[2]

759 50 31
                                    

Wah rame juga ini yang penasaran sama si ani-ani wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wah rame juga ini yang penasaran sama si ani-ani wkwkwk

Lanjut berarti ya...

30+ VOTE
30+ COMMENT

°°°

🔞MATURE CONTENT🔞

°°°

Memiliki garis keturunan lurus dari kaum priyayi membuat Sandiaga Batara hidup bergelimang harta sejak ia lahir. Harta, tahta, dan wanita bisa ia dapatkan dengan mudah. Apalagi perawakannya juga sangat mendukung untuk mendapatkan semua privilege itu. Menyendiri selama lebih dari satu dekade membuat pria yang akrab disapa Sandi ini menjadi hot duda dengan satu putra semata wayang yang ia urus sendiri sampai dewasa.

Sejak muda, Jeremy yang melarang ayahnya untuk menikah lagi karena tidak boleh ada satu wanita pun yang menggantikan posisi mendiang ibunya di rumah. Terpaksa, Sandi memilih menyibukkan diri mengurus dan mengekpansi gurita bisnisnya ke seluruh wilayah di nusantara bahkan menyebrang ke negeri jiran juga negeri singa di ujung selatan Semenanjung Malaya.

Walau begitu, naluri lelaki untuk terpikat pada wanita tak pernah ada habisnya. Di belakang Jeremy, seringkali Sandi bergonta-ganti wanita hanya sekedar untuk senang-senang memuaskan birahinya. Kecuali, pertemuannya dengan Yovita saat ada meeting di salah satu hotel dan saat itu si gadis jelita masih jadi pegawai training di hotel tempatnya bekerja sekarang.

"Permisi, maaf... boleh saya angkat piring kosongnya, pak?"

Buffet sarapan pagi di area restoran hotel adalah saksi pandangan pertama Sandi melihat si cantik jelita yang memikat matanya. "Oh?" Pancaran obsidian yang berkilau dan senyum yang cerah itu mengalihkan dunia Sandi dalam sekejap mata.

Nyaris Sandi lupa bagaimana cara berkedip tersilaukan keramahan dan kecantikan pegawai yang masih berstatua magang di sebuah hotel berbintang itu. "Maaf, ini sudah boleh saya ambil kan, pak?"

"Oooh... i-iya... iya, maaf... silakan mba!"

"Permisi ya, pak!"

Dengan menunjukkan hasrat ingin bekerja dan keprofesionalannya supaya diangkat menjadi pegawai tetap, Yovita mengangkat semua alat makan di mejanya Sandi yang sudah kosong dan kotor setelah makanannya habis. Sepeninggal Yovita dari mejanya, pandangan Sandi tak berhenti sampai benar-benar gadis pegawai magang itu menghilang dari pandang matanya.

Sandi pikir ia tak akan pernah bertemu lagi dengan Yovita, namun toko peralatan alat basket jadi saksi pertemuan mereka lagi saat Sandi mengantar Jeremy membeli jersey dan bola basket baru.

[M] Ani-AniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang