•Cinta tanpa syarat•

319 4 3
                                    

WOI! : Semua yang ada disini hanyalah fiksi dan murni untuk hiburan semata.

Matahari perlahan mulai tenggelam di balik cakrawala, memberikan warna oranye keemasan di langit. Di sebuah taman kota yang sepi, dua anak muda duduk berdampingan di sebuah bangku kayu yang mulai pudar catnya. Mereka adalah Obito dan Kakashi, sepasang kekasih yang telah bersama selama dua tahun. Obito, dengan senyum hangatnya, menatap Kakashi yang tengah menikmati es krim stroberi, makanan favoritnya.

"Kakashi, bagaimana hari ini di akademi?" tanya Obito dengan suara lembut, mencoba mengalihkan perhatian Kakashi dari es krimnya.

Kakashi menoleh dengan mata berkilauan, masih dengan sisa-sisa es krim di bibirnya. "Tidak buruk. Tapi tadi ada badut di depan sekolah, aku sangat takut, Obito."

Obito tertawa kecil, sambil mengusap bibir Kakashi dengan lembut. "Kamu selalu takut dengan badut, ya? Jangan khawatir, aku akan selalu ada di sini untuk melindungimu."

Kakashi mengangguk, merasa nyaman dengan kehadiran Obito. Meskipun ia sering merasa takut dengan hal-hal kecil seperti badut, ia tahu bahwa Obito selalu ada di sisinya, memberikan dukungan dan perlindungan. Obito adalah seseorang yang selalu bisa diandalkan, dengan keberanian dan ketegasan yang membuat Kakashi merasa aman.

Setelah menikmati waktu di taman, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kota. Kakashi yang penakut selalu merasa aman saat berada di dekat Obito. Mereka mengobrol ringan, tertawa bersama, dan menikmati kebersamaan yang sederhana namun penuh makna.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan hubungan mereka semakin kuat. Obito selalu tahu bagaimana cara membuat Kakashi tersenyum, bahkan saat Kakashi merasa sedih atau tertekan. Obito memahami bahwa Kakashi adalah seseorang yang manja dan mudah menangis, namun ia mencintai setiap sisi dari kepribadian Kakashi.

Suatu hari, ketika mereka sedang duduk di kafe favorit mereka, sedari tadi Kakashi terlihat murung. Obito segera menyadari perubahan itu dan bertanya dengan lembut, "Ada apa, Kakashi?"

Kakashi menghela napas berat. "Di sekolah tadi, ada teman yang mengejekku karena aku mudah menangis. Mereka bilang aku lemah dan manja."

Obito merasa marah mendengar hal itu, namun ia mencoba untuk tetap tenang demi Kakashi. Ia menggenggam tangan Kakashi erat-erat. "Jangan dengarkan mereka, Kakashi. Kamu kuat dengan caramu sendiri. Menangis bukan berarti lemah. Itu hanya menunjukkan bahwa kamu punya hati yang lembut."

Kakashi menatap Obito dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih, Obito. Kamu selalu tahu bagaimana membuatku merasa lebih baik."

Obito tersenyum dan mengusap pipi Kakashi yang mulai basah. "Tentu saja. Aku akan selalu ada di sini untukmu, apa pun yang terjadi."

•••

Pagi harinya, saat Kakashi berjalan di lorong akademi. Ia mendapatkan tatapan tidak suka dari beberapa temannya yang lain. Namun, dengan berbekal nasehat Obito, dia hanya akan mengabaikan mereka.

Hari-hari berlalu, dan hubungan mereka semakin erat. Obito selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Kakashi, mulai dari kejutan kecil hingga hal-hal besar yang membuat Kakashi merasa dicintai dan dihargai. Namun, Obito tahu bahwa hubungan mereka tidak selalu mulus. Ada saat-saat di mana Kakashi merasa takut atau sedih, dan Obito harus berada di sana untuk menghibur dan menguatkannya.

Suatu malam, mereka duduk di atap rumah Kakashi, menikmati angin malam yang sejuk. Bintang-bintang berkelip di langit, memberikan pemandangan yang indah dan menenangkan. Kakashi bersandar di bahu Obito, merasa nyaman dan aman.

"Obito, apa kamu pernah merasa takut?" tanya Kakashi tiba-tiba, suaranya lembut dan penuh keraguan.

Obito tersenyum, menatap langit yang luas. "Tentu saja, Kakashi. Semua orang punya ketakutan. Tapi yang penting adalah bagaimana kita menghadapi ketakutan itu. Dan aku selalu berusaha untuk kuat, terutama saat berada di sisimu."

"Mm.. selama ini aku selalu bergantung padamu, semua hanya mengandalkan kamu.. dan sekarang aku berjanji untuk lebih kuat lagi!" Ucap Kakashi kemudian, sambil tersenyum tipis.

Obito merangkul Kakashi dengan erat, memberikan rasa aman dan hangat. "Kamu sudah cukup kuat, Kakashi. Kamu hanya perlu percaya pada dirimu sendiri."

Kebersamaan mereka terus berlanjut, penuh dengan momen-momen manis dan dukungan satu sama lain. Obito selalu ada untuk Kakashi, memastikan bahwa ia merasa dicintai dan dihargai. Kakashi, meskipun penakut dan manja, selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Obito.

Pada suatu hari yang cerah, Kakashi mendapatkan surat dari akademi yang memberitahukan bahwa ia akan diutus untuk misi penting. Kakashi merasa cemas dan takut, tetapi ia tahu bahwa ia harus melakukannya. Obito, seperti biasa, ada di sisinya untuk memberikan dukungan.

"Kakashi, kamu pasti bisa melakukannya. Aku percaya padamu," kata Obito dengan penuh keyakinan.

Kakashi menatap Obito dengan mata yang penuh ketidakpastian. "Tapi aku takut, Obito. Bagaimana jika aku gagal?"

Obito menggenggam tangan Kakashi dengan erat. "Kamu tidak akan gagal. Aku tahu kamu punya kemampuan yang luar biasa. Percayalah pada dirimu sendiri seperti aku percaya padamu."

"Kau yakin..?" Tanya Kakashi lagi, masih sedikit ragu. Matanya melihat surat yang didapatkannya dari akademi.

"Kau punya potensi, Kakashi" Balas Obito, sambil mengelus rambut Kakashi sayang. Senyum mendukung tidak luput dari bibirnya.

Dengan dorongan semangat dari Obito, Kakashi akhirnya merasa lebih percaya diri. Ia tahu bahwa apa pun yang terjadi, Obito akan selalu ada di sisinya. Dengan tekad yang kuat, Kakashi berangkat untuk menjalankan misinya.

Misi itu tidaklah mudah, namun Kakashi berhasil menyelesaikannya dengan baik. Ketika ia kembali, Obito sudah menunggunya dengan senyuman lebar. Mereka berpelukan erat, merayakan keberhasilan Kakashi.

"Aku tahu kamu bisa melakukannya," kata Obito dengan bangga.

Kakashi tersenyum, merasa bangga dan lega. "Terima kasih, Obito. Kamu adalah alasan aku bisa menjadi kuat."

Mereka melanjutkan hidup mereka dengan penuh kebahagiaan dan cinta. Meskipun ada tantangan dan rintangan, mereka selalu menghadapinya bersama-sama. Kakashi yang penakut dan manja selalu menemukan kekuatan dalam cinta Obito, sementara Obito selalu memberikan dukungan dan cinta tanpa syarat kepada Kakashi.

Di suatu hari yang cerah, mereka duduk di taman kota yang sama di mana mereka sering menghabiskan waktu bersama. Obito mengambil sesuatu dari sakunya dan tersenyum kepada Kakashi.

"Kakashi, aku punya sesuatu untukmu."

Kakashi menatap dengan penasaran saat Obito membuka kotak kecil yang ditunjukkan olehnya. "Obito, ini...?"

Obito mengangguk. "Ya, Kakashi. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Mau menikah denganku?"

Air mata bahagia mengalir di pipi Kakashi saat ia mengangguk. "Ya, Obito. Aku mau."

Obito menggenggam tangan Kakashi, lalu memasangkan cincin di jari manis di tangan kiri Kakashi. Obito lalu mendekatkan wajahnya, mencium punggung tangan lalu naik ke bibir Kakashi.

Mereka berpelukan erat, merasakan kebahagiaan yang meluap. Cinta mereka yang tulus dan mendalam akan selalu menjadi fondasi yang kuat bagi hubungan mereka. Mereka tahu bahwa selama mereka bersama, tidak ada hal yang tidak bisa mereka hadapi. Cinta mereka akan selalu menjadi kekuatan yang menguatkan mereka, apa pun yang terjadi.

Kisah cinta Obito dan Kakashi adalah bukti bahwa cinta sejati bisa mengatasi segala rintangan. Meskipun Kakashi penakut dan manja, ia menemukan kekuatan dalam cinta Obito. Dan Obito, dengan cinta dan dukungan yang tanpa syarat, selalu ada untuk Kakashi, memberikan kebahagiaan dan rasa aman.

Mereka hidup bahagia selamanya, saling mencintai dan mendukung, menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan dan cinta yang tulus.

The end.

Note: "Ingatlah bahwa hari ini hanyalah hari yang buruk dan bukan kehidupan yang buruk."

Always together - Obikaka [One shot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang