11. Dejavu

195 24 10
                                    

Hening.

Sudah hampir satu jam Seokjin hanya duduk sambil menatap pada sebungkus obat yang ada di atas meja.

Itu obat milik Jisoo. Tadi pagi saat pergi dari unit apartemennya, Jisoo lupa membawa serta obat yang sudah dokter resepkan untuknya.

Tapi keheningan yang terjadi buyar begitu saja setelah Jungkook datang dan langsung mengambil duduk di samping Seokjin yang melamun itu. "Kau sedang apa,  Hyung?" Kemudian Jungkook mengambil ponsel dari saku jaketnya.

"Kau mengagetkan saja!" Gerutu Seokjin. "Besok aku akan mengganti pin apartemenku agar kau dan Yoongi tidak seenaknya saja masuk kesini!"

Tapi omelan Seokjin itu hanya direspon kekehan oleh Jungkook. Ia tau bahwa Seokjin hanya bercanda.

"Kau melihat apa?" Lalu Jungkook mengikuti arah pandang mata Seokjin yang tertuju pada sebungkus obat. "Apa ini obat milik Kim Jisoo?"

"Hei, kau benar, ini obat milik Kim Jisoo," sahut Seokjin berpura-pura tidak tau. "Bagaimana bisa dia lupa membawa obatnya?"

"Dia sudah sehat sepertinya, karena itu dia tidak membawa obatnya." Sahut Jungkook.

"Bukankah ini obat antibiotik?" Sahut Seokjin lagi. "Obat antibiotik harus dihabiskan meski sudah sembuh, kan? Okay, aku akan mengantarkan obat ini ke rumah Jisoo."

Jungkook memutar kedua bola matanya jengah. Bagi Jungkook, Seokjin hanya membuat alasan agar bisa bertemu dengan Jisoo. "Biar aku saja yang mengantarnya, aku juga akan pulang. Lagipula apartemen Jisoo searah dengan apartemenku."

"Tidak, aku tidak mau merepotkanmu," tolak Seokjin. "Lagipula jam kerjamu sudah habis."

"Tidak masalah, rumahku searah dengan rumahnya--"

"Tidak! Kau pulang saja!" Seribu alasan akan Seokjin berikan agar ia bisa mengantarkan obat itu. "Aku sendiri yang akan mengantar ini ke rumahnya."

Tak ingin berdebat lebih lama lagi, akhirnya Jungkook menyerah. Ia pun pamit pulang kepada Seokjin tanpa membawa obat untuk Jisoo karena Seokjin sendiri lah yang akan mengantarkan obat itu. Padahal Jisoo sudah tidak memerlukan obat karena kondisinya yang memang sudah membaik.

~♡♡♡~

Dan disinilah Seokjin berada. Di luar gedung apartemen tempat Jisoo tinggal. Masih di dalam mobilnya, Seokjin berpikir mencoba mencari kalimat yang tepat untuk ia ucapkan kepada Jisoo sambil menyerahkan obat itu. Ia juga tak ingin terlihat oleh Jisoo terlalu kentara sangat ingin mengatar obat ini.

"Obatmu tertinggal di apartemenku."

"Kau harus minum obat!"

"Kau harus menghabiskan obat ini!"

"Dokter bilang jika kau tidak menghabiskan obat ini maka maka tubuhmu akan kebal dengan obat jenis ini."

Beberapa kemungkinan kalimat Seokjin susun senatural mungkin, tapi semua kalimat yang sudah ia pikirkan itu terdengar menggelikan.

"Ah, aku tidak peduli dia akan berpikir apa terhadapku," gerutu Seokjin, kemudian ia meraih obat itu dan keluar dari mobil menuju ke unit apartemen Jisoo. "Pokoknya aku akan memberikan obat ini untuknya."

Setelah naik lift dan sampai di lantai tiga tempat unit apartemen Jisoo berada, kini Seokjin sudah berada di depan pintu unit Jisoo. Kini Seokjin merasa tak percaya diri untuk menemui Jisoo.

You're My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang