"Reiga, bisakah kamu ambil buku paket di perpustakaan?" Bu Lili berucap sebelum memulai pembelajaran biologi.
"Saya? Sendiri?" tunjuk Reiga.
Bu Lili mengangguk. "Cuman lima buku, lagian ukurannya tidak terlalu berat. Kamu mampu untuk membawanya kesini."
Reiga membuang nafas kasar, ia berdiri dengan wajah ogahan. "Baik," putusnya sebelum keluar dari kelas.
Bu Lili mengamati Reiga yang menuruti perkataan dirinya begitu saja. "Tumben sekali dia nurut, biasanya selalu ogahan dia."
Sementara itu, Reiga berjalan menelusuri loby yang sudah sepi karena jam pelajaran. Ia sempat berhenti di sebuah mesin minuman- sekolah dalam komik memang lengkap semua, sesuai khayalan para pembaca. Tak ayal, hidup lebih enak dalam cerita ketimbang dunia nyata. Apalagi dunia yang penuh sihir. Beuh, kaya mendadak.
Telunjuk lentik Reiga menekan tombol yang menjatuhkan sekotak susu coklat, ia ambil susu coklat itu pada lubang berukuran kotak panjang. Reiga membuka bungkus plastik pada sedotan, lepas itu ia tusuk dan menyedot susu coklat itu- sangat nikmatnya.
Dalam perjalan, otak Reiga kembali bekerja untuk memikirkan sebuah cerita komik ini. "Sampai mana? Apakah sudah dipertengahan? Atau sudah lama? Terus bagaimana? Apa langkah selanjutnya untuk meneruskan perjalanan komik ini?" banyak sekali pertanyaan yang harus ia susun secara baik.
Dalam lamunan dirinya, ia tidak tau jika dari depan ada seorang pemuda yang berlari terburu-buru kearah dirinya. Entah salah siapa, satu kotak susu itu jatuh perlahan ke lantai putih itu; isinya mulai berceceran kemana-mana. Sedangkan dua orang yang bertabrakan itu sudah terjatuh di lantai dengan bokong yang sudah menghantam keras.
Duk!
"Zayn!" teman pemuda itu berlari mendekat. Ia meringis saat susu kotak itu sudah tergeletak mengenaskan di lantai- bukan kasihan dengan temannya.
Reiga masih mencerna, ia menatap sedih saat susu kotak kesayangan dirinya sudah hancur berantakan. Dirinya tak peduli akan kondisi bokong serta pemuda itu- "Susu gue~" Reiga hanya bisa menjerit sedih dalam hati.
"Aduh, pantat gue," gumam pemuda itu sambil mengusap bokongnya.
"Zayn, lo gak papa?" tanya temannya itu. "Lagian lu pecicilan banget! Napa kudu lari sih?! Padahal jarak ruang musik tak terlalu jauh!" cerocos dirinya kembali sambil menatap malas temannya itu.
Zayn mendengus pelan. "Bantuin gue bangun kek!"
Pemuda itu dengan ogah membantu Zayn berdiri. "Salah lo sendiri, banyak tingkah!"
"Diam lo!" cibir Zayn sebal.
Kedua pemuda yang memiliki tubuh tinggi itu segera melihat Reiga yang cuman diam duduk di lantai. "Ehm, anu- sorry karena dah nabrak lo," ucap Zayn merasa bersalah.
Reiga membuang nafas kasar. "Susu gue, lo jatuhin susu gue!" geramnya. Reiga bangun perlahan, ia menatap dua pemuda itu dengan mata tajamnya.
Zayn dan temannya itu bergidik ngeri saat mendapatkan tatapan setajam pisau itu. "Maafin tingkah ceroboh teman gue. Dia emang banyak tingkahnya," katanya.
"Gue gak peduli! Susu gue jatuh!" bentak dirinya. Jika sudah menyangkut minuman spesialnya, maka emosi Reiga akan meledak.
"Bob, gimana njir? Tatapannya ngeri," bisik Zayn pada temannya itu sambil menyiku lengan.
Bobby menyiku kembali. "Ya itu urusan lo bhabi! Tingkah ceroboh lo yang buat masalah sendiri!" balasnya dengan suara kecil.
Reiga mendengus saat dua pemuda itu malah saling berbisik. "Ck, udahlah! Gue kagak masalah." Reiga akan kembali melanjutkan perjalanan menuju perpustakaan. Tapi baru tiga langkah- pergelangan tangan kecilnya dipegang oleh seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑩𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒂 𝒄𝒐𝒎𝒊𝒄 𝒇𝒊𝒈𝒖𝒓𝒆 𝒄𝒉𝒂𝒓𝒂𝒄𝒕𝒆𝒓
Teen Fiction(𝟏𝟖+) 𝒔𝒕𝒐𝒓𝒚 𝒏𝒐𝒕𝒆𝒔 𝑩𝑿𝑩 | 𝑻𝒓𝒂𝒏𝒔𝒎𝒊𝒈𝒓𝒂𝒔𝒊 | 𝑴𝒂𝒕𝒖𝒓𝒆🔞 | 𝑹𝒐𝒎𝒂𝒏𝒕𝒊𝒄 | 𝑴-𝒑𝒓𝒆𝒈 Agam, dia hanya pria yang ogah hidup tapi takut mati. Diusia nya yang ke 25- dia hanya hidup seadanya saja, kerja, makan dan tidur. Ter...