[5]

886 38 32
                                    

Rame amat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rame amat... lanjut deh kalo gitu ya...

30+ VOTE
30+ COMMENT

°°°
🔞MATURE CONTENT🔞

°°°

Sampai di kamar paling eksklusif dengan fasilitas mewah yang tidak dimiliki kelas paling standar di resort ini, Sandi dorong Yovita hingga terduduk si pinggir kasur. Bukan Yovita namanya jika ia hanya menjadi perempuan pasif yang pasrah membiarkan laki-laki menguasai tubuhnya seenaknya. Yovita justru sengaja melempar umpan dengan tatap matanya yang kerap kali berias smoky eyes supaya nampak lebih tajam sorot matanya. Gadis itu mengangkangkan tubuhnya yang hanya berbalut bikini selebar mungkin yang ia bisa.

Lihai jemari lentik Yovita tak lepas dari seduktivitas untuk memancing Sandi makin larut dalam gairah. Tangan kanannya ia gunakan untuk meremas gundukan lemak yang kenyal dan padat di dadanya sedang tangan yang kiri menjalar menyibak bawahan segitiganya, memamerkan vaginanya yang merekah dan lembab setelah Sandi 'lecehkan' di bawah pohon kelapa tadi.

"Ssshhh... mau masukin k*nt*l Om ke m*m*k Vita yang basah ini, Om?"

Ia tantang Sandi dengan ucapannya yang tanpa tedeng aling-aling. "Mmmhh..." Kepalanya pun mendongak, jari-jarinya dibuat menggosok labianya yang dibuat terbuka demi menggoda Sandi agar segera menerkamnya. "Oomhh... uuuh... aku sange Ommhh... uuuh... sini masukiinnh... aaaah... pengen dimasukiiin ugghh..." Racau Yovita, bermastrubasi menggunakan jari, memancing Sandi.

"Dasar lacur kamu Vit!"

Sandi menukikan garis ujung bibirnya yang kiri. Ia dekati Yovita yang nakal menggodanya itu, menyasar telinganya untuk ia bisiki. "Saya tahu kamu pasti kangen punya saya yang gagah ini kan hmm?" Yovita menggigit bibir sambil menganggukkan kepala. Tangan kekar yang sedikit kasar permukaannya itu pun menjalar meraba tubuh Yovita yang nyaris telanjang di depan matanya.

"Mmmmhhh... Ooomm Sandiihh nnnggghh..."

Sandi arahkan tangannya sampai menyentuh bibir vagina Yovita yang becek. "Kamu suka kan kalau saya mainin m*m*knya kayak gini, ehmm?" Seperti yang Sandi lakukan di bawah pohon kelapa sebelumnya, ia gunakan jari-jari panjangnya untuk menggesek liang madu Yovita membimbingnya untuk menemukan orgasme lagi.

"Oooohhh..."

Ya, sifat lacur Yovita menyukai ini. Memang ia lakukan ini demi uang, namun bagaimana pun juga sentuhan erotis yang Sandi berikan padanya adalah candu yang tak bisa ia tolak. Apalagi ketika  kemudian Sandi menerobos intim liang madu Yovita dengan ketiga jarinya, bergerak seperti menggali lubang yang dalam.

Naluri Sandi sebagai lelaki yang tak bisa menahan diri untuk menguasai wanita yang membuatnya birahi mengundang Sandi untuk menyentuh tiap titik tubuh gadis di bawah kuasanya. Jika jari-jari tangan kiri Sandi sibuk mengoyak lubang di selatan tubuh Yovita, tangan kanan Sandi bekerja meremas gundukan lemak yang kenyal di balik bikini yang sudah tak beraturan. Tak akan berhenti Sandi mempermainkan Yovita bahkan sekarang ia gunakan mulutnya untuk menarik lepas atasan bikini Yovita kemudian dengan cepat ia meraup kedua puting payudara yang tergantung bebas itu bergantian untuk dikulum dengan bibirnya.

[M] Ani-AniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang