[06] Menyelami Jiwa dan Lukanya : Senan

1.3K 219 290
                                    

"Ketika kamu berpikir bahwa kebahagiaan hidup hanya bisa dibeli dengan harta. Barang kali kamu lupa bahwa dekap hangat keluarga juga termasuk sesuatu yang sangat mahal harganya."

- Senandika S. Bentala -
( Decoration of Seven Loves )


💜💜💜

Sambara Bersaudara memiliki tujuh karakter dan kebiasaan yang berbeda-beda. Seiring berjalannya waktu, banyaknya perbedaan satu per satu mulai menjelma menjadi persamaan. Faktor utamanya jelas karena kebersamaan yang intens. Selera humor, topik pembicaraan, makanan, serta hal-hal lain bisa dikatakan sudah berada pada frekuensi yang sama. Meski begitu, setiap manusia memiliki sisi keunikan masing-masing. Dan beberapa di antaranya cukup sulit jika harus disandingkan.

Misalnya, Senan. Ia memiliki selera makanan yang sama dengan Nico, sehingga sering melakukan jelajah kuliner bersama. Perihal hati sudah pasti sering dibicarakan bersama Alfito, karena sama-sama senang membicarakan tentang perempuan. Serta perkara-perkara lain yang memiliki kedekatan sendiri di setiap anggota Sambara Bersaudara. Namun, dari enam sepupunya, hanya satu yang membuat Senan banyak menerka dan mencari celah agar bisa menyelaraskan kontrasnya kepribadian.

Seseorang mematikan bluetooth speaker secara asal. Benda dari sumber kebisingan lagu rock yang memekakkan telinga. Mengubah kondisi menjadi lebih sunyi, mengusik mimpi indah seorang pemuda yang sulit tidur jika tidak ada bunyi-bunyi.

"Aelah, Ko. Nyalain lagi musiknya," pinta Senan dengan suara parau dan mata terbuka setengah.

"Lagu lo berisik. Udah sore juga, bangun. Nggak pusing lo seharian tidur?" laki-laki berkaca mata itu menatap datar sang adik yang tengah telentang hingga memenuhi ranjang.

"Hm," gumam Senan, tak mengacuhkan ucapan sang kakak. Ia sudah berniat akan bangun tepat saat azan maghrib berkumandang.

Laki-laki berkaus putih yang terkena cipratan cat air memandang malas, lalu menghidupkan lampu kamar agar Senan segera sadar. Tak lupa Kenjiro juga mematikan kipas angin yang menjadi sumber kehidupan. Ia tidak akan membuang-buang tenaga untuk menggoncangkan tubuh Senan, karena Senan adalah manusia setengah kebo seperti Alfito. Mereka sangat sulit dibangunkan jika sudah mencium aroma bantal. Namun, untuk sekarang aliran tiga faktor pendukung tidur lelapnya seorang Senan sudah terputus. Dalam hitungan detik saja pasti dia akan kehilangan rasa kantuknya.

"One, two," Kenjiro menutup pintu kamar rapat-rapat. "Moment of truth," lanjutnya.

"Woi, Ko! Buka nggak pintunya!" seru Senan bersama nyawa yang merasuk ke jiwa sepenuhnya.

Pria bertindik tiga itu paling tidak suka jika berada di dalam kamar dengan pintu tertutup rapat. Jadi, mau tidak mau Senan harus bangkit dan berjalan untuk membukanya. Berbeda 180° dengan ruangan sebelah, selalu tertutup bahkan terkunci baik sedang diisi ataupun tidak oleh si pemilik.

"Gue dobrak juga tuh pintu. Cuap-cuap lo sampe bulan depan," gerutu Senan sambil melirik sinis kamar Kenjiro.

💜💜💜

Malam ini Sambara's House lebih tenang. Setelah seharian melakukan meeting di kantor Hello Future Decor, tujuh pemuda utama kompak berpisah. Arsa pergi menjenguk mama, Kenjiro berlatih ice skate, Alfito ada agenda berkumpul dengan teman-teman motor, dan Nico melakukan casting FTV. Di rumah Anan sibuk mengerjakan laporan bulanan di ruang tengah, bersama Fari yang juga fokus pada tugas kuliah. Sedangkan Senan sedang siap-siap berangkat kerja setelah lebih dari lima jam mengistirahatkan tubuh di kasur.

Decoration of Seven LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang