0.5. Susu coklat

4.3K 434 14
                                    

Acara pagi hari di rumah kediaman Majendra sedang ramai- bukan ramai karena pembantu bolak-balik menyiapkan sarapan, atau acara mendadak lainnya. Tapi kehebohan hilangnya sebuah susu kotak dalam kulkas, Reiga memekik sedih saat susu kesukaan miliknya hilang entah kemana. Padahal semalam masih tersisa tiga, tapi pagi ini tak ada satupun.

"Cupcup~ udah kak. Nanti Lani beliin lagi deh." Lani memeluk Reiga sambil menepuk punggung kecil kakaknya. Sedaritadi Reiga tak berhenti nangis perihal susu kotak kesukaan miliknya hilang.

"Bi, tadi subuh tidak di cek ada enggaknya?" Yolina bertanya pada bi Asri selaku ketua pembantu di kediaman Majendra.

"Sudah nyonya, awalnya masih ada tiga. Tapi beberapa jam lalu hilang," jelas bi Asri. Wanita paruh baya itu juga kebingungan, kok bisa hilang gitu.

"Emang siapa yang minum? Bukankah tidak ada yang suka susu selain Rei?" Nanda ikut bertanya. Ia meringis pada anak keduanya yang menangis histeris karena susu kotak.

"Tidak tau tuan. Saya sudah cek-cek, takutnya tersimpan di tempat lain. Tapi semuanya benar-benar tidak ada," jelas bi Asri kembali.

"Ada apa ribut di pagi hari ini?" Nicki datang dengan seragam rapih. Bahkan pemuda itu dari turun tangga sibuk menyedot sesuatu.

Lani menoleh, seketika matanya membulat tak percaya. "Itu kan—"

"Susu Reiiii!!!" Sebelum melanjutkan perkataan, Reiga memotong dengan berteriak nyaring.

Yolina hanya bisa mendesah pasrah, sedangkan Nanda mengerutkan alisnya bingung.

"Napa lo nyuri susu kotak gue!" Reiga bangkit dari kursi meja makan. Ia membentak Nicki saat melihat susu kotak kesukaan miliknya diminum tenang oleh pemuda tinggi itu.

Nicki melirik susu kotak yang ia minum sedaritadi. "Oh, ini punya lo? Gue kira cuman pajangan doang di kulkas," ucapnya dengan cengiran penuh berdosa.

"Lo ambil semuanya?" tanya Reiga sambil menunjuk wajah Nicki.

Nicki dengan kaku mengangguk kepalanya. "Soalnya enak, gue baru tau susu akan seenak ini."

"Tuhkan! Emang nih anak dalang nya!! Hueeee~~ susu Reigaaaa!!" Reiga kembali menangis yang membuat seisi rumah besar itu panik. —bayi kesayangan Majendra sedang menangis karena susunya dihabisi oleh kakak tak berakhlaq.

"Aduh Nicki, kamu kalau ngambil sesuatu tuh bilang-bilang dulu. Jangan asal ngambil, kan liat akibatnya. Udah tau adik kamu sekarang maniak susu coklat, kenapa malah diambil?" Yolina mengomel anak sulungnya. Ia membantu Lani untuk menenangkan bayi kesayangan mereka.

Nicki menggaruk tengkuknya dengan perasaan bersalah. "Maaf, Nicki cuman penasaran aja seperti apa rasa susu. Kan selama ini Nicki selalu minum teh buat jaga pola tubuh," terangnya.

"Ya, kalo mau nyoba napa kagak beli? Sulit banget ngeluarin duit puluhan rebu! Bangkrut lo?" cerca Lani memandang tajam kakak sulungnya.

"Lani, kontrol perkataan kamu," tegur Nanda.

Lani mendelik tak peduli, ia kembali menenangkan kakak keduanya yang tiba-tiba tantrum. Sungguh, seminggu ini sikap kakaknya banyak berubah; tidak ada lagi anak berandalan dan si onar, malah si bayi kesayangan Majendra.

"Ehm, apakah Malla ketinggalan sesuatu?" Tiba-tiba sosok yang sangat tak diharapkan Lani muncul. Malla menatap bingung keluarga itu di ruang makan.

"Ini, kak Nicki minum susu kotak milik kak Rei," jelas Yolina.

Malla mengerutkan alisnya. "Kenapa? Tidak masalah bukan jika kak Nicki minum? Susu kotak bisa dibeli kembali, kenapa harus menangis?" Perkataan dirinya sontak menjadi amarah bagi Lani sebagai induk pertama bayi kesayangan.

𝑩𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒂 𝒄𝒐𝒎𝒊𝒄 𝒇𝒊𝒈𝒖𝒓𝒆 𝒄𝒉𝒂𝒓𝒂𝒄𝒕𝒆𝒓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang