lehernya "kematian adikku, kau dan saudaramu membunuhnya. Nyawa harus dibayar nyawa" lanjutnya. Jungkook tertawa  kencang, ada perasaan menggelitik didalam tubuhnya ketika ucapan itu terdengar di gendang telinganya.

"Bercandamu terlalu menggelitik perutku Choi Jung won. Adikmu lah yang berulah. Kami hanya melindungi apa yang harus kami lindungi"

"Kau tidak harus sampai membunuhnya" pria itu menekan bahu Jungkook sampai tubuh Jungkook tersandar di mobilnya.

"Adikmu yang ingin membunuh hyungku sialan!! Dia pantas mati" Jungkook meludahi wajahnya lalu mendorong Jung won dengan kasar. Bodyguard nya langsung memprotec Jung won dari Jungkook. Pria itu bertarung dengan bodyguard Jung won.

"Pecundang mana yang membawa bodyguard hanya untuk bertemu denganku" ucap Jungkook ditengah-tengah perkelahiannya. Jung won yang mendengar itu menggeretakan giginya kesal.

"Cari celah dan Pegang tubuhnya" ucap Jung Won. Jungkook kemudian semakin waspada. Begitu banyak bodyguard yang dikerahkan Jung won untuk menyerangnya. Tidak imbang satu lawan banyak. Akhirnya Jungkook kelelahan setelah menumbangkan beberapa bodyguard. Ketika lengah, bodyguard Jung Won kemudian menangkapnya. Memegang tangan pria itu dengan kuat. Jungkook sempat memberontak, tapi tenaganya sudah mencapai batasnya. Jung Won, ia kemudian menendang perut Jungkook sampai pria itu mengeluarkan darah dari mulutnya kakinya melemas dan akhirnya ia terduduk dengan tubuh yang menyender di mobil. Jung Won memukul wajahnya, bercak darah di sudut wajahnya banyak sekali. Ia babak belur oleh Jung Won.

"Matilah kau membusuk disini!!" Ucap Jung Won. Kemudian menendang tulang rusuk Jungkook.

"Keparat!" Ucap Jungkook dengan lirihannya.

"Kau sudah kalah jadi diam lah!"

"Aku tidak kalah darimu. Dasar licik ugh!!" Rahang Jungkook ditendang kuat oleh Jung Won.

"Ayo pergi" pria itu kemudian pergi bersama bodyguard nya meninggalkan Jungkook yang terkapar. Dadanya sesak, kepalanya sakit dan pusing. Tangannya dan wajahnya habis dipukuli. Jungkook kemudian memejamkan matanya, menarik nafasnya pelan dengan ringisan. Karna jujur saja, dadanya sangat sakit. Ia berusaha mengumpulkan kesadarannya, kemudian bangkit dan bersusah payah masuk kedalam mobil. Jungkook mengendarai mobilnya dengan tubuh yang sudah kebas ia rasakan.

Jungkook akhirnya sampai dirumah, ia keluar dari mobilnya berjalan tertatih menuju rumah. Sampainya pintu itu terbuka lebar, Jungkook ambruk dengan darah yang keluar di dalam mulutnya dan itu membuat Yoongi dan taetae terkejut.

"Jungkook!!" Yoongi berlari menghampiri pemuda itu. Taetae bahkan sudah menangis melihat Jungkook berlumuran darah.

"HOSEOK!! JIMIN!!" Yoongi berteriak, tangannya gemetar hebat. Kilatan dimatanya menunjukan kemurkaan. Hoseok dan Jimin datang, mereka juga sama terkejutnya.

"Hikksss. Kukii!!" Taetae menangis, hoseok memeluknya.

"Kenapa ini?!" Seokjin datang dari luar.

"Aku juga tidak tahu, dia pulang dengan keadaan seperti ini" ucap Yoongi.

"Ayo cepat kerumah sakit" Seokjin kemudian mengangkat tubuh Jungkook dibantu oleh Jimin dan Yoongi.

"Taetae dirumah dengan una ya " ucap Hoseok, taetae menggeleng kuat ia berlari mengikuti Yoongi yang menuju mobil.

"Taetae mau ikut hikss...kukii...hiks.."

"Tidak... Tidak... Kau disini denganku!" Ucap Seokjin mutlak. Ia memeluk Taetae erat ketika mobil itu berangkat.

"Unaaaa... Hiks... Kuki...." Taetae memeluknya dengan tangan bergetar hebat. Seokjin membawanya kedalam rumah. Ia menenangkan taetae terlebih dahulu.

"Kuki tidak papa taeby, jangan menangis" ucap Seokjin.

"Tapi...hiks.. kuki banyak dalah..hiks.."

"Iya aku tau, sudah tidak apa apa" ucap seokjin menenangkan taetae. Ia juga tidak tahu harus berkata apa sekarang, otaknya tiba-tiba blank ketika melihat wajah Jungkook penuh darah.

Kini Jungkook sudah ditangani oleh dokter. Mereka ber lima masuk kedalam kamar rawat inap. Melihat wajah Jungkook yang lebam dengan selang oksigen di hidungnya.

"Dia barusaja mengantar mingyu ke kantor hyung. Aku sudah mendapatkan cctv didepan perusahaan dan jalan" ucap Namjoon.

"Bagaimana hasilnya?"

"Jongin sedang menyelidikinya"

"Kurang dari dua jam hasilnya harus ada" ucap Yoongi dengan tatapan dinginnya

"Hyung"

"Mutlak" Namjoon hanya bisa diam dan mengangguk. Lalu kemudian ia menghubungi Jongin untuk menyampaikan ucapan Yoongi.

"Ah sialan!! Siapa lagi yang berani mengancam kita" decak Jimin.

"Siapapun itu, kita jangan pernah lengah lagi. Jungkook dan taetae sudah jadi korban" ucap Hoseok

"Kalau sampai bajingan itu adalah dalang dari semua ini. Kupastikan kepalanya akan hilang ditanganku" ucap Yoongi, wajahnya benar-benar datar dengan sorot mata yang melihat luka-luka pada tubuh Jungkook. Dia sangat marah ketika ada yang mengganggu saudara dan adik laki-lakinya.






Tbc_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My btother a littlespace Jilid IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang