"Jadi gue ada di antrian ke berapa?"
Araya yang baru saja menutup pintu kulkas terperanjat, dia menatap Sada horor lalu mengusap dadanya.
"Jawab, Araya."
Araya yang masih sibuk menenangkan detak jantungnya yang menggila, menatap Sada heran sekaligus kesal. "Apa sih?"
Sada menyilangkan tangannya di dada, dia sedikit membungkuk menyejajarkan wajahnya dan Araya membuat perempuan itu harus mundur hingga tubuhnya menempel ke pintu kulkas. Araya menatap Sada was-was.
"Ada berapa banyak bunga yang datang ke meja lo setiap pagi?" Sada menatap Araya tepat di manik matanya, wajah keduanya hanya berjarak beberapa senti meter. "Ada berapa banyak saingan gue, hah?"
Araya mengerjap bingung, sesaat kemudian dia menggigit bibirnya menahan senyum, mulai paham maksud dari pertanyaan Sada.
"Kenapa lo mau tau?" Tanya Araya mencoba berani, meski jantungnya berisik dan perutnya mulai tegang dan melilit.
Sada semakin menipiskan jarak di antara mereka, mendekatkan bibirnya ke telinya Araya lalu berbisik penuh penekanan disana. "Karena gue harus tau, berapa banyak monyet yang harus gue singkirin." Sada kembali membuat jarak dan menatap Araya, melihatnya dari jarak sedekat ini, membuat Sada bisa lebih leluasa memperhatikan sepasang mata coklat gelap itu, bulu matanya yang lentik, hidungnya yang kecil dan bibirnya yang--Sada menjatuhkan dahinya di pundak Araya, menarik lalu menghembuskan napasnya kasar. "I was going crazy, my head was noisy but I couldn't do anything."
Sada menarik napas panjang, sebelum benar-benar membuat jarak di antara mereka. Kini dia berdiri tegak dengan kedua tangannya yang berada di saku celana, sorot matanya terlihat frustasi dan Araya bisa melihat itu.
"Kenapa?" Araya menatap Sada ingin tahu, "Apa yang lagi lo pikirin?"
"Lo nggak akan mau tau."
"Gue nanya karena gue mau tau." Kekeh Araya keras kepala.
Sada menggeleng pelan sembari tersenyum tipis, "Lo akan nyesel karena mau tau."
"Tinggal jawab aja apa sus--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Move fucking on!
RomancePilih mana, mendingan putus baik-baik atau putus karena di selingkuhin? Kalo menurut Araya, "Mendingan putus karena di selingkuhin biar bisa gue anjing-anjingin untuk mempercepat proses move on gue." Bukan tanpa alasan Araya bilang begitu, masalahny...