1│New Neighbour (S1)

1.3K 46 1
                                    

Saat Haneul kembali ke apartemennya, dari kejauhan terlihat orang-orang yang membawa kotak kardus serta perabotan ke dalam ruangan di sebelahnya.

Karena penasaran, Haneul menghampiri keributan kecil itu. Ketika semakin dekat, dia melihat seorang pria berbadan kekar yang menggendong anak kecil. Pria itu tampak lelah saat memberikan instruksi pada para petugas pindahan.

Haneul masih mengamati mereka hingga para petugas selesai menurunkan muatan truk dan meninggalkan gedung apartemen. Sang ayah lalu melihat sekeliling. Tanpa sengaja dia menyadari kehadiran Haneul dan melempar senyuman kecil.

Haneul merasa malu karena ketahuan basah, tapi dia membalas senyumannya dan berjalan mendekat.

"Hai," katanya dengan canggung dan setengah membungkuk. "Apa kau baru pindah ke sini?"

Pria itu mengangguk, kemudian balas membungkuk. Tangannya mengelus kepala anak kecil di gendongannya dengan kasih sayang. "Benar. Namaku Lee Junho dan ini anakku, Lee Minjun."

Haneul tersenyum pada anak kecil yang balas menatapnya dengan mata lebar. "Imut sekali. Myeot salieyo¹?"

"Hampir enam tahun," jawab Junho dengan bangga.

Minjun kini menatap Haneul dan tersenyum malu-malu sebelum menyembunyikan wajahnya di bahu Junho.

"Dia pasti lelah karena baru pindah." Haneul terkekeh melihat kelakuan anak kecil itu, lalu mengulurkan tangannya. "Ah, je iremeun Kim Haneul-ieyo²."

Junho menurunkan Minjun sebelum menjabat tangan Haneul. Genggamannya kuat dan erat, tapi ada rasa lelah di wajahnya. "Senang bertemu denganmu, Haneul. Harus kuakui prosesnya cukup ribet, tapi kami lega akhirnya bisa pindah."

"Pindah rumah memang selalu merepotkan, apalagi jika ada anak kecil," kata Haneul penuh simpati. Dia melirik Minjun yang menempel di kaki Junho dan menatapnya dengan ekspresi polos.

"Sayangnya si kecil nggak terbiasa berada di tempat baru." Junho mendesah pelan, lalu dengan lembut membujuk putranya untuk bicara. "Sayang, ayo sapa kak Haneul."

Minjun dengan malu-malu menjulurkan kepalanya dari balik kaki ayahnya dan mengucapkan kata "hai" yang sangat pelan dan hampir tak terdengar. Matanya bolak-balik menatap ayahnya dan Haneul dengan sedikit ragu. Haneul lalu berjongkok setinggi bocah itu.

"Hei, jangan malu-malu. Aku nggak gigit, kok." Haneul menyeringai dan memamerkan giginya.

Minjun terkikik melihat tingkah Haneul. Dengan ragu-ragu dia melangkah dari balik kaki ayahnya.

"Benarkah?" tanyanya dengan pipi tembem yang terangkat saat tersenyum.

"Tentu saja, pangeran kecil," Haneul menggeleng, masih tersenyum. Dia melirik Junho yang menyaksikan mereka dengan geli.

Junho yang menyaksikan interaksi antara Haneul dan putranya merasa lega. Meski awalnya kelelahan, mau tak mau dia bersyukur karena kehadiran Haneul yang berhasil membuat putranya tersenyum.

"Sepertinya dia mulai menyukaimu," kata Junho, memperhatikan Minjun yang berani mendekati Haneul.

Haneul nyengir dan mengacak-acak rambut Minjun sebelum berdiri. "Anak-anak mudah didekati, tahu."

"Dia nggak mau lepas sejak kami tiba di sini." Junho tersenyum, memperhatikan Minjun yang mencoba merapikan rambutnya yang berantakan. "Kalau begitu sebaiknya kami permisi dulu. Banyak barang yang harus kurapikan."

Haneul menoleh ke arah Junho. "Apa kau butuh bantuan? Kebetulan jadwalku kosong."

Junho tampak kaget mendengarnya. "Kau yakin? Aku nggak mau merepotkanmu."

"Nggak, kok! Santai saja," balas Haneul meyakinkan.

Sejenak Junho ragu-ragu, tapi tawaran Haneul terlalu menggiurkan untuk ditolak. Selain itu dia merasa niat Haneul tulus. "Baiklah... sejujurnya aku memang butuh bantuan, sih."

"Kalau begitu aku ganti pakaian dulu," kata Haneul sambil nyengir, puas karena tawarannya diterima. Dia berjalan ke apartemennya, tapi berhenti dan berbalik. "Oh, tunggu sebentar."

Sebelum Junho sempat bertanya, tiba-tiba Haneul menerjang dan meraih Minjun, lalu mengangkatnya. Minjun kini memekik kegirangan. Sikap malu-malunya hilang saat itu juga.

Junho yang menyaksikan adegan itu merasa terkejut dan geli. Dalam hati dia bersyukur karena sikap ramah dan ceria Haneul berhasil membuat putranya senang. "Astaga, kukira apa."

Haneul akhirnya menurunkan Minjun kembali, lalu terkekeh. "Maaf. Habisnya Minjun lucu sekali, sih!"

Mereka lalu tertawa bersama dan berjalan menuju pintu depan. Saat Haneul masuk ke dalam apartemennya, Junho menoleh ke arah Minjun, lalu mengangkatnya. "Sepertinya kita dapat teman baru hari ini."

Minjun mengangguk. "Dia keren, pa!"

Junho mengecup kening putranya. "Dia akan membantu kita, jadi kita bisa selesai lebih cepat dan main malam ini."

Wajah Minjun berseri-seri. Dia melepaskan diri dari ayahnya dan kembali membongkar barangnya. Junho tertawa dan mengikuti putranya ke dalam.

***

¹Berapa umurnya?
²Namaku Kim Haneul.

Gangsta DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang