0.0. Buku Aneh

8.8K 432 26
                                    

Agam Jordan, pria sederhana yang hidup seadanya. Dia seperti tak ingin hidup tapi takut mati— aneh bukan? Ya gimana sih jelasin nya, dia selalu ogah menjalani kehidupan yang penuh abu-abu, dan berputar tetap tanpa ada perubahan. Tapi saat membayangkan kematian dirinya seperti apa, ia jadi takut. Hidup sendiri tanpa ada orang terdekat, terus yang ngurus dia mati siapa? Konyol sekali pikiran pria berusia 25 ini.

Soal percintaan? Jangan ditanyakan hal itu padanya, dia malas menjalani sebuah hubungan intim. Mungkin karena korban gosting, dia jadi trauma akan sebuah hubungan penuh romantis. Hidupnya cuman nonton anime, game sama baca komik. Jarang keluar, sekali keluar cuman kerja sama belanja bulanan; seperti hibernasi saja.

Kalau kalian pikir, pasti gak ada suka sama diakan? Beuh— gaada. Orang-orang mana ada yang kenal sama dia, rekan kantornya aja cuman sebatas formalitas. Kalau bagian diajak pesta aja ogahan dia. Tapi ada satu perempuan yang menyukai sikap aneh dirinya, dia teman rekan nya yang diam-diam suka. Tapi saat mengungkapkan perasaan, Agam dengan cuek menolaknya; sungguh sakitnya dirimu mbak.

Seperti sekarang, kantor tempat ia kerja sedang bersenang-senang karena berhasil mencapai puncak keberhasilan proyek. Agam yang berada di antara mereka cuman diam dengan wajah malasnya, ia ingin pergi dari sana dari pada diam tak berguna. Tapi sebelum pergi, bahunya di rangkul oleh seseorang.

"Hey bro, lo mau kemana? Pesta dulu napa sih? Kita mau makan-makan besar," kata pria berambut blonde yang mengajak Agam.

Agam menyingkirkan rangkulan itu dengan wajah jutek. "Gak." Lepas menjawab seperti itu, dia pergi begitu saja meninggalkan pria tadi yang terdiam bengong.

"Hah.. Seperti itu terus," gumam pria tadi sambil menghela nafasnya. Ia selalu bingung oleh teman rekannya yang tak memiliki tujuan hidup. Setiap di ajak pesta atau liburan pasti menolak dengan cuek, dia seperti menghindar dari zona pertemanan.

 Setiap di ajak pesta atau liburan pasti menolak dengan cuek, dia seperti menghindar dari zona pertemanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agam dengan wajah merengut berjalan malas di setiap trotoar. Ia menatap langit sore yang akan menuju senja. Jarak antara rumah dan tempat kerjanya tak jauh, cuman menghabiskan waktu 10 menit sudah sampai. Tapi sebelum menuju tempat rumahnya, ia harus melewati beberapa toko yang ramai pengunjung, serta pejalan kaki yang ia lewati.

Disaat ia akan melewati rumah kosong, tiba-tiba kepalanya tertimpa sebuah benda keras. Agam mengaduh sakit dan mengusap kepalanya. Mata tajam miliknya melirik sebuah buku dibawah kakinya, ia dengan bingung segera mengambil buku itu. Membuka acak buku itu yang merupakan komik, karena tak ada orang disekitarnya untuk menanyakan pemilik buku ini, ia ambil saja deh.

Agam telah sampai di sebuah rumah berukuran tak kecil ataupun besar. Ia melepaskan sepatunya di ganti sendal rumah, melepaskan jas hitamnya dan melonggarkan dasi senada. Agam menyalakan sebuah tombol yang membuat rumah tadi gelap sekejap jadi bercahaya.

Karena tenggorakan ia terasa kering, Agam berjalan menuju dapur yang bersatu dengan ruang tengah. Membuka kulkas dan mengambil air mineral dingin. Agam kembali melirik buku komik yang berada di meja makan sambil meminum, ia kebingungan saat sampul komik itu cuman nama saja tanpa gambaran tertentu. Karena biasanya, setiap komik pasti ada gambaran karakter utama mampun karakter lainnya, tapi ini cuman sampul biru laut dan aksara sambung.

𝑩𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒂 𝒄𝒐𝒎𝒊𝒄 𝒇𝒊𝒈𝒖𝒓𝒆 𝒄𝒉𝒂𝒓𝒂𝒄𝒕𝒆𝒓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang