19

1.2K 150 10
                                    


saran chapter ini bisa play music

(saran dari yann kayak lagu lagunya chase Atlantic, atau the neighbourhood, soalnya pas yann ngetik cerita ini lebih ke mutar lagu lagunya mereka)








enjoy!




flashback

Disebuah gedung tak layak untuk digunakan lagi disana malah terisikan oleh beberapa pria berbadan besar dengan berpakaian serba hitam, tubuh yang di penuhi luka dan tatto, menjaga seluru penjuru gedung dengan alat persenjataan.

Harsya dan Helena ada disana, terduduk meringkuk di tengah ruangan kosong dan gelap, berhadapan dengan pria bertubuh tambun yang tak terlihat wajahnya akibat kegelapan ruangan tersebut.

"jadi ini barang baru milik Mikael?" ucap pria tambun itu dengan nada sengak juga dengusan di akhir, membuat harsya yang tadinya menunduk memeluk Helena dengan erat, mendongak menatap pria yang berdiri menjulang dihadapannya.

"Harsya, benar?" ucapnya seolah olah bertanya pada harsya padahal hanya ingin meremehkan nya tentu saja, karena mulut Harsya yang tertutupi oleh kain yang mengikat ke belakang kepala.

"mmmnggh!" Harsya menyerukan suara yang tak dapat dimengerti karena mulut nya di tutupi oleh kain.

pria tambun itu tertawa kencang sambil memegang perut, "oh manisnya." ucapnya dengan seringai yang tak bisa dilihat oleh siapapun.

"apalagi jika kamu merengek dibawah saya" Lagi suara tawa itu menggelegar, membuat Helena yang tadinya tenang dipelukan kembali merengek karena terkejut dan kegelapan yang memenuhi pengelihatannya.

"DIAM!"

pria tambun itu mulai berjongkok mendekati Harsya, dari dekat mulai terlihat wajahnya dipandangan Harsya.

tangannya menyengkram dagu Harsya dengan kuat, mendongakkan wajah Harsya agar dapat melihatnya dengan jelas, tampak mata harsya membulat terkejut, bola matanya bergetar menatap pria yang mencengkram dagunya begitu kuat.

"mnggggg!! hmngggh!" entah apa yang harsya ucapkan dibalik kain yang mengikat mulutnya, tapi pria besar itu tertawa congkak saat melihat ekspresi terkejut Harsya.

"mengenaliku, anak manis?" ucapnya dengan senyum remeh, lalu melemparkan wajah Harsya ke samping dengan kuat.

"ahhh aku tidak sabar untuk menyicipimu, ah atau ku siksa lebih dulu? oh atau aku lakukan saja keduanya sekaligus?" lalu sekali lagi tawa menggelegar itu terdengar diruangan hampa gelap dan pengap ini.

Harsya yang mendengar ucapan pria tambun yang berada dihadapannya bergidik ngeri dan merasa merinding serta mual, dia tidak mau membayangkan ucapan ucapan pria dihadapannya ini.

"persiapkan dirimu sayang." ucapnya, sebelum meninggalkan harsya sempat dia usap pipi Harsya dengan sensual, membuat harsya sedikit bergerak menjauh.

lalu pria itu melangkahkan kaki pergi dari sana, ruangan itu kini hanya tersisa Harsya dan Helena yang terus menangis tanpa suara, seolah paham dia tak boleh membuat kekacauan disini. Tubuh kecil helena tersentak karena balita kecil itu terus menangis dalam pelukan Harsya.

Tubuh harsya entah kenapa kini gemetar, dia merasakan panik padahal sebelum sebelumnya saat banyak rentenir sekaligus preman preman yang menagih hutang hutang kedua orang tuanya, dia berdiri dengan tegar tak merasa takut, tapi saat ini Harsya sangat berharap bantuan cepat datang padanya.





little guard -MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang