35. Akhirnya Ketahuan

418 54 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Sambil membawa dua kotak susu rasa stroberi, Gyani berjalan perlahan ke arah gazebo yang terletak di tengah-tengah taman Fakultas MIPA. Gazebo yang berjumlah sekitar tujuh buah ini tidaklah besar, yaa katakanlah cukup untuk satu kelompok belajar kecil.

Dari kejauhan, Gyani dapat melihat sosok itu sedang memainkan MacBook pro dengan raut ditekuk penuh keseriusan. Tanpa perlu disebut, Gyani sudah tahu apa yang orang itu kerjakan.

Semula ia berhenti di seberang, tidak jadi melangkah ke gazebo. Tapi ia kembali melihat kotak susu itu, lalu mencoba untuk berubah pikiran. Sayang, dia masih mematung di sana.

"Samperin nggak ya? Yaaa masa nggak sih?" acap Gyani bermonolog sendiri. "Ya elah nggak boleh gengsi!"

Setelah mengembuskan napas kuat-kuat dari mulut, Gyani pun berjalan ke sisi kanan gazebo lalu menyodorkan susu ke atas meja yang terletak di tengah-tengah. Seketika orang yang sedang duduk bersila itu pun mengangkat wajah menuju sang gadis.

"Gue ... boleh gabung nggak?" tanya Gyani dengan suara pelan dan sedikit ragu-ragu.

"Duduk aja sih, harus banget pake laporan? Ke satpam sana!" ucap lawan bicara Gyani yang tak lain adalah Nanda dengan senyum tipisnya.

Mendengar itu, Gyani langsung menarik kedua sudut bibir ke atas dan bergegas duduk di depan sahabatnya itu. Eh, emang mereka masih sahabatankah?

"Btw thanks ya," ujar Nanda sambil menggoyang-goyangkan kotak susu berwarna merah muda tersebut membuat Gyani mengangguk pelan.

Tidak ada omongan selama beberapa detik jujur saja membuat suasana benar-benar canggung. Apalagi Nanda masih sibuk dengan laporan kelompok Mikrobiologi. Kebetulan waktu itu Nanda menawarkan diri untuk mengumpulkan data-data dari anggota kelompok dan merapikannya.

"Gue dimarahin abis-abisan sama Kak Dito tadi pagi," acap Nanda tiba-tiba yang membuat Gyani mengerutkan kening.

"Kak Dito?"

"Itu lho Ketua Renang MIPA, anak Fisika."

"Oh tau tau tau," acap Gyani sambil mulai membuka sedotan dan menancapkan pada kotak susu, "dia kenapa?"

"Gue bilang kan kalo tahun depan gue mau ikut NFD lagi ngewakilin fakultas. Tapi tau nggak dia bilang apa?" Nanda membulatkan mata ke arah Gyani seolah meminta seluruh perhatian teman sejurusannya itu, "'Gue nggak mau ambil resiko lagi, Dek. Sorry ya, kayaknya tahun depan posisi lo bakalan digantiin sama angkatan bawah'. Sakit nggak sih?!"

"Lahhhh kok?"

Nanda dengan sangat ekspresif berujar, "Iya kan? Yaelah gue kan cuma kelelep sekali waktu itu—"

TAK...

Gyani mengambil kotak pensil berbentuk sapi berwarna hitam putih milik Nanda dan memukul kepala si pemilik dengan sedikit tenaga hingga membuat Nanda meringis. Sesekali Nanda mengusap kepala yang kena tabok.

DIVISI [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang