[9]

455 22 33
                                    

Bagus, karena udah lebih dari 30+ COMMENT jadi lanjut ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagus, karena udah lebih dari 30+ COMMENT jadi lanjut ya

30+ VOTE
30+ COMMENT

°°°


Hidup rukun dan damai di keluarga yang harmonis, itulah setidaknya gambaran keluarga kecil seorang Yovita Ardeana Priscilla. Ia memang tidak berasal dari keluarga priyai, konglomerat, atau saudagar kaya. Ia hanya seorang putri dari ayah yang bekerja sebagai pegawai negeri dan ibu rumah tangga yang selalu ada di rumah, merawat Yovita kecil dan membereskan rumah.

Keluarga mereka sangat bahagia walau hidup sederhana, tidak punya uang yang banyak tapi berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yovita kecil gemar menunggu kepulangan sang ayah yang selalu datang membawakan buah tangan untuk istri dan anaknya tiap pulang kerja.

"Vita... Papa pulang..."

"Papaaaaaa!!!"

Yovita kecil berlari menuju dekapan ayahnya, memeluk sosok pria yang jadi cinta pertama dalam hidupnya. "Yeay... yeay... Papa pulang... Papa pulang..." Antusias gadis kecil itu.

"Hahahaha... hei... hei... putri cantik Papa udah kangen ya sama Papa..."

"Nih Papa bawain oleh-oleh!"

Kotak di balik kantong kresek Pria itu tunjukkan pada Yovita. "Wah... wah... apa ini, Pa?" Yovita mengambil yang terbungkus dengan kresek putih itu ke tangannya.

"Itu, tadi Papa abis rapat jadi dikasih snack sama nasi kotak."

"Iiih asiiik..."

"Mama... Mama... lihat... Papa bawain makanan!!!"

Saking sayangnya pada putri kecilnya, pria yang kerap Yovita panggil dengan sebutan Papa itu rela tak memakan nasi kotak dan kudapan yang disediakan saat rapat di kantor tadi siang. Bagi pria itu, melihat Yovita bahagia adalah yang lebih utama. Ia bisa beli makanan lain saat makan siang, jarang-jarang kan di rumah ada lauk selengkap yang ada dalam nasi kotak.

Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung abadi. Hari yang cerah itu perlahan menjadi mendung yang tak berujung seiring dengan sikap Papa yang kian cuek dan dingin, bahkan terkesan menjaga jarak dengan keluarga kecilnya sendiri. Yovita tak banyak berkeluh, namun ia yang merasakan sendiri bagaimana sapaan Papa tak sehangat dulu semenjak kariernya memuncak.

Harta dan tahta telah membutakan dunianya. Yovita dan ibunya yang memergoki sosok cinta pertama yang selalu dibanggakan sedang bermesraan dengan perempuan lain. Yovita yang melihat kejadian itu langsung syok, surga yang damai dan tenang telah hancur  — luluh lantah semua bayang-bayang itu.

Belum lagi ketika laki-laki pertama yang mendekati Yovita ketika dirinya masih berseragam putih-abu juga mencampakkannya. Yovita sudah jatuh cinta padanya namun di tengah jalan lelaki itu meninggalkannya.

[M] Ani-AniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang