Bab 16 "Kok bisa?"

952 160 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Mel, apa kabar? Udah lama ya gak mampir kesini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Mel, apa kabar? Udah lama ya gak mampir kesini. Sibuk banget kayaknya pengantin baru."

Perempuan bernama Melisa yang saat ini duduk di depannya--karena suaminya sedang berada di lantai dua menemui Bara dan Sada--tersenyum malu.

"Apa sih, Ra? Gue kerja ya!" Jawab Melisa dengan wajah yang memerah, tahu kemana arah pembicaraan Araya.

Araya terkekeh geli, "Tapi Kak..."Araya mendekatkan wajahnya ke Melisa. "Gimana rasanya di kokop serbuk berlian?"

Araya kepo yang benar-benar kepo, dia memang mengagumi sosok Bara tapi ya sekedar kagum saja. Kagum karena laki-laki itu punya paket komplit yang di idam-idamkan hampir semua perempuan. Ganteng, baik dan tajir melintir. Tapi sayangnya tidak bisa memberikan efek kupu-kupu di perut Araya.

Melisa melotot sambil menggeplak lengan Araya, "Anak kecil gak boleh ngomongin hal itu, Ra."

Araya memutar bola matanya malas sambil menyilangkan tangannya di dada, "Kak asal lo tau aja, kecil-kecil gini gue udah bisa bikin anak kecil."

"Tapi di mata gue lo masih tetep anak SMA yang bau matahari, Ra. Yang pernah manjat pohon mangganya Pak RT tapi gak bisa turun sampe bikin heboh sekomplek, yang ijin bikin tugas sekolah di rumah temen tapi karena bo'ong jadi nyungsep di selokan dan pulang-pulang lo kayak orang abis mandi lumpur di tiktok."

Mendengar itu, Araya melotot sambil melirik sekitar. Takut banget Sada tiba-tiba nongol.

"Kak!" Seru Araya tidak terima, "Kenapa yang di inget yang jelek-jeleknya sih?" Gerutu Araya.

Melisa tertawa puas, "Lo udah punya pacar belum sih, dek?"

"Capek pacaran, Kak." Araya menopang dagunya dengan pikiran menerawang, "Apa mendingan gue langsung nikah aja ya?"

"Janganlah!" Melisa melotot penuh peringatan, "Nikah itu gak seindah di novel-novel yang sering lo baca. Pernah denger gak kalo nikah itu ibadah terlama? Karena lama dan sebaiknya kita nikah sekali seumur hidup, jadi cari calonnya juga harus bener-bener bikin lo yakin kayak 'oh, gue kayaknya bisa nih seumur hidup sama nih orang'. Banyak Ra, yang gak bener-bener mengenal pasangannya karena setelah menikah ada aja sifat pasangan kita yang baru kita tau. Syukur-syukur kalo itu mengarah ke hal positif ya, kalo negatif? Ya pasti tekanan batin."

Move fucking on!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang