[COMPLETED - NCT DREAM x æspa]
Bagi Gyani, menjadi seorang panitia di acara kampus adalah makanan sehari-harinya. Ia yang selalu tergabung sebagai panitia divisi konsumsi atau publikasi membuatnya semakin percaya diri untuk terlibat dalam NEO Field...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. .
Technical Meeting (techmeet) pun telah berhasil dibuka oleh Brian beberapa menit yang lalu. Saat ini, ia mempersilakan seorang panitia Divisi Pertandingan untuk menjelaskan peraturan cabang olahraga Sepak Bola pada sekitar 40 perwakilan fakultas dan 25 perwakilan tiap Divisi NFD lainnya.
Sama seperti peraturan pada umumnya di Sepak Bola: permainan dilakukan dengan sistem gugur, berdurasi 2 x 45 menit, dan lain sebagainya. Nampaknya seluruh peserta paham akan hal ini, sehingga tak ada satu pun yang mengeluarkan pertanyaan ketika Brian memberikan waktu untuk bertanya.
"Sekarang kami meminta para perwakilan fakultas untuk naik ke atas panggung dan mengambil nomor undian," ujar Darresh yang merupakan salah satu MC sambil membawakan sebuah kotak yang di bagian tengahnya sudah terdapat bolongan.
Pandangan Gyani terpaku pada Aries yang menapaki satu per satu anak tangga, menjadi perwakilan MIPA untuk mengambil undian. Perempuan itu duduk menyerong, nggak sadar kalau Marvin telah memperhatikannya yang duduk tepat di samping kiri Gyani.
Ah ya, panitia NFD diketahui duduk di sebelah kiri. Sedangkan perwakilan fakultas di sisi sebelah kanan ruangan. Keduanya dipisahkan oleh karpet merah kecil yang digunakan para perwakilan untuk berjalan ke atas panggung. Untuk para Kadiv, mereka mendapatkan tempat paling ujung di sisi kiri sesuai divisi masing-masing. Divisi Logstran sendiri berada dalam barisan ketiga dari depan dengan Marvin yang berada di sisi paling ujung kiri.
"Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Bye!" ujar Darresh lantang yang membuat mata Gyani terbelalak. Mulut gadis itu bahkan membentuk huruf O dan senyum merekah terlihat jelas di wajahnya.
Aries memutar tubuh menghadap Gyani dengan cengiran yang tidak kalah lebarnya. Laki-laki itu melambaikan kertas yang ia ambil dari dalam kotak, refleks membuat Gyani melambaikan tangan pada pemuda itu juga.
Perempuan tersebut tersentak dan senyumnya mendadak luntur tatkala sebuah tangan menghentikan aksinya melambai pada Aries.
Ah elah, ganggu aja....
Gyani menoleh pada sosok pemuda yang duduk dengan ekspresi datar, menurunkan tangan Gyani ke paha perempuan itu dengan perlahan.
"Gyani," tegur Marvin singkat, namun dengan suara yang dalam dan menyeramkan. Iya, memang tuh cowok suram bener hidupnya.
"Maaf, Kak," sesal gadis tersebut.
Jika dilihat dari sudut pandangan profesionalitas, Gyani seharusnya nggak seperti itu. Lebih baik memang merespons dengan tepuk tangan layaknya panitia lain. Soalnya posisi Gyani di sini bukanlah perwakilan fakultas, tetapi panitia NFD. Dan ia dituntut untuk tidak berpihak pada siapapun, termasuk pada fakultasnya sendiri.
Tapi, kan, Gyani cuma dadah-dadahan, bukan atur skor permainan. Huft....
Gyani kemudian mengamati jam tangan dan mengetahui jika 10 menit lagi sesi pertama akan berakhir, lalu dilanjutkan istirahat selama 5 menit. Sayangnya, Gyani sudah tidak dapat menunggu lagi hingga waktu istirahat. Sebab, keringat sebesar biji kedelai mulai terlihat di kening. Rasanya seperti ada sesuatu yang mengacak-ngacak perutnya tak karuan. Gyani seketika menunduk, lalu kedua tangan dingin itu meraih ujung bawah baju dan meremasnya kuat-kuat.