4. Penipu

14 1 1
                                    

"Bagiku hujan itu menenangkan. Dengan alunan rintikannya yang berirama, mampu meluruhkan kesepian ku yang teramat kian dalam, seolah berkata bahwa aku tidak sendirian di dunia ini."
-ta

▪︎▪︎▪︎

Kantung matanya yang semakin terlihat, menunjukan betapa sulitnya ia untuk tidur.

Ah, Zeta lelah.

Ia pikir setelah kejadian awal mula ia memimpikan pria itu, dan di ikuti dengan keanehan tubuhnya, ia pikir hanya akan terjadi sekali seumur hidupnya.

Tidak, selama ini ia hanya menanamkan dalam pikirannya bahwa selama ini ia sedang berhalusinasi.

Setidaknya itu pikiran zeta, seminggu yang lalu.

Dimana awal semuanya terjadi.

Hari ini, tepat 1 minggu Zeta mengalaminya, dengan tubuh nya yang aneh. Ia juga terus di hantui oleh mimpi nya tentang sosok pria itu. Dengan suara nya yang pilu dan ketulusan cintanya untuk seorang gadis yang sudah tak bernyawa di sampingnya.

Ya, selama 1 minggu zeta merasakan nya, menjadi manusia sekarat- ah tidak, lebih tepatnya sudah tidak bernyawa.

Zeta mengalaminya.

Bahkan sampai saat ini dengan 7 kali berturut-turut memimpikan hal yang sama, ia tidak tahu seperti apa rupa wajah sang pria yang selalu menangisi jasad nya, di dalam mimpi.

Bukan ia tak mau untuk membuka mata, tetapi ia tak bisa. Zeta selalu mencoba membuka matanya, tetapi nihil.

Seolah-olah ia memang sudah tak bernyawa.

Ia hanya di hantui oleh suara sang pria, yang semakin hari kian jelas berdengung di kepalanya.

Sangat aneh.

dan itu yang membuatnya gila, seminggu ini.

Zeta mulai terbiasa dengan tubuhnya yang ringan, ia sudah mulai bisa mengendalikannya.

Awal nya zeta sempat ragu dan memang yakin bahwa ia berhalusinasi, jadi ia membuktikannya. Dengan melompat sekuat tenaga, di waktu zeta ingin bolos, di depan gerbang utama Sma KS.

Dan ternyata, pupus sudah keraguannya.

Ia shock. Bahkan sampai saat ini ia tidak ingin mencobanya kembali.

Ia melewati gerbang Sma KS dengan tingginya yang sekitar 2,5 meter itu hanya dengan melompat.

Ia seperti melompati rumput.

Sudahlah, lupakan. Sepertinya zeta memang sudah pasrah akan takdir kedepannya.

▪︎▪︎▪︎

Antrian panjang yang memenuhi kantin, sangat berdesakan untuk memesan pesanan terlebih dahulu.

Gerutuan malas memenuhi kantin karena suasana nya yang sangat panas.

Meja-meja sudah hampir terisi penuh, dengan banyaknya lautan manusia di Sma Ks ini.

Berisik.

Locus ad anchoram 《 Ongoing 》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang