Lani tersenyum cerah saat keluar dari mobil, ia begitu kesenangan hanya karena menghabiskan setengah waktu bersama kakak keduanya. Ini sebuah momen indah untuknya, walau menemani dirinya berbelanja tadi. Tapi Lani selalu mengharapkan kebersamaan kembali dengan Reiga, walau itu hanya angan-angan nya saja dulu.
"Lo terlalu cerah," kata Reiga setelah keluar dari mobil sesudah Lani.
Lani tersenyum malu, dia menautkan kedua tangannya kebawah. "Lani seneng bisa jalan-jalan sama kakak. Udah lama banget gak ngabisin waktu berdua seperti ini," katanya.
Reiga terdiam, ia kembali teringat pada alur komik itu. Di ceritakan, Lani memang tak pernah mendapatkan momen kebersamaan kembali setelah keluarganya mengadopsi Malla- karena keirian dirinya, Lani malah membuat keluarganya semakin menjauh darinya. Momen bahkan kenangan indah berubah menjadi buruk, Lani akhirnya memilih pergi daripada mengingat semua kenangan buruk itu.
Reiga mengulurkan tangannya, ia mempuk-puk pucuk kepala Lani dengan ekspresi biasa saja. Reiga sulit mengekspresikan dirinya seperti apa, jadi jangan salahpaham jika sikap bodo amat nan cueknya beranggapan tak peduli. Nyatanya, jiwa Agam lebih peduli dan baik, tapi dia tak tau harus berekspresi seperti apa.
Lani terdiam membeku, ia menatap lekat sosok kakaknya itu. "Kak, bisakah malam ini kita tidur berdua? Lani rindu dipeluk kakak, Lani rindu kecupan hangat di kening ini-" Lani menunjukkan keningnya dengan pandangan sedu. "Lani rindu momen dulu."
Reiga ikut terdiam, tapi tak lama ia mengangguk. "Baik, malam ini kita tidur bersama."
Lani kembali mengembangkan senyuman manisnya, ia segera menarik tanga Reiga untuk masuk ke rumah. Fasilitas rumah Majendra terbilang besar dan mewah, bahkan dari kilometer perjalanan tadi bisa melihat secara jelas. Dari perumahan elite ini, hanya rumah Majendra yang terbilang mencolok ketimbang lainnya.
"Lani pu—"
Plakk!!
Belum selesai bersalaman sebagai ucapan pulang, tiba-tiba tamparan panas mengenai pipi putih Lani hingga meninggalkan merah samar. Seorang pria baya 30-an baru saja melemparkan tamparan pada anak sendiri, dia memasang wajah bengis tanpa merasa iba pada tatapan putrinya sendiri.
"Kau apakan Malla hah?! Tak cukup kau menyiksanya hah!" berang pria itu.
Lani terdiam, ia memegang pipi bekas tamparan tadi dengan pandangan sedih. "M-maksud Ayah apa?" ucapnya dengan suara gagu.
"Kau menyuruh Reiga untuk meninggalkan Malla di halte?! Padahal Nicki sudah menyuruh Malla untuk pulang bersama Reiga! Tapi kamu! Kamu menyuruhnya untuk dibiarkan begitu saja!" bentak pria itu, bahkan sampai menunjuk-nunjuk wajah Lani.
Reiga masih mencerna apa yang terjadi, ia melihat gadis yang menjadi permasalahan ini hanya menangis dipelukan seorang wanita. Dia samping kiri Malla ada Nicki yang memandangi mereka dengan datar. Reiga sekarang tau, alur komik ini memang tak sesuai dengan alur aslinya. Ia merasa, cerita ini sama dengan cerita transmigrasi lainnya- dimana pemeran protagonis lah yang merupakan antagonis sesungguhnya.
"Kau! Memang anak tak tau di untung! Bisa bi—" bentakan pria itu terhenti oleh ucapan dingin dari Reiga.
"Lani tak salah, apa yang dikatakan dia belum tentu benar. Saya yang menyuruh Lani untuk pulang bareng, karena saya tak yakin untuk pulang membawa motor disaat kondisi saya sendiri masih sakit atas benturan keras itu. Saya tak ingin mendapatkan resiko karena mengantar dia dalam kondisi seperti ini, jika sesuatu terjadi. Bukan dia atau hal lain yang disalahkan, tapi saya sendiri sebagai pembawa motor," jelas Reiga.
Ucapan Reiga membuat satu keluarga itu terkejut. Bahasa yang digunakan Reiga terbilang formal, tidak bahasa yang digunakan pemuda itu sehari-harinya. Reiga hanya menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi, ia merasa iba saat Lani dituduh tak benar. Dirinya bisa merasakan pada posisi Lani saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/371557241-288-k73853.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑩𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒂 𝒄𝒐𝒎𝒊𝒄 𝒇𝒊𝒈𝒖𝒓𝒆 𝒄𝒉𝒂𝒓𝒂𝒄𝒕𝒆𝒓
Teen Fiction(𝟏𝟖+) 𝒔𝒕𝒐𝒓𝒚 𝒏𝒐𝒕𝒆𝒔 𝟐 𝑩𝑿𝑩 | 𝑻𝒓𝒂𝒏𝒔𝒎𝒊𝒈𝒓𝒂𝒔𝒊 | 𝑴𝒂𝒕𝒖𝒓𝒆🔞 | 𝑹𝒐𝒎𝒂𝒏𝒕𝒊𝒄 | 𝑴-𝒑𝒓𝒆𝒈 Agam, dia hanya pria yang ogah hidup tapi takut mati. Diusia nya yang ke 25- dia hanya hidup seadanya saja, kerja, makan dan tidur...