0.9. Obat dan ciuman

3.2K 262 13
                                    

Pernah terpikir sebuah reinkarnasi? Apakah kamu akan kembali hidup menjadi manusia, hewan atau tumbuhan? Tapi, apakah benar jika reinkarnasi itu nyata? Adakah yang menemukan logika seperti itu? Siapa? Tolong beritahu, katakan jika reinkarnasi itu nyata.

Reiga terus mencari tujuan dirinya yang sebenarnya, tapi tetap sama. Kosong, semuanya tidak ada petunjuk- apa yang harus dirinya lakukan di dunia komik ini? Siapa yang ia selamatkan dan siapa yang harus ia singkirkan? Tapi kalau dilihat sudah jelas bukan. Dimana protagonis bukanlah karakter sesungguhnya, malahan sebaliknya.

Alur mulai melenceng dari buku komik, dimana sikap-sikap para tokoh komik mulai berubah. Tapi ada beberapa adegan yang serupa dengan komik, namun karakternya berubah. Seperti adegan dimana empat harem memperebutkan Reiga waktu itu demi pulang bareng. Seharusnya itu adegan Malla, bukan dirinya.

Terus, adegan dimana Darren memaksa dirinya untuk pulang bersama. Sungguh, semuanya telah berubah total. Termasuk percakapan Reiga dan Malla waktu itu. Mengatakan jika Malla bukan seperti protagonis yang dalam komik tersebut.

Reiga juga pernah berpikir, apakah dia reinkarnasi? Tapi kenapa bisa? Dia kurang percaya akan hal tersebut, dunia tak akan ada manusia mati kembali hidup. Bukankah manusia kalau mati akan melanjutkan hidupnya dialam lain melalui rohnya? Kematian bukanlah akhir dari hidup, melainkan awal. Pasti kalian bingung? Sebenarnya, apa yang dimaksud reinkarnasi?

Reiga tidak tau, berikan sebuah petunjuk untuk mempermudah dirinya. Apa yang harus ia ubah? Takdir siapa? Takdir para tokoh komik, atau Lani? Tapi dirinya mengingat sesuatu perkataan buku komik itu. Takdir dirinya, apa maksudnya?

Saat ini jam berada di jadwal kosong karena para guru melakukan rapat, murid-murid tentu saja berkeliaran kesana kemari untuk bersenang diri. Termasuk Reiga yang menghabiskan waktu tersebut untuk berdiam diri di taman belakang sekolah- duduk berlesehan dibawah pohon mangga sambil menikmati angin sejuk.

Reiga menutupi setengah wajah saat cahaya matahari menyoror matanya. Dia melihat langit melalui celah jemari lentiknya; sungguh keindahan yang tak pernah dihindarkan, pemandangan langit biru selalu membuat ketenangan bagi perasaan seseorang. Termasuk dirinya, ia merasa terbebas dari beban dan pikiran selama ini setelah melihat langit biru.

Dugh!

Reiga mengalihkan pandangan saat mendengar suara yang seperti orang jatuh. Padahal suasana taman terlihat sepi, hanya dirinya. Kan menyeramkan jika tiba-tiba ada hantu atau orang lain yang menerobos masuk. Reiga harus waspada, takut jika orang itu akan berniat jahat padanya.

Saat matanya terus bergulir mencari asal suara itu, namun ekspresinya kembali datar setelah tau siapa pembuat suara itu. Jahnsen, lelaki itu meloncat dari tembok luar dengan penampilan berantakan. Apalagi mata Reiga terfokus pada luka lebam diwajah lelaki itu.

"Ratu?" Jahnsen terkejut mendapatkan lelaki manis yang sedang berjemur dibawah pohon mangga. Tapi ekspresi terkejut berubah menjadi ekspresi penuh cerah dengan senyum lebar lima jari.

Kembali lagi, Reiga menikmati pemandangan langit dan mengabaikan keberadaan lelaki itu. Dia hanya butuh ketenangan sehari saja, kenapa mereka tak pernah membiarkan dirinya untuk menikmati kesendirian? Selalu saja ada yang mengacaukan semua itu, entah itu detik, menit, jam, hari atau selamanya.

"Ratu~ auhh~" Jahnsen bertingkah manja, bahkan nada lelaki itu berubah seperti anak kecil. Dia mendekati Reiga yang hanya memandangi langit biru tanpa memperhatikan keberadaan dirinya.

"Terus? Masalah buat gue?" Sekali buka suara, bikin nyelekit perasaan orang lain.

"Ratu kagak sayang sama wajah tampan gue?" Jahnsen mendekati Reiga, membuat jarak mereka semakin mengikis.

𝑩𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒂 𝒄𝒐𝒎𝒊𝒄 𝒇𝒊𝒈𝒖𝒓𝒆 𝒄𝒉𝒂𝒓𝒂𝒄𝒕𝒆𝒓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang