9. Trapped

134 27 10
                                    

Dengan kedua mata yang masih sembab, Jisoo memasukkan nomor pin rumahnya, setelah pintu terbuka Jisoo lantas masuk ke dalam dan langsung disambut oleh sang ibu yang duduk di sofa.

"Kau baru pulang?" Tanya Eunji pada sang putri.

Jisoo segera menghapus jejak air mata di pipinya agar sang ibu tak menyadari bahwa ia baru saja menangis.

"Kau menangis?" Tentu saja Eunji bisa merasakan bahwa sang putri sedang tidak baik-baik saja.

"Tidak, aku tidak menangis," Elak Jisoo langsung. "Aku hanya kedinginan. Jadi aku tidak sadar kalau air mataku keluar."

Eunji menatap ke arah Jisoo untuk memastikan, meski ia tau bahwa Jisoo berbohong, namun ia tak ingin bertanya lebih lagi. Sebagai seorang ibu, Eunji tetap akan memberi ruang privasi untuk sang putri.

"Ibu kenapa dari tadi memegang pinggang?" Jisoo pun menyadarinya.

"Tidak, pinggang ibu tidak apa-apa, hanya-- aawwhh.." Eunji langsung kesakitan ketika ia mencoba berdiri agar Jisoo tak khawatir dengan kondisinya.

"Ibu baik-baik saja?" Jisoo bergegas mendekat pada sang ibu dan membantu agar sang ibu duduk kembali.

"Ibu baik-baik saja-- sshhh,.." Eunji yang tak mampu melanjutkan ucapannya pun hanya bisa meringis.

"Apa yang sebenarnya terjadi, bu? Katakan padaku!"

Eunji pun menceritakan kepada Jisoo tentang kejadian yang membuat pinggangnya sakit. Dan Jisoo pun mendengarkannya dengan seksama.

"Kenapa ibu tidak hati-hati?" Ucap Jisoo setelah sang ibu selesai menceritakannya.

"Maaf, ibu memang kurang hati-hati tadi," sahut Eunji. "Ah, tadi yang mengantar ibu ke rumah sakit Kim Seokjin dan ayahnya. Kau pasti bertemu dengan Kim Seokjin di depan, kan?"

Seketika tubuh Jisoo menegang.

Jadi tadi Kim Seokjin datang kesini untuk mengantar ibu pulang? Dia tidak menguntitku? Batin Jisoo. Ia pun merasa bersalah karena telah menuduh Seokjin yang telah menguntitnya. Padahal kenyataannya Seokjin telah menolong ibunya.

"Jadi apa kau bertemu dengannya tadi?" Tanya Eunji lagi.

Jisoo segera menggeleng. "Tidak, aku bertemu dengannya." Jisoo pun terpaksa berbohong.

"Sayang sekali, padahal kalian dulu sangat dekat," sesal Eunji. "Jika saja kalian tadi bertemu pasti Seokjin sangat senang bertemu lagi dengan tetangga lamanya."

Dia tidak akan senang, bu. Karena dia mengalami amnesia. Jadi dia tidak akan ingat sama sekali. Batin Jisoo lagi.

"Apa kata dokter tadi?" Jisoo mencoba mengalihkan topik pembicaraan ibunya. "Tidak ada yang serius, kan?"

"Kau jangan khawatir, ibu baik-baik saja. Setelah ibu meminum obat dan istirahat, pinggang ibu pasti sembuh."

"Syukurlah, sebaiknya besok ibu tidak perlu ke toko," Jisoo pun memberi saran kepada sang ibu. "Biar pegawai ibu saja yang menjaga toko. Ibu istirahat saja."

"Baik, putriku.."

"Apa kakak sudah tau?"

"Jangan beritahu kakakmu, dia pasti akan sangat cerewet kalau dia tau tentang kondisi ibu. Sama sepertimu."

Jisoo lantas memeluk sang ibu. "Bagaimana aku tidak cerewet padamu, ibu. Kau satu-satunya yang aku punya di dunia ini. Jika terjadi sesuatu pada ibu, pasti aku akan sangat sedih. Jadi tolong lain kali ibu harus hati-hati. Araseo?"

You're My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang