2. Bolos

14 2 0
                                    

"Maaf, bisa sopan? Kita ga kenal."
-Zeta Ginoza

"Mau bolos bareng, Ta?"
Dirga- dengan tampang urakan nya mengajak Zeta yang bengong, bergulat dengan isi pikirannya sendiri.

'gue halusinasi kali? masa iya sedingin itu. bodo amat deh.'

Zeta nyelonong pergi sendiri menuju warung, ia langsung duduk di kursi kosong dan mulai menenggelamkan kepala ke lipatan tangannya di atas meja.

ah, ngantuk.

Dirga hanya tersenyum, ia menggelengkan kepalanya pelan. Mengapa dimatanya zeta terlihat lucu sekali? menggemaskan.

"CIHUYYYYY APA NIH APAA SENYUM SENYUMM"

"WADUHHHH, GA BAHAYA TA??"

"BURUANN TEMBAK GA SIH??"

"udah woi, salting nanti dianya, ribet"

sorak ramai pun terdengar riuh di warung emih, sangat berisik.

Arga-- salah satu siswa yang sangat heboh disana, tertawa terbahak-bahak tatkala melihat wajah bos-nya yang memerah seperti tomat.

Ya, mereka anak geng motor berkedok circle pemain basket.

Nomads.

tentu saja, diketuai oleh Dirga, sang kapten.

Entah kebetulan atau apa, entah sial atau untung. Mengapa disaat Zeta bolos, harus ada mereka?

ah, lebih tepatnya sial sih.

Tidurku terganggu. Menyebalkan sekali.

boleh ku hajar?

▪︎▪︎▪︎

Sudah berapa lama zeta tertidur ia tidak tahu, entah mengapa di sekelilingnya semakin berisik.

ah, Jam berapa sekarang?

13.50

sial, udah sejam gue disini.

Zeta bangkit dari duduknya, ia mulai berjalan gontai menghampiri emih untuk memesan es teh.

Dirga yang melihat itu langsung menghampiri zeta, dengan senyumnya yang mekar seperti musim semi terlihat ingin memegang pundak nya lagi.

"Ta- eh"

Zeta menghindar saat Dirga nyaris menyentuh pundaknya lagi. Ia risih, sangat.

"Maaf, bisa sopan? kita ga kenal" Zeta menunduk sedikit untuk menghela nafas, kemudian ia melenggang pergi dengan es teh di tangan kanannya- oh dan juga kerupuk besar di tangan kirinya.

Senyuman Dirga memudar melihat Zeta yang kian menjauh dari pandangannya.

Ah, benar juga. Dirga bego, zeta bahkan tidak tau siapa dirinya kan?

"ppsstt gi, itu si bos di tolak mentah-mentah jir? moment langka" bisik Arga mencoba sepelan mungkin.

Tapi sayangnya, Suara Arga itu spek toa masjid, mau sepelan apapun itu, tidak akan berupa bisikan. Semua orang disana jelas mendengar bisikannya.

*bugg

"Suara lo kedengeran bangke!" Yogi tidak ragu menampol kepala Arga dengan tangannya.

Suasana kembali pecah dengan diiringi tawaan anggota Nomads untuk Arga.

Dirga menghela nafas pasrah. Ah, ia kecewa. Ia berbalik dan kembali ke tempat duduknya di sebelah Dani-- sang wakil dari geng motor Nomads yang sedang fokus memainkan game pada ponselnya.

"Dia yg di rumorkan itu Ga? cantik ya pantes aja lo klepek-klepek" celetuk Dani tanpa mengalihkan padandangannya yang menatap ponsel.

Tanpa sadar Dani, seseorang mengepalkan tangannya erat tatkala mendengar celetukannya.

"Cantik sih iya tapi sifatnya itu loh, senggol dikit bacok. Apa ga menyala terbakar yang deketin dia?" timpal Yogi sambil mengunyah keripik kentangnya.

"HAHHAA si boss aja di tolak mentah-mentah jirr heran gue, kok bisa"

Dirga melirik sinis Arga yang menertawakannya.

"Hehe, piece bos! tapi serius, tu anak ga tertarik sama cowo apa? modelan kayak si bos aja dicuekin jir! keknya kalau modelan gue yang deketin udah di tendang ke bulan kali ya sama dia"

Arga mengacungkan dua jarinya, nyengir melihat bos nya yang seperti ingin memangsanya.

"tapi, rumor itu bener ga sih?" lirihan Gina-- Pacar Dani yang dari awal hanya diam mengamati suasana itu terdengar jelas oleh anggota Nomads yang lain.

fyi, Gina cewe satu-satunya sekarang di warung setelah Zeta pergi.

"30% percaya sih gue. Lagian emang zaman sekarang ada hantu hantuan? mana ada kan bos?" Jelas Yogi, ia melirik Dirga yang dari tadi menunjukan muka badmood nya dengan asap rokok yang mengepul di mulutnya.

"ke kelas."
Dirga mengacuhkan segala pertanyaan dari teman-temannya, dengan seragam yang tidak rapi dan dikeluarkan serta tidak memakai dasi, Ia mematikan putung rokoknya dan berdiri dari duduknya meninggalkan warung emih.

Tentu saja, di ikuti semua anggota Nomads yang sekolah di Sma KS.

▪︎▪︎▪︎

*clekk

Pintu kelas XI MIPA 2 yang sedang belajar terbuka.

"Habis dari mana kamu, Zeta!"

Introgasi Bu kiki- salah satu guru killer di Sma KS, beliau mengajar pelajaran Bahasa indonesia.

Dengan kacamata bulat dan tubuh agak berisi bu kiki serta tangan kanannya yang memegang penggaris besi panjang, ia menatap sinis ke arah Zeta.

"Jajan" Zeta mengangkat tangan kanannya tanpa beban yang memegang es teh, menunjukannya kepada bu kiki.

Tolol.

Murid-murid xi Mipa 2 semuanya hening, badan mereka di banjiri oleh keringat dingin. APA-APAAN MUKA TAK BERDOSANYA ITU? teriak batin mereka ingin mencekik zeta sampai mampus.

Wajah bu kiki mulai memerah, terlihat menyeramkan. Ia berusaha menahan amarahnya, Ia memjamkan matanya sebentar dan menghela nafas panjang.

Bagaimana tidak kesal? pelajarannya sudah di mulai sejak 40 menit yang lalu dan beberapa menit lagi akan berakhir.

"Duduk zeta, ibu akan laporkan hal ini kepada Bk, biar mereka yang mengurus kamu."

Ucap bu kiki dengan senyumnya yang di paksakan. Zeta menurut, ia kembali duduk di tempatnya yang paling pojok di belakang.

Dan kembali memejamkan matanya.

ah, murid Xi Mipa 2 melupakannya. Mana mungkin anak emas Sma Ks ini di habisi di depan umum?

Rasanya Zeta itu benar-benar tak ada takutnya.

Gila.

Locus ad anchoram 《 Ongoing 》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang