12

2.1K 275 41
                                    


Mata harsya membelalak kaget, kenapa tiba tiba ada bos nya disini, padahal tadi minta waktu buat ngomong sama keluarga nya di ruangan. Lah ini tiba tiba udah nongol aja di sini.

"Maksud anda ini mau nampar karyawan saya apa ya? apa tidak bisa dibicarakan dengan baik baik dulu?" Suara Mikael terdengar datar dan dalam membuat Harsya yang ada disana ikut merasa takut.

Pria berbadan besar dan gempal itu melihat mikael dengan pandangan angkuh nan congkak, alisnya terangkat sebelah seolah meremehkan mikael.

"siapa lu berani ikut campur urusan gua sama tuh anak?" Ucapnya dengan nada angkuh.

Mikael melirik harsya yg berada tepat di sampingnya, "saya bos nya, jadi saya berhak ikut campur, karna ini masih dalam jam bekerja para karyawan saya. Jadi saya berhak mengawasi dan ikut campur persoalan apapun tentang karyawan saya." Ucap Mikael tak kalah angkuh, tatapan matanya menajam menatap pria dengan tubuh besar di hadapannya ini.

"Gua mau nagihin uang yang karyawan lu itu janjiin ke gua! janji tu orang udah lewat 2 bulan, jadi gua berhak buat tagih dong!" seru pria itu dengan mata melotot menatap harsya yang semakin merasa kecil diantara orang orang bertubuh besar ini.

Mikael menukikkan alisnya, lalu sekali lagi dia melirik kearah harsya yang menunduk kan kepala, terlihat sekali dia takut.

"berapa?"

Ucapan dari mikael membuat dua pandangan berbeda dari dua orang disana. Harsya tentu saja langsung menoleh ke arah bos-nya dengan pandangan tak setuju, sedangkan pria berbadan besar nan gempal di hadapan nya memasang wajah sumringah bukan main.

Tangan kecil harsya langsung meraih jas yang dikenakan oleh mikael, "b-bos, gausah aja. Saya masih ada kok uang simpanan buat lunasin hutangnya gapapa kok bos." bisiknya sambil menggelengkan kepala tanda tak setuju, Matanya juga membulat memohon.

"850 juta aja, ada ga? ada lah pasti, boong banget bos perusahaan kek lu gini ga punya uang sebanyak itu, ya gak?" Mendengar ucapan pria besar yang seolah merendahkan dirinya membuat mikael kesal bukan main.

Diambilnya satu kartu atm dari dalam dompet tebalnya, "disana ada lebih dari yang lu mau! ambil aja sisanya lalu jangan sampe lu keliatan didepan mata gua!" ucap Mikael dengan aura gelap yang mengelilingi nya.

pria berbadan besar tadi sontak menjadi mati kutu dan langsung berbalik tanpa kata.

Sedangkan harsya menatap tak percaya pada sang bos juga pada pria berbadan besar yang baru saja kabur membawa salah satu kartu milik sang bos.

Matanya menatap mikael seolah dia tak rela, dan tak ingin. bola mata jernih itu mulai berkaca kaca, bukan karna terharu karna hampir semua hutangnya sudah di lunasi oleh sang bos. Tapi, karna harsya bingung, apa yang harus harsya lakukan setelah ini.

"bos..." air matanya meleleh dan menetes kebawah, sedang yang di panggil hanya diam tanpa ekspresi, setelahnya langsung menarik harsya pergi dari sana tanpa sepatah kata.

.
.
.

Harsya beberapa kali meringis saat pegangan sang bos beberapa kali seolah memaksanya untuk berjalan lebih cepat, tapi hey tolong lihat kondisi harsya, tubuhnya lebih kecil dari sang bos, otomatis jarak langkah kakinya pun tak sama.

"b-bos.." sekalagi lagi Harsya panggil sang bos yang tampak kesetanan, menariknya sampai kedalam ruangan sang bos.

Cengkraman tangan yang begitu kasar dan kuat tadi mengendur dengan cepat. Mikael menoleh menatap harsya dengan pandangan tajam.

mulut harsya kelu, tak tau harus berkata apa, sedangkan Mikael di depannya terus menatapnya dengan pandangan tajam. Terus menatap Harsya semakin merasa kecil dan menunduk dalam, dia tiba tiba merasa takut sekarang.

little guard -MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang