3. His Heartbeat

220 29 6
                                    

Kim Seokjin merasa bosan ketika orang yang duduk satu meja dengannya saling menyombongkan prestasi yang mereka peroleh selama berkarir di industri ini. Sesama artis, Seokjin paham betul bagaimana perjuangan untuk mencapai prestasi yang masing-masing diperoleh, namun tak patut juga jika mereka saling beradu prestasi seperti saat ini membuat Seokjin jengah dan ingin segera kabur dari sini.

Akhirnya Seokjin beranjak dari duduknya setelah ia meminta ijin kepada salah satu temannya yang duduk satu meja dengannya untuk ke toilet. Bukan benar-benar ingin ke toilet, tapi ia ingin menjauh dari mereka agar tak tenggelam ke dalam obrolan yang tak berfaedah sama sekali itu.

Seokjin melangkahkan kakinya keluar dari venue. Lalu ia merogoh saku jasnya mengambil ponselnya.

Seokjin meletakkan ponsel pada telinganya setelah mendial nomor Jungkook. "Halo, Jungkook-ah.."

"Ya, Hyung.."

"Siapkan mobil," ucap Seokjin. "Aku akan pulang sebentar lagi."

"Baik, Hyung.."

Setelahnya Seokjin memutuskan sambungan teleponnya dengan Jungkook dan melangkahkan kakinya ke toilet untuk membasuh tangannya.

Seokjin berjalan dengan menundukkan kepalanya. Saat tiba di depan toilet, ia tak sengaja menabrak seseorang. Dengan segera Seokjin menangkap tubuh orang yang ia tabrak tadi yang ternyata merupakan seorang wanita.

Tatapan keduanya bertemu beberapa saat. Dan di saat itulah jantung Sek berdetak lebih cepat dari biasanya.

Perasaan apa ini? Batin Seokjin.

Sungguh, Seokjin sudah lama tak merasakan hal seperti ini meski beberapa kali ia sempat terlibat adegan yang lebih intim dari ini dengan lawan mainnya di drama atau film yang ia mainkan. Namun tak pernah seperti ini.

Jantungnya semakin berdetak tak karuan ketika melihat kedua mata wanita ini memerah bahkan ia juga ikut merasakan kesedihan yang mungkin saja kini sedang dialami wanita ini.

"Maaf.." Ucap si wanita setelah melepaskan dirinya dari Seokjin. Seokjin bisa melihat dengan jelas bahwa wanita di hadapannya ini mengerjapkan kedua matanya menahan air mata agar tak terjatuh.

"Lain kali anda harus lebih hati-hati jika berjalan," ucap Seokjin. "Untung saja saya menangkap tubuh anda. Jika tidak pasti anda sudah terjatuh."

"M-maaf, m-maafkan a-aku.." Ucap Jisoo yang merupakan wanita yang tak sengaja menabrak Seokjin.

Pada detik berikutnya Seokjin melihat air mata wanita yang tidak ia kenal itu luruh. Namun dengan segera wanita itu menghapus air matanya seakan tak mengijinkan siapapun melihatnya.

Seokjin menoleh ke kiri dan ke kanan memastikan tidak ada orang disana agar tidak berpikir macam-macam tentangnya karena di depannya ada wanita yang sedang menangis. "Kenapa kau menangis?" Tanyanya. "Aku tidak membuatmu menangis, kan?"

Jisoo kembali menghapus air mata yang tanpa permisi kembali luruh.

"Jangan temui putraku lagi!"

Ucapan dari seseorang di masa lalu kembali terngiang di kepalanya saat ini membuatnya sadar apa yang harus Jisoo lakukan.

Detik berikutnya Jisoo berlari meninggalkan Seokjin yang masih keheranan dengan apa yang terjadi.

"Hei, anda mau kemana?"

Ucapan Seokjin tak didengar oleh Jisoo membuat Seokjin menghembuskan nafasnya dengan kasar. Beberapa saat kemudian ia kembali merasakan debaran yang sangat kencang dari dadanya, bahkan Seokjin harus memegang dada kirinya itu karena detakan jantungnya terlalu cepat baginya.

You're My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang