"Tersenyumlah, dunia bahkan akan iri dengan parasmu yang sangat indah melebihi semesta ini, Ta."
-G▪︎▪︎▪︎
"He- hey! apa itu kamu?" Zeta tersadar akan semuanya, ia tanpa sadar tersenyum dan menatap lelaki di depannya dengan sorotan harapan yang sangat kentara, apakah lelaki di depannya sungguh orang yang selama ini menunggunya?
Alih-alih menjawab, lelaki itu tersenyum yang membuat matanya menyipit, matanya yang sayu menatap dalam netra Zeta yang penuh harapan. Dibawah naungan sinar bulan yang mulai meredup, lelaki itu mengelus puncak kepala Zeta dengan lembut, yang urung tak di tolak oleh Zeta.
"Tersenyumlah, dunia bahkan akan iri dengan parasmu yang sangat indah melebihi semesta ini, Ta." Khas Suara nya yang seperti bisikan itu mengalun merdu di telinga Zeta, membuat getaran aneh itu kembali muncul di hatinya.
Suaranya yang membuat Zeta tanpa sadar merintikan air mata.
Selama ini Zeta selalu di hantui dengan suara-suara berat nan rendah pada mimpinya, namun malam ini akhirnya ia menemukannya.
Ia melihat wujud lelaki yang selama ini Zeta selalu bayangkan, yang selalu menangisi dirinya, dan berjanji akan selalu menunggunya.
"Hiks! kamu.. mengapa baru datang sekarang?" Zeta meraung, ia meraih dada bidang lelaki itu dan menyembunyikan kepala dan suara tangisan nya yang pilu agar terendam oleh bajunya.
Zeta memeluknya.
"Hah?"
"mimpi?"
Zeta terbangun di dalam kamarnya oleh kicauan burung-burung yang senantiasa saling bersahut di pagi hari.
Semalam itu apa?
Mustahil ia bermimpi.
Rasanya nyata sekali saat Zeta memeluknya. Memeluk dada bidangnya.
Terlalu nyata jika di sebut mimpi.
Semakin Zeta memikirkannya, semakin ia yakin bahwa kejadian semalam itu nyata adanya.
Ah!
Zeta meraih ponselnya dan memastikan apakah pesan ancaman yang semalam di kirim oleh Rexty itu nyata?
Ada.
Ya, tentang semalam yang semuanya terjadi itu bukanlah mimpi.
Namun mengapa ia sampai tertidur dan berakhir di kamarnya? dan lagi jika ia benar tertidur, lantas mengapa lelaki itu tau rumahnya!
Tak bisa di biarkan.
Namun Zeta tersenyum sekarang, Ia senang sekali bahwa semalam bukanlah sebuah mimpi belaka.
Gila.
》《
"Ta!"
"ngelamun aje lu!"
Disa yang entah dari mana tiba-tiba muncul merangkul Zeta yang baru saja keluar dari kelasnya dan mengajaknya untuk ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Locus ad anchoram 《 Ongoing 》
Teen FictionOrang bilang Zeta itu aneh, Ia selalu tampil berbeda dan tidak terlihat seperti murid remaja pada umumnya. ▪︎▪︎▪︎ "..." "Hanya mimpi kan? tapi mengapa aku menangis?" Oh God, ku pikir semua orang benar. Aku memang aneh.