"Apakah aku pantas mendapatkan kebahagiaan ini? lantas bagaimana denganmu, apakah kamu juga bahagia?tentu saja harus, separuh jiwaku.
-...◇◇
Terlihat sebuah mobil hitam di depan kawasan Sma Ks. Kaca mobil dari penyetir terbuka yang memperlihatkan seorang perempuan dengan rambutnya yang tergerai dan kacamata hitamnya yang terpasang di mata tajamnya.
Syela.
Ia bersama anggota DS yang berada di jok belakang menepati ucapannya yang semalam untuk menjemput anak-anak manisnya. Syela yang sengaja memakai mobil karena tak ingin membuat kegaduhan itu tetap saja kini tak urung membuat sebagian murid Sma Ks mengenalinya.
Hey, wajah sang angsa sudah banyak tercetak dalam beberapa poster.
Syela Kirana Gracia.
Anak bungsu salah satu pengusaha tersohor di kota ini- Mr.Gracia yang perusahaanya begitu terkenal akan kesuksesannya. Syela kabur dari rumahnya tanpa publik ketahui alasannya yang jelas dan mendirikan Geng yang dalam waktu kurun kurang dari 2 bulan sudah melejit terkenal akan keganasannya di dunia malam, Dreaming Swan yang berartikan Angsa pemimpi itu hanya beranggotakan 5 orang perempuan dengan masing-masing parasnya yang mencolok. Sudah menjadi rahasia umum meskipun Ds hanya beranggotakan 5, mereka mampu mengalahkan beberapa geng yang terdiri dari banyak nya anggota sangar lainnya. Dan kini, Ds kedatangan anggota baru. Ah tidak, keluarga baru. Zeta Ginoza.
Hanya beberapa menit semenjak terlihatnya Zeta bersama Disa, rumor bahwa Ds merekrut anggota baru kini sudah menyebar ke pelosok kota.
Raut wajah Syela yang semula menyambut hangat Disa dan Zeta kini berubah drastis sedetik kemudian disaat ia melihat tamu tak di undang- yang mengikuti anak-anak manisnya.
"Jadi Zeta sayang, kamu kenal dia?" Syela melepaskan kacamata hitamnya, dengan senyuman badmoodnya menunjuk Daniel yang tampak menyengir saat melihat tatapan Syela.
Dari awal Zeta sudah merasakan ini, bshwa Daniel mengikutinya.
"Ga."
Jawaban singkat dan jelas dari Zeta itu mampu membuat Daniel tersenyum pahit. Ah, rasanya mulutnya seperti akan mengeluarkan darah karena terlalu menusuk sekali kata-kata nya.
"Lupakan dia kak, ayo berangkat"
Tanpa melirik sedikitpun ke arah Daniel, Zeta dan Disa masuk ke dalam mobil Syela dan di sambut hangat oleh inti yang lainnya.
Syela menutup kaca dan mulai menjalankan mobilnya, menghilang dari area Sma Ks.
Senyuman Daniel luntur, diganti dengan seringai khas nya menatap ke arah mobil anggota Ds yang menghilang di depannya.
"Sulit juga ya."
▪︎▪︎▪︎
Dalam perjalanan menuju Markas, Zeta mendapatkan banyak pertanyaan dari anggota Ds lainnya.
Namun Zeta menikmatinya, ia menjawab semua pertanyaannya dengan sejujur mungkin.
"Ta, menurut lo kita datengin markas Hunter jangan? gue janji mau nge bom mereka." Ucap Rina dengan mulutnya yang terus mengunyah cemilan.
Zeta terkekeh geli, ngebom? santai sekali Kak Rina mengatakannya. Fyi, bom di dunia ini tidak ada, meskipun ada hal semacam itu sudah tak akan ada lagi yang berani menggunakannya.
"Yeu elu mah gaya-gayaan nge bom, bilang aja mau ngancurin markas mereka!" Sahut Thania menampol Rina gemas.
"Hehhehe"
KAMU SEDANG MEMBACA
Locus ad anchoram 《 Ongoing 》
Teen FictionOrang bilang Zeta itu aneh, Ia selalu tampil berbeda dan tidak terlihat seperti murid remaja pada umumnya. ▪︎▪︎▪︎ "..." "Hanya mimpi kan? tapi mengapa aku menangis?" Oh God, ku pikir semua orang benar. Aku memang aneh.