"Terkadang kita memerlukan tempat bersembunyi bukan untuk melarikan diri. Melainkan untuk menenangkan diri sebentar, kemudian kembali dengan keberanian yang lebih besar."
- Decoration of Seven Loves -
💜💜💜
Kalau ada yang lebih menjengkelkan dari tersandung ujung kaki meja, bagi Sambara Bersaudara adalah klien yang keras kepala dan sulit untuk diajak bekerja sama. Seperti saat ini, setelah menelepon dan meminta datang ke kantor di hari libur, mereka mendapat permintaan di luar nalar. Sesuatu yang membuat tujuh pemuda tersebut kompak memijat dahi.
Sepasang calon pengantin yang pekan depan akan melangsungkan pernikahan, tiba-tiba ingin mengganti tanggal pelaksanaan. Kalau untuk beberapa waktu setelah hari kesepakatan, kemungkinan besar tim WO bisa mengatasinya. Namun, jika klien meminta pernikahan dimajukan dengan perubahan konsep besar-besaran, bagaimana?
"Jadi, kalian ingin acara pesta yang tadinya di hotel diganti ke area outdoor? Kemudian temanya berubah dari modern ke adat Jogja?" tanya Arsa, kembali memastikan. Siapa tahu telinganya salah dengar.
"Benar. Dan yang paling penting harus besok pagi. Lokasinya juga jangan jauh-jauh dari rumah saya," seorang pria bersetelan rapi dengan rambut klimis menjawab santai.
Senan menghela napas panjang, kemudian mendekati meja dimana dua tamu dan tiga kakaknya duduk di sisi kanan-kiri. Ia sudah tidak tahan dengan kelakuan pasangan itu, apalagi setelah diberi banyak pengertian di hari-hari sebelumnya. Kemudian pemuda berkaus oblong dengan handuk di leher tersebut menjatuhkan bokong di sofa.
"Mas mau outdoor, konsep Jawa, harus besok pagi?" Senan bertanya penuh penekanan.
"Betul."
"Mas mau nikah atau bangun candi?" kesal Senan di depan wajah si pria. Kemudian menatap mata calon mempelai wanita. "Mbaknya Roro Jonggrang?"
Terdengar kekehan kecil yang tertahan dari Nico dan Fari. Dua remaja itu memilih menyimak sambil menyandarkan punggung ke dinding yang dingin daripada ikut berdiskusi. Lebih tepatnya berdebat.
Kenjiro menarik pelan bahu Senan. Ia sedikit tidak enak hati atas ucapan Senan terhadap sepasang kekasih di sana. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa rasa kesalnya juga terwakilkan oleh sang adik.
"Begini, Mas. Besok pagi itu waktunya terlalu mepet. Mas, Mbak, dan sekeluarga pasti memerlukan pakaian adat dan tim tata rias yang sesuai dengan konsep. Kita belum membahasnya sama sekali. Belum lagi dengan tempat digelarnya acara dan segala perlengkapan yang diperlukan. Hari ini kami sedang libur dan beberapa anggota tim juga ke luar kota. Sangat berisiko jika kita memaksakannya," jelas Kenjiro dengan nada suara yang masih bersahabat.
"Saya maunya besok pagi, titik. Kalau WO kalian nggak mampu, ya udah batalin aja. Saya akan kasih review jelek di semua medsos kalian," papar satu-satunya wanita di sana.
"Nggak bisa gitu dong. Batal, ya, batal aja nggak perlu jelek-jelekin usaha orang!" Senan yang selalu bersikap santai, kali ini tidak bisa menahan emosinya. Selain karena klien mereka yang kelewatan, perut keroncongan juga menjadi faktor mood Senan berantakan.
"Kalau gitu, kerjain. Saya bayar dua kali lipat, deh. Saya cuma nggak mau keinginan calon istri saya nggak terpenuhi. Apalagi kalau anak saya sampai ngecesan. Emangnya kalian mau tanggung jawab?" balas pria bertampang pas-pasan, tapi bau uang.
"Anak?" Anan mengerutkan kening.
"Iya, pacar saya hamil. Kita ke sini juga karena dia lagi ngidam."
Senan, Nico, dan Fari sontak membulatkan mata mendengar kejujuran tamu mereka. Sedangkan empat pemuda yang lain saling beradu pandang seolah sedang mencari satu keputusan. Hingga beberapa detik kemudian Alfito selaku manajer Hello Future Decor membuka suara. Pria tersebut menyanggupi keinginan klien dan menyetujui pembayaran ganda. Nominal yang cukup besar itu bisa dijadikan dana untuk mengembangkan usaha. Selain itu, agar calon mempelai wanita tidak melakukan hal-hal yang bisa menjatuhkan nama Hello Future Decor. Untuk masalah tim yang tidak lengkap, Alfito masih memiliki orang-orang yang bisa diandalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Decoration of Seven Loves
Fanfiction[Kisah baru 7 cucu Eyang Suro. Bisa dibaca dengan ataupun tanpa mengikuti cerita Terpaksa Mengejar Surga.] Setiap manusia punya cara untuk memperindah kehidupannya. Dengan mengabadikan setiap momen bahagia, berbagi canda dengan orang-orang kesayanga...