[11]

653 33 47
                                    

COMMENT udah jebol, waktunya dilanjut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

COMMENT udah jebol, waktunya dilanjut

30+ VOTE
35+ COMMENT

Maaf lama, author agak pusing dengan kehidupan di RL hehhee

°°°

"Ekhem... Jere..."

Suatu pagi, Sandi hampiri Jeremy yang terlihat sedang berjemur di tepi kolam renang di halaman belakang rumah. "Jer..." Ia menegur putra semata wayangnya yang bertelanjang dada, dengan kacamata hitam yang bertengger di batang hidungnya.

"Eh Pa..."

"Nih!"

Agar Jeremy tidak curiga dengan niatnya, Sandi sengaja menyiapkan dua minuman segar yang dibawanya. Satu untuknya, dan satu lagi untuk Jeremy. "Oh... thank you, Pa..." Ucap Jeremy menerima minuman dari sang Papa.

"Tumben nih, Pa... ada apa?"

"Enggak, Papa cuma pengen ngobrol aja sama anak Papa satu-satunya ini."

"Oh... ya... ya boleh..."

Jeremy membenahi posisi duduknya yang semula bersantai di kursi malas yang sedikit tersorot sinar matahari. "Emangnya Papa mau ngobrolin apa?"

"Emm... anu, kamu tahu kan kita ini sama-sama laki-laki dan kamu, kamu bukan anak kecil lagi sekarang, Jer."

"I-iya Jere tahu Pa, kalau Jere masih anak kecil mana mungkin Papa izinin Jere minum alkohol." Santai Jeremy.

"Bukan itu maksud Papa, Jer."

"Papa cuma mau ingetin kamu, kamu jangan main-main sama perasaan orang."

"Maksud Papa?" Jeremy menggerenyitkan dahinya. "Aku gak mainin perasaan orang kok, pacarku cuma satu."

"Vita. Kan Papa juga tahu."

Sandi mengusap tengkuknya, sepertinya ia harus lebih hati-hati untuk membicarakan ini dengan Jeremy. Ia dekatkan lagi posisinya mepet pada Jeremy, merangkul bahu telanjang putranya itu. "Gini, Papa tahu... kamu sama Papa kan sama-sama laki-laki. Papa tahu kalau naluri laki-laki itu emang gak pernah puas sama satu perempuan."

"Tapi kalau emang kamu udah suka satu perempuan, tolonglah... kalau kamu beneran laki-laki jantan, kamu harus bisa komitmen buat sayang sama dia."

"Jangan sakitin perasaannya, kita gak pernah tahu luka apa yang perempuan pendam sama masa lalunya dulu."

"Kalau emang kamu gak bisa setia, lepasin..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[M] Ani-AniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang