"Gue pusing, mau nyanyi."
-ZetaPagi yang cerah, tetapi sayang sekali tidak seperti hati Zeta sekarang. Baru saja sampai di kelas sudah di panggil ke Ruang Guru.
Menyebalkan.
Zeta menghela nafas pasrah. Ia melangkah perlahan menyusuri lorong menuju ruang guru, menghampiri wali kelas nya.
"Ta, Ibu harap kamu serius di lomba kali ini. Paham? ini akan mewakili sekolah" ucap wali kelas kelas XI Mipa 2 dengan ekspresi pura-pura galak nya itu.
Zeta hanya mengangguk.
Dia kesal.
Ikut lomba lagi katanya? Ahh malas.
•••
Zeta Ginoza.
Murid yang selalu menjadi buah bibir di salah satu sekolah ternama yang ada di Bandung, Sma Karya Sejati. Siapa yang tidak tahu namanya? Zeta- yang kerap kali di juluki dengan 'cenayang tuli' Sma KS ini selalu menjadi salah satu topik pembicaraan para murid dikala ingin gibah.
Bell istirahat kedua sudah berbunyi 5 menit yang lalu, Zeta sedang berjalan tanpa tujuan menyusuri teras kelas dengan tampang malas nya.
"Eh lo pada tau ga? kata temen gue, kemaren ujian Matematika si Zeta 100 anjirr"
"gila, tu anak beneran cenayang jir?"
"heran jir, dia males aja pinter! lah guaa? makin goblok yang ada"
"psstt itu anak nya woi jangan keras keras"
Awalnya, Zeta dijuluki sebagai murid berprestasi biasa, sama seperti murid pintar lainnya. Tetapi karena nilai ulangan nya yang selalu sempurna diatas rata-rata, kadang murid di Sma KS mengira bahwa Zeta mempunyai orang dalam untuk membocorkan kunci jawaban soal.
Soalnya, mereka tidak pernah melihat Zeta belajar kecuali belajar di kelas bersama guru yang mengajar.
Dan dia selalu membawa buku novel nya kemana-mana.
Tapi, Sma KS adalah sekolah yang sangat adil, jadi perkara mendapatkan bocoran kunci jawaban itu tidak mungkin terjadi- kecuali tawuran.
Zeta juga tidak terlihat mempunyai teman dekat dan dia sering terlihat tiba-tiba tertawa sendiri oleh murid Sma KS. Oleh sebab itu, murid-murid beranggapan Zeta itu selalu mendapatkan nilai sempurna karena berkat dibantu oleh teman-teman nya di alam ghaib.
Entah bagaimana awal mereka menciptakan rumor, tetapi rumor tersebut dalam sekejap menjadi booming bahkan sampai cepat ke telinga para guru.
Zeta tersinggung? Big no, dia bahkan tidak peduli sama sekali.
Sudah biasa.
Toh, meskipun dia mengelak dan mengklarifikasi, tidak ada yang akan percaya kan?
Hanya satu sekarang yang ada di dalam otaknya.
'dimana ia akan bernyanyi? dia pusing.'
Sial, gue ingin cepat pulang!
Batin zeta berteriak.
Zeta, gadis itu apabila sedang sedih, senang, bete, galau maupun kesal. Ia lampiaskan dengan bernyanyi lagu. Entah lagu apa pun itu, ia tidak peduli yang penting dia bernyanyi.
Zeta tanpa sadar telah melangkah ke parkiran, tepat berada di depan gerbang utama Sma KS, dia melihat sang satpam sedang tertidur pulas di pos. Benar, matahari saat ini sedang panas-panas nya, di siang bolong begini cocok untuk tidur siang.
"gue bolos aja kali ya? bodo ah, maaf ya mah sekali lagi." lirih Zeta
Zeta melirik sang satpam lagi untuk memastikan dia tertidur, lalu dengan santai dia menaiki gerbang utama, alias memanjat.
Mungkin karena terbiasa bolos, dia dengan mudah menaiki gerbang dan tanpa sadar diliat oleh murid murid yang lewat.
ah, mereka juga sudah terbiasa dengan pemandangan ini, jadi sudah tidak ada yang mau menegurnya lagi. Mereka kapok.
Pernah, Zeta di tanyai oleh salah satu siswa teladan dengan pertanyaan "lo mau kemana ta?"
dan dengan santai nya Zeta mengabaikan pertanyaan itu, ia menaiki gerbang di hadapan siswa tersebut.
"Jajan" Zeta menjawab setelah berada di luar gerbang, dan langsung nyelonong pergi. Meninggalkan siswa itu dengan tampang cengo nya.
Awalnya, siswa tersebut beranggapan Zeta akan ijin ke satpam untuk pulang kerumah mengambil buku yang ketinggalan. Dikarena kan yang ia tahu Zeta adalah murid berprestasi dan sering di bicarakan oleh guru karena otaknya yang pintar.
Dan lagi, mana ada murid yang bolos tapi lewat gerbang depan kan?
Aneh.
▪︎▪︎▪︎
"Aku ingin terbang tinggi seperti elang~"
Zeta bernyanyi lirih dengan suara khas nya yang serak. Saat ini ia sedang menuju tempat dimana ia sering membolos- warung mih inah.
"Melewati siang-malam.."
"Menembus- ASU!"
Zeta terperanjat kaget tatkala rasa dingin menyentuh pundaknya. Dengan reflek sigap ia menepisnya kasar.
"woah! suaramu bagus yaa, ahaha santai dongg" siswa itu nyengir dengan menunjukan deretan giginya yang rapi.
nyanyian Zeta terpotong ulah siswa yang berseragam sama dengannya.
Zeta mendesis sinis lalu melirik nametag siswa tersebut. Dirga Brahma.
ah, Zeta tau dia.
Ketua basket yang selalu di agung-agung kan oleh para siswi Sma KS karena ketampanan dan tinggi badannya yang mencolok. Tentu saja dia juga terkenal karena sifatnya yang friendly.
Dan sialnya,
Dirga ini di rumorkan menyukainya, menyukai seorang Zeta Ginoza.
Eh? tunggu dulu.
Mengapa tangannya dingin sekali?
KAMU SEDANG MEMBACA
Locus ad anchoram 《 Ongoing 》
Teen FictionOrang bilang Zeta itu aneh, Ia selalu tampil berbeda dan tidak terlihat seperti murid remaja pada umumnya. ▪︎▪︎▪︎ "..." "Hanya mimpi kan? tapi mengapa aku menangis?" Oh God, ku pikir semua orang benar. Aku memang aneh.