0.8. Kehidupan

2.7K 257 9
                                    

Rencana? Rencana apa yang harus Reiga susun? Dia tak paham mengenai rencana untuk apa dan gimana. Padahal dia hanya ingin mengubah serta memperbaiki tokoh antagonis, kenapa jadi seperti ini? Dia tak pandai seperti karakter transmigrasi lainnya. Dia bodoh dalam menyusun rencana. Ingat, dia malas berpikir keras.

Reiga tak boleh kalah akan gertakan Malla. Dia harus bangkit dan melawannya. Lalu, dari awal mana untuk memulai? Apakah mencari bukti? Saksi? Atau seperti cerita transmigrasi lainnya? War?

Sungguh, banyak sekali teka-teki dalam komik ini. Cerita yang tak sesuai alur. Reiga harus melakukan apa? Hidupnya aja tidak tau arah- maksudnya, dia tidak tau tujuan kenapa dilempar dalam komik. Apakah mengubah alur Lani? Sejauh ini, tidak ada ancaman atau hal bahaya disekitar Lani. Dan lagi, dia sudah berbaikan dengan Lani.

Karena tak ingin larut dalam pikiran tersebut, Reiga segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Bahkan, dikamar mandi dirinya terus memikirkan apa rencana untuk memutar balik keadaan. Apakah dia juga harus ada kunci untuk mengancam Malla kembali? Kenapa suasana jadi seperti ini? Padahal dia hanya ingin menikmati hidupnya.

Mandi sudah, tinggal memakai baju rumah. Tapi saat buka lemari, tidak ada yang baru menarik dan cocok untuknya. Baju Reiga asli terlalu berantakan, jadi dia akan mencoba untuk membeli baju besok. Sementara itu, dia hanya memakai kaos putih polos dan celana tidur abu-abu.

Waktu semakin malam, Reiga memilih untuk keluar untuk mengeksplorasi rumah besar ini. Walaupun sudah hampir satu minggu berada dalam dunia komik ini, dia tak pernah menjelajahi rumah sebesar ini. Ada peluang untuk mencari apa saja yang belum dirinya ketahui, dengan begitu dirinya juga bisa mencari sisi lain dari Malla.

Bagus! Pintar juga otak Patrick!

"Selamat petang tuan muda Reiga." Saat keluar kamar, dirinya sudah disapa oleh beberapa pembantu dan pengawal yang melewati kamar miliknya. Dia hanya bisa mengangguk dan kembali melangkah.

Saat menuju dapur untuk mengambil kotak susu miliknya, ia dikejutkan oleh Nicki yang kembali meminum susu kesukaan dirinya. "Nicki!!" Reiga segera menghampiri kulkas, ia merebut kesal susu miliknya yang akan diminum oleh Nicki; dasar kingkong.

Nicki menyengir tak bersalah. "Minta satu," katanya dengan nada memelas.

"Beli!" balas Reiga dengan pandangan tajam.

"Yaelah, minta satu pelitnya minta ampun," cibir Nicki.

Reiga semakin menatap penuh tajam, bahkan Nicki sampai bergidik ngeri. Pada akhirnya Nicki mengalah; sudah sewajarnya kakak sulung mengalah pada adik. Apalagi perawakan Reiga seperti kucing betina yang siap mencakar dirinya.

"Ada apa ini?" Tiba-tiba Nanda masuk dalam obrolan. Pria baya itu mengamati dua anaknya yang berada di dekat kulkas- dengan Reiga yang menatap tajam Nicki; pasti ada sesuatu lagi kalau bukan- Nicki meminum susu kesukaan Reiga.

"Dia-" Reiga mununjuk wajah Nicki dengan ekspresi cemberut. "Ngambil punya Rei," lanjutnya.

Nicki membela diri. "Cuman minta satu kok."

"Satu darimana? Ini udah yang kelima kalinya!" kata Reiga dengan kesal. Tidak sekali atau dua kali Nicki mengambil susu miliknya, dia selalu kesal jika melihat stok susu di kulkas mulai berkurang; emang dasar kingkong! Walau tidak tau kenapa bisa dipanggil begituan.

Nanda tidak tau harus seperti apa. Dua anaknya tidak pernah akur, ah tidak! Anak-anaknya tidak pernah akur, pasti ada saja yang dipermasalahkan. "Nicki, ngalah. Kamu anak paling tertua. Lagian beli gituan tidak membuat dirimu miskin," ucap Nanda. Kali ini dia membela anak kedua. Kasihan saja, akhir-akhir ini Reiga selalu diusilin oleh dua anaknya; Nicki dan Lani.

𝑩𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒂 𝒄𝒐𝒎𝒊𝒄 𝒇𝒊𝒈𝒖𝒓𝒆 𝒄𝒉𝒂𝒓𝒂𝒄𝒕𝒆𝒓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang