Hidup keras di kota besar membuat gengsi Yovita ingin selalu punya segalanya. Masa bodoh jadi benalu dalam hubungan gelap yang ia jalin dengan pria yang jauh lebih matang usianya yang menting pria itu mapan dan bisa memenuhi gengsi keinginan yang ti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Agak macet ya nyampe targetnya makanya agak lama
Karena udah 30 commentnya jadi kita lanjut ya
30+ VOTE 30+ COMMENT
°°°
🔞MATURE CONTENT🔞
°°°
"Mmmhh... mmmmmmhhh..."
Di antara para penonton yang serius menikmati film di layar yang super lebar, ada sepasang insan yang diam-diam mesum di balik selimut tebal yang menutupi bagian tubuh mereka berdua. Yovita sedang berusaha menutup rapat-rapat mulutnya, menahan suara erangan yang sebenarnya tak tahan ingin ia teriakan sekencang mungkin — kala di bawah sana, jari-jari Sandi menerobos lubang hangat miliknya yang kian rembes dengan lendir lengket dari pusat tubuhnya.
"Mmmhhh... Oooomhhh..."
"Sssh jangan berisik!" Bisik Sandi mendekat, membekap mulut Yovita kemudian supaya tak ketara suara erangan yang ditahan itu. "Jangan berisik, nanti orang pada tahu. Kamu gak mau kan kita diusir karena kelakuan lenjeh kamu ke saya hmm?" Ucapnya mengintimidasi.
"Mmmppphhh..."
Berderai air menetes dari matanya. Bukan karena sedih atau terbawa suasana filmnya, Yovita meneteskan air mata melampiaskan sensasi sensual yang ia dapat dari jari-jari Sandi yang menggasak di dalam pusat tubuhnya. "Lebarin lagi kaki kamu, sayang... lebarin lagi supaya saya bisa lebih leluasa kocokin mem*k lac*r kamu!"
Lontaran ucapan kotor yang mengundang libido Yovita kian tak terkontrol. Apa yang Sandi ucapkan padanya seakan jadi perintah yang tak bisa ia bantah. Yovita kangkangkan kakinya lebih lebar, memperluas akses jemari Sandi bergerak masuk dan keluar.
"Nnnggghhh..."
"Basah banget punya kamu... udah lama ya nahan sang* dari tadi?"
"Hhhssss..."
Ingin Yovita meracau saat Sandi menambah jarinya masuk sehingga ada tiga jari Sandi di dalam lubang kewanitaan Yovita. Tak bisa pula Yovita tinggal diam cuma menikmati sensasi sakit namun nikmat yang Sandi berikan di pusat tubuhnya. Tangan lentik Yovita pun bergerak mencari di mana resleting celana Sandi.
"Ooouuhhh..."
Sandi terlonjak saat gadis itu menggerayangi gundukan di dalam celananya. "Aaah... kamu juga pengen muasin punya saya ya..." Tidak dicegah, Sandi justru memberikan akses untuk memudahkan tangan Yovita bertemu dengan cacing besar alaska yang masih tertidur di dalam sarangnya.
"Mmmmhhh..."
Giliran Sandi yang menahan erangan saat tangan Yovita mulai menggenggam batang perkasa miliknya. "Uuuhh..." Langsung greengg Sandi saat jari-jari Yovita yang hangat membungkus kejantannya. Memijat dan mengurut miliknya supaya bisa sepenuhnya bangun.